PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Dunia pendidikan Kalimantan mencatat sejarah baru. Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (UMPR) resmi melahirkan profesor termuda di Kalimantan setelah dosennya, Prof Dr Chandra Anugerah Putra MIKom, menerima Surat Keputusan (SK) dari Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi sebagai guru besar.
Rektor UMPR, Assoc Prof Dr H Muhamad Yusuf SSos MAP, menegaskan pencapaian ini menjadi kebanggaan sekaligus catatan emas perjalanan kampus.
“Alhamdulillah, capaian ini merupakan keberkahan bagi UMPR karena salah satu dosen menerima SK guru besar dari Kemendiktisaintek yaitu Prof Chandra Anugrah Putra,” ujarnya dilansir dari ANTARA.
Ia berharap keberhasilan tersebut dapat memotivasi dosen lain, khususnya yang sudah menjabat lektor kepala, untuk menyusul meraih gelar akademik tertinggi.
Sebelumnya, SK guru besar diserahkan langsung oleh Kepala Biro Organisasi dan Sumber Daya Manusia (SDM) Kemendiktisaintek, Dr Bimo Widyo Andoko SH MH, kepada Rektor UMPR.
Selanjutnya disampaikan kepada Prof Chandra seusai agenda pengembangan transformasi kelembagaan dan organisasi UMPR, yang turut disaksikan Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (L2Dikti) Wilayah XI, Dr Muhammad Akbar, di Aula Fakultas Kedokteran Gigi Kampus 2 UMPR, Jalan Anggrek Lingkar Luar Palangka Raya, Kamis (14/8).
Prof Dr Chandra Anugrah, yang kini menjabat Wakil Rektor I UMPR, lahir di Banjarmasin pada 22 Oktober 1987. Berdasarkan SK Mendiktisaintek, jabatan guru besar terhitung mulai 1 Juli 2025, sehingga pada usia 37 tahun 7 bulan, ia tercatat sebagai profesor termuda di Kalimantan.
Profesor yang juga pernah meraih penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai pemilik Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) terbanyak di Indonesia ini menempuh pendidikan S1 di STMIK Bandung Bali (2009), S2 Ilmu Komunikasi di Universitas Islam Kalimantan (2013), dan S3 Pendidikan Teknologi Informasi di Universitas Negeri Jakarta (2016).
Kepala Biro SDM Kemendiktisaintek, Dr Bimo Widyo Andoko, menyebut gelar guru besar merupakan prestasi puncak akademik yang sangat dinanti para dosen.
“Dengan diraihnya guru besar, sebuah perguruan tinggi memperoleh nilai tersendiri yang sangat menunjang kemajuan institusi,” ungkapnya.
Hal senada disampaikan Kepala L2Dikti Wilayah XI, Dr Muhammad Akbar, yang bangga UMPR menambah profesor baru. Ia menilai, capaian guru besar di usia muda memberi motivasi kuat bagi dosen lain. Menurutnya, proses meraih jabatan akademik tertinggi bukan hal mudah karena memerlukan pemenuhan unsur tri dharma perguruan tinggi serta persyaratan khusus.
Prof Chandra sendiri mengaku bersyukur atas anugerah ini. “Saya yakin semua dosen bisa mencapai jabatan fungsional guru besar, asal disiplin melaksanakan tri dharma perguruan tinggi—pengajaran, penelitian, dan pengabdian,” pungkasnya. (ant)