PROKALTENG.CO – PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (UID Kalselteng) menandatangani Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) 1,73 MVA dengan PT Megah Mineral Alam Indonesia (PT MMAI).
Perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan dan pengolahan Pasir Silika di desa Biru Maju, Kecamatan Mentaya Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, ini menargetkan produksi hingga 1,5 juta ton per bulan.
Penandatanganan berlangsung pada Jum’at (25/10) di Tower Agung Sedayu Group, Jakarta, oleh Manager PLN Unit Pelaksanaan Pelayanan Pelanggan (UP3) Pangkalan Bun Presly Silaen, Direktur PT MMAI Harvey Tjokro, dan Branch Manager Bank BNI KC Sampit Arie A. Hasjim selaku Bank penampung biaya penyambungan (Connection Fee Keeper), disaksikan oleh Vice Chairman Agung Sedayu Group Richard Kusuma, General Manager PLN UID Kalselteng Ahmad Syauki, Senior Manager Niaga dan Manajemen Pelanggan Agus Tri Suardi, serta jajaran dari PLN UID Kalselteng.
Ahmad Syauki dalam sambutannya menyatakan bahwa penandatanganan ini merupakan bentuk komitmen PLN dalam mendukung program hilirisasi industri mineral sesuai dengan Keputusan Menteri ESDM Nomor 301.K/MB.01/MEM.B/2022 tentang Rencana Pengelolaan Mineral dan Batubara Nasional (RPMBN) Tahun 2022-2027.
“Energi adalah kunci pertumbuhan industri. Oleh karena itu, PLN berkomitmen untuk selalu siap mendukung program-program pemerintah seperti hilirisasi mineral ini melalui penyediaan energi listrik dan melakukan PJBTL ini. Tentunya, tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan ekonomi daerah maupun nasional,” kata Syauki.
Adanya penyambungan listrik ini diharapkan dapat membuat kegiatan operasional perusahaan berjalan lebih efisien dan produktif.
“Dengan menggunakan listrik dari PLN, biaya operasional PT MMAI akan lebih efisien karena tidak perlu mengeluarkan biaya operasional mesin sendiri, sehingga bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi. Di sisi lain, dengan beroperasinya perusahaan ini di Kalteng, tentunya juga akan memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui melalui kegiatan operasional yang dilakukan oleh pelaku industri,” paparnya.
Syauki juga menjabarkan bahwa kemampuan daya pasok terkini sistem kelistrikan Kalseltengtimra masih memiliki cadangan sebesar 251 Mega Watt (MW). Ini tentu sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan industri-industri di Kalimantan.
Tidak hanya itu, PLN juga selalu melakukan penambahan pembangkit baru setiap tahunnya dengan memanfaatkan sumber energi yang ramah lingkungan seperti tenaga surya, angin, dan air.
“PLN berkomitmen untuk memimpin transisi energi dan ekonomi hijau, sehingga kami sangat proaktif untuk menggaet para pengusaha agar menggunakan listrik PLN yang lebih bersih karena bersumber dari pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT). Tak hanya membantu efisiensi pelaku industri, tetapi turut membantu memperbaiki lingkungan dengan menyediakan listrik yang ramah lingkungan,” pungkas Syauki.
Ia juga mengapresiasi hadirnya Bank BNI dengan peran menampung biaya penyambungan pelanggan, hingga selanjutnya diserahkan ke PLN jika seluruh pekerjaan telah siap dilakukan energize.
Harvey Tjokro, Direktur PT MMAI, mengapresiasi terlaksananya PJBTL dan menegaskan bahwa kehadiran listrik PLN akan memberikan keuntungan bagi operasional usaha mereka.
“Terima kasih kami ucapkan kepada PLN, listrik dari PLN ini tentu akan memberikan keuntungan tersendiri bagi operasional usaha kami, sebab banyak biaya operasi yang terpangkas,” tutup Harvey.
Dengan kolaborasi ini, diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas pengusaha industri, serta menarik minat investasi, khususnya di Kalimantan Tengah. (tim)