28.9 C
Jakarta
Tuesday, April 30, 2024

Jaga Kerukunan dan Kedamaian Antarumat Beragama di Bumi Tambun Bungai

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO– Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Daerah Pemilihan (Dapil) Kalimantan Tengah (Kalteng) H Agustiar Sabran S Kom terus mengingatkan kepada seluruh masyarakat untuk meningkatkan kerukunan antara umat beagama dan juga umat beragama di Bumi Tambun Bungai.

Ketua Umum Dewan Adat Dayak (DAD) Provinsi Kalteng tersebut menambahkan bahwa pentingnya menjaga kerukunan, toleransi, dan saling menghargai terutama selama bulan puasa ini. Maka masyarakat diajak selalu menjaga kerukunan dan kedamaian di bulan Ramadhan 1445 Hijrah ini.

“Mari kita tingkatkan ibadah dan amalan kita untuk seimbangkan antara dunia dengan akhirat. Semua pihak agar menjaga situasi kedamaian dan harmoni, sehingga tujuan untuk menjaga keteraturan dan ketertiban di masyarakat terlaksana dengan baik, ” harapnya.

Semua memiliki kewajiban memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat, pembinaan kerukunan antarsuku dan intrasuku, umat beragama, ras, dan golongan lainnya guna mewujudkan stabilitas keamanan lokal, regional, dan nasional. Maka itu terus saja mengajak semua menjaga kerukunan seperti yang sudah berjalan baik selama ini.

Baca Juga :  Konsumsi Makanan Hajatan, 125 Orang di Kapuas Keracunan Massal

Maka perlu untuk terus ditingkatkan secara terusmenerus dan dalam momentum apapun. Sebab kerukunan umat beragama adalah keadaan hubungan sesama umat beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian, saling menghormati, menghargai kesetaraan dalam pengamalan ajaran agamanya.

Dan kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Kerukunan umat beragama di Indonesia bukanlah hal baru. Sikap ramah tamah, gotong royong dan toleransi sudah menjadi karakter sejak zaman nenek moyang dahulu. Ini merupakan wujud nyata dari semangat kerukunan. Sepanjang perjalanan bangsa ini, telah melihat kerukunan yang terus tumbuh dan berkembang sehingga jangan sampai merusak nilai-nilai kerukunan.

Baca Juga :  Perkuat Sinergitas, Bahas Masalah Hukum

Semangat kerukunan semestinya perlu terus dibangun oleh semua pihak. Sebab, dalam bulan ibadah Ramadhan juga dituntut meningkatkan kesalehan ritual individual, namun juga kesalehan sosial.

“Maka, ini menjadi momentum penting bagi semua umat beragama untuk menunjukkan kekhusukan beribadah dengan tetap menjaga kerukunan dan persaudaraan sebagai warga bangsa,” tegasnya.

Agustiar menambahkan, saat ini masyarakat terus menunjukkan tingkat toleransinya yang tinggi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Atas hal itu menghimbau agar masyarakat dapat menjadikan puasa Ramadan sebagai wadah pemersatu umat.

“Seluruh pihak diharapkan dapat menjaga ketertiban dan keamanan.Puasa harus menjadi wadah pemersatu seluruh umat, di dalamnya ada banyak hal yang perlu diteladani, termasuk bagaimana menghargai antar dan intra umat.Jadi terus jaga kerukunan di Bumi Tambun Bungai Bumi Pancasila. Salah satunya juga melalui falsafah huma betang,” tandasnya. (hms/nue)

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO– Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Daerah Pemilihan (Dapil) Kalimantan Tengah (Kalteng) H Agustiar Sabran S Kom terus mengingatkan kepada seluruh masyarakat untuk meningkatkan kerukunan antara umat beagama dan juga umat beragama di Bumi Tambun Bungai.

Ketua Umum Dewan Adat Dayak (DAD) Provinsi Kalteng tersebut menambahkan bahwa pentingnya menjaga kerukunan, toleransi, dan saling menghargai terutama selama bulan puasa ini. Maka masyarakat diajak selalu menjaga kerukunan dan kedamaian di bulan Ramadhan 1445 Hijrah ini.

“Mari kita tingkatkan ibadah dan amalan kita untuk seimbangkan antara dunia dengan akhirat. Semua pihak agar menjaga situasi kedamaian dan harmoni, sehingga tujuan untuk menjaga keteraturan dan ketertiban di masyarakat terlaksana dengan baik, ” harapnya.

Semua memiliki kewajiban memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat, pembinaan kerukunan antarsuku dan intrasuku, umat beragama, ras, dan golongan lainnya guna mewujudkan stabilitas keamanan lokal, regional, dan nasional. Maka itu terus saja mengajak semua menjaga kerukunan seperti yang sudah berjalan baik selama ini.

Baca Juga :  Konsumsi Makanan Hajatan, 125 Orang di Kapuas Keracunan Massal

Maka perlu untuk terus ditingkatkan secara terusmenerus dan dalam momentum apapun. Sebab kerukunan umat beragama adalah keadaan hubungan sesama umat beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian, saling menghormati, menghargai kesetaraan dalam pengamalan ajaran agamanya.

Dan kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Kerukunan umat beragama di Indonesia bukanlah hal baru. Sikap ramah tamah, gotong royong dan toleransi sudah menjadi karakter sejak zaman nenek moyang dahulu. Ini merupakan wujud nyata dari semangat kerukunan. Sepanjang perjalanan bangsa ini, telah melihat kerukunan yang terus tumbuh dan berkembang sehingga jangan sampai merusak nilai-nilai kerukunan.

Baca Juga :  Perkuat Sinergitas, Bahas Masalah Hukum

Semangat kerukunan semestinya perlu terus dibangun oleh semua pihak. Sebab, dalam bulan ibadah Ramadhan juga dituntut meningkatkan kesalehan ritual individual, namun juga kesalehan sosial.

“Maka, ini menjadi momentum penting bagi semua umat beragama untuk menunjukkan kekhusukan beribadah dengan tetap menjaga kerukunan dan persaudaraan sebagai warga bangsa,” tegasnya.

Agustiar menambahkan, saat ini masyarakat terus menunjukkan tingkat toleransinya yang tinggi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Atas hal itu menghimbau agar masyarakat dapat menjadikan puasa Ramadan sebagai wadah pemersatu umat.

“Seluruh pihak diharapkan dapat menjaga ketertiban dan keamanan.Puasa harus menjadi wadah pemersatu seluruh umat, di dalamnya ada banyak hal yang perlu diteladani, termasuk bagaimana menghargai antar dan intra umat.Jadi terus jaga kerukunan di Bumi Tambun Bungai Bumi Pancasila. Salah satunya juga melalui falsafah huma betang,” tandasnya. (hms/nue)

Terpopuler

Artikel Terbaru