28.5 C
Jakarta
Tuesday, April 8, 2025

Terus Gelorakan Semangat Menjaga dan Melestarikan Kekayaan Budaya Dayak

PALANGKARAYA, PROKALTENG.CO– Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Tengah (Kalteng) H Agustiar Sabran. Menyerukan kepada masyarakat untuk menjaga kedamaian dan ketertiban di wilayah Bumi Tambun Bungai, julukan Kalteng.

Ia menekankan pentingnya peran masyarakat dalam menjaga stabilitas dan kerukunan. Selain itu, Agustiar juga mendorong masyarakat untuk terus melestarikan dan mengembangkan adat istiadat Dayak, sebagai bagian dari identitas budaya yang harus dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang.

“Upaya ini dianggap penting untuk mempertahankan kekayaan budaya lokal serta memperkuat persatuan dan kebersamaan di tengah masyarakat. Selaku ketua DAD, saya mengajak masyarakat untuk menjaga kedamaian di Kalteng serta menggelorakan adat istiadat Dayak,” ucapnya, beberapa waktu lalu.

Anggota DPR RI Komisi III itu mengajak masyarakat Kalteng untuk bersama-sama merawat dan melestarikan budaya Dayak. Ia menekankan pentingnya peran masyarakat dalam memelihara adat istiadat dan tradisi yang telah diwariskan leluhur.

Menurutnya, menjaga budaya bukan sekadar melestarikan kebiasaan dan upacara adat, tetapi juga menghidupkan kembali nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya, seperti gotong royong, toleransi, dan kebersamaan. Agustiar juga menyoroti ancaman modernisasi dan globalisasi yang dapat mengikis budaya lokal jika tidak diimbangi dengan upaya pelestarian.

Baca Juga :  Wakapolres : Personel Harus Bersikap Netral, Fokus Pengamanan

Oleh karena itu, generasi muda diharapkan lebih aktif mempelajari dan mengapresiasi warisan budaya, sehingga nilai-nilai tradisional dapat terus dihidupkan dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Ia menekankan bahwa upaya pelestarian budaya dapat memperkuat identitas dan jati diri masyarakat Dayak serta memperkaya keberagaman budaya Indonesia.

Di antaranya melalui kegiatan seni, festival budaya, dan pendidikan tentang adat istiadat.“Konkretnya, saya Agustiar Sabran berharap masyarakat Kalimantan Tengah dapat terus menggelorakan semangat menjaga dan melestarikan kekayaan budaya Dayak,” tuturnya.

Agustiar mengajak masyarakat untuk menjaga dan mengamalkan falsafah huma betang. Huma betang adalah konsep rumah panjang tradisional Dayak yang melambangkan kehidupan bersama dalam keragaman dan harmoni. Falsafah ini menekankan nilai-nilai kebersamaan, toleransi, gotong royong, dan persatuan di tengah perbedaan.

Baca Juga :  Pentingnya Kolaborasi Mendukung Kegiatan Positif untuk Masyarakat

Menurutnya, falsafah huma betang sangat relevan dalam kehidupan modern, terutama dalam membangun kerukunan antarwarga. Dengan mengamalkan prinsip-prinsip huma betang, masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang damai, saling menghargai, dan mendukung satu sama lain.

Agustiar juga mengingatkan bahwa tantangan globalisasi dan modernisasi dapat mengancam nilai-nilai tradisional jika tidak memiliki fondasi yang kokoh. Oleh karena itu, ia mengajak generasi muda untuk memahami dan mengaplikasikan falsafah huma betang dalam kehidupan.

Dengan cara ini, nilai-nilai luhur dalam kebudayaan Dayak dapat terus diwariskan dan dijaga kelestariannya. Dengan upaya menjaga falsafah huma betang ini, diharapkan dapat memperkuat identitas budaya Dayak serta memperkaya kehidupan sosial masyarakat Kalteng.

“Saja berharap melalui pendidikan, kegiatan budaya, dan contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat dapat terus menggelorakan semangat huma betang sebagai dasar dalam membangun kehidupan yang harmonis dan berkelanjutan,” tandasnya. (nue/ala/kpg)

PALANGKARAYA, PROKALTENG.CO– Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Tengah (Kalteng) H Agustiar Sabran. Menyerukan kepada masyarakat untuk menjaga kedamaian dan ketertiban di wilayah Bumi Tambun Bungai, julukan Kalteng.

Ia menekankan pentingnya peran masyarakat dalam menjaga stabilitas dan kerukunan. Selain itu, Agustiar juga mendorong masyarakat untuk terus melestarikan dan mengembangkan adat istiadat Dayak, sebagai bagian dari identitas budaya yang harus dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang.

“Upaya ini dianggap penting untuk mempertahankan kekayaan budaya lokal serta memperkuat persatuan dan kebersamaan di tengah masyarakat. Selaku ketua DAD, saya mengajak masyarakat untuk menjaga kedamaian di Kalteng serta menggelorakan adat istiadat Dayak,” ucapnya, beberapa waktu lalu.

Anggota DPR RI Komisi III itu mengajak masyarakat Kalteng untuk bersama-sama merawat dan melestarikan budaya Dayak. Ia menekankan pentingnya peran masyarakat dalam memelihara adat istiadat dan tradisi yang telah diwariskan leluhur.

Menurutnya, menjaga budaya bukan sekadar melestarikan kebiasaan dan upacara adat, tetapi juga menghidupkan kembali nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya, seperti gotong royong, toleransi, dan kebersamaan. Agustiar juga menyoroti ancaman modernisasi dan globalisasi yang dapat mengikis budaya lokal jika tidak diimbangi dengan upaya pelestarian.

Baca Juga :  Wakapolres : Personel Harus Bersikap Netral, Fokus Pengamanan

Oleh karena itu, generasi muda diharapkan lebih aktif mempelajari dan mengapresiasi warisan budaya, sehingga nilai-nilai tradisional dapat terus dihidupkan dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Ia menekankan bahwa upaya pelestarian budaya dapat memperkuat identitas dan jati diri masyarakat Dayak serta memperkaya keberagaman budaya Indonesia.

Di antaranya melalui kegiatan seni, festival budaya, dan pendidikan tentang adat istiadat.“Konkretnya, saya Agustiar Sabran berharap masyarakat Kalimantan Tengah dapat terus menggelorakan semangat menjaga dan melestarikan kekayaan budaya Dayak,” tuturnya.

Agustiar mengajak masyarakat untuk menjaga dan mengamalkan falsafah huma betang. Huma betang adalah konsep rumah panjang tradisional Dayak yang melambangkan kehidupan bersama dalam keragaman dan harmoni. Falsafah ini menekankan nilai-nilai kebersamaan, toleransi, gotong royong, dan persatuan di tengah perbedaan.

Baca Juga :  Pentingnya Kolaborasi Mendukung Kegiatan Positif untuk Masyarakat

Menurutnya, falsafah huma betang sangat relevan dalam kehidupan modern, terutama dalam membangun kerukunan antarwarga. Dengan mengamalkan prinsip-prinsip huma betang, masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang damai, saling menghargai, dan mendukung satu sama lain.

Agustiar juga mengingatkan bahwa tantangan globalisasi dan modernisasi dapat mengancam nilai-nilai tradisional jika tidak memiliki fondasi yang kokoh. Oleh karena itu, ia mengajak generasi muda untuk memahami dan mengaplikasikan falsafah huma betang dalam kehidupan.

Dengan cara ini, nilai-nilai luhur dalam kebudayaan Dayak dapat terus diwariskan dan dijaga kelestariannya. Dengan upaya menjaga falsafah huma betang ini, diharapkan dapat memperkuat identitas budaya Dayak serta memperkaya kehidupan sosial masyarakat Kalteng.

“Saja berharap melalui pendidikan, kegiatan budaya, dan contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat dapat terus menggelorakan semangat huma betang sebagai dasar dalam membangun kehidupan yang harmonis dan berkelanjutan,” tandasnya. (nue/ala/kpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru