NANGA BULIK, PROKALTENG.CO – Inovasi tanpa batas kembali diperlihatkan oleh anak-anak Sekolah Dasar (SD) di perumahan BTN Samaliba, Kecamatan Bulik, Kabupaten Lamandau.
Minggu sore (7/9/2025), mereka berhasil menciptakan layangan dandang berukuran jumbo. Tak tanggung-tanggung, ukurannya sebanding dengan tinggi orang dewasa. Uniknya lagi, Â layangan tersebut menghasilkan suara saat mengudara. Aksi kreatif ini seketika mengundang decak kagum warga yang menyaksikan langsung hasil karya mereka.
Layangan atau layang-layang, merupakan permainan tradisional yang telah lama menjadi bagian dari budaya Indonesia. Dibuat dari kerangka bambu yang dilapisi bahan ringan seperti kertas atau plastik, layangan diterbangkan menggunakan angin dan dikendalikan dengan tali. Selain sebagai sarana hiburan, bermain layangan juga mendorong anak-anak untuk bergerak aktif dan bersosialisasi di alam terbuka.
Dino, salah seorang siswa SD yang menjadi creator dari layangan dandang ini, menjelaskan beberapa tahapan proses pembuatannya. Ia menjelaskan bahwa kerangka layangan dibuat dari bambu atau lidi. Kemudian dihias dengan kertas warna-warni bermotif seperti burung.
“Kerangkanya pakai bambu, dan tali untuk kerangka serta kertas warna hitam, hijau dan lem kertas,” ujarnya.
Sedangkan untuk menghasilkan suara yang unik, Dino menambahkan perangkat khusus di bagian bawah layangan atau memasang beberapa lembar plastik atau kertas yang akan bergetar saat terkena angin.
“Suaranya itu hanya menggunakan plastik panjang dan dikasih kertas biar ada bunyinya,” katanya.
Inisiatif ini, membuktikan bahwa dengan sentuhan kreativitas dan semangat kebersamaan, anak-anak mampu menciptakan karya yang menghibur sekaligus bermanfaat. Layangan dandang raksasa bersuara ini tidak hanya menjadi simbol kebanggaan bagi mereka, tetapi juga menjadi sumber inspirasi bagi anak-anak lainnya untuk terus berinovasi dan mengembangkan potensi diri.
Arif, sebagai orang tua yang menyaksikan langsung kreativitas itu, mengaku bangga terhadap kreativitas yang dilakukan anak-anak tersebut.
“Mantap, Mas! Mereka pandai sekali membuatnya. Daripada beli, mungkin itu mahal, sekitar 60 ribuan. Kalau layang-layang kecil, kemarin saya beli 15 ribuan,” ujarnya. (bib)