KUALA KAPUAS, PROKALTENG.CO – Hari ke-9 banjir yang melanda Desa Tumbang Mangkutup, Kecamatan Mantangai, kondisi air mulai menunjukkan penurunan. Tinggi air telah surut sekitar 30 cm sejak hari sebelumnya.
“Hari ini Selasa 18 Maret 2025, air sudah mulai surut. Berdasarkan pantauan dan laporan tim kami di lapangan, ketinggian air berkurang 30 cm sejak kemarin,” ujar Kepala Desa Tumbang Mangkutup, Suriato (18/3/2025).
Dia menuturkan bahwa, kondisi banjir kali ini tercatat sebagai yang terbesar dalam sejarah desa tersebut. Dampaknya cukup luas dengan 8 titik jalan desa, 3 bangunan sekolah, 3 rumah ibadah, 2 kantor Pos Pol AIRUD, 13 kolam ikan, serta 98 rumah warga yang terdampak.
Secara keseluruhan, sebanyak 114 Kepala Keluarga (KK) atau 346 jiwa merasakan dampaknya, termasuk kantor Desa Tumbang Mangkutup yang juga terendam.
Sebagai langkah penanganan darurat, Pemerintah Desa (Pemdes) telah membentuk tim kecil untuk melakukan berbagai tindakan termasuk pemantauan debit air, pelaporan harian, serta memberikan imbauan kepada warga agar tetap waspada.
Selain itu koordinasi dengan tenaga kesehatan desa juga dilakukan guna memberikan layanan kesehatan dan membagikan obat-obatan bagi warga yang terdampak.
“Kami terus melakukan pemantauan dan memberikan imbauan kepada warga agar tetap siaga. Tim kesehatan desa juga sudah turun untuk melakukan pemeriksaan kesehatan serta menyalurkan obat-obatan sesuai hasil pemeriksaan,” jelasnya.
Meski bantuan dari pemerintah kabupaten telah dilepas oleh Bupati Kapuas, namun bantuan untuk Desa Tumbang Mangkutup ternyata masih belum tiba.
Suriato memahami bahwa proses penyaluran memerlukan waktu mengingat luasnya wilayah terdampak dan banyaknya desa yang mengalami bencana serupa.
“Sampai hari ini bantuan dari pemerintah belum sampai ke desa kami. Memang kemarin sudah dilakukan pelepasan bantuan oleh Bapak Bupati Kapuas, namun untuk Tumbang Mangkutup masih dalam proses distribusi. Kami memahami kondisi ini karena banjir juga melanda beberapa kecamatan dan desa lain,” tambahnya.
Sebagai langkah ke depan, Suriato berharap Pemerintah Kabupaten Kapuas dapat memprioritaskan pembangunan tempat pengungsian atau penampungan sementara di desa-desa yang menjadi langganan banjir.
“Kita sudah tahu bahwa banjir seperti ini merupakan kejadian berulang sejak puluhan tahun lalu. Sudah saatnya kita berpikir tidak hanya memberikan bantuan sembako tetapi juga membangun kawasan atau tempat yang aman dari banjir,” tegasnya.
Dengan penurunan debit air yang terjadi warga Desa Tumbang Mangkutup berharap kondisi segera kembali normal. Sementara Pemdes terus berupaya mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh banjir yang ada desa mereka. (*mta)