PROKALTENG.CO– Warga Kelurahan Palam, Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru dibuat resah aksi nekat puluhan pelajar di Jalan Trikora.
Belakangan ini, masyarakat sekitar sering menyaksikan rombongan pelajar tersebut nekat berdiri di tengah jalan raya untuk mencegat laju mobil yang melintas di Jalan Trikora. “Yang dicegat itu mobil jenis angkutan seperti truk, fuso, pikap, sampai truk gandeng pun berani mereka cegat,” ungkap Fatima, salah satu warga Kelurahan Palam, Minggu (17/09) siang.
Ketika si sopir menghentikan mobilnya, pelajar itu berbondong-bondong langsung menaiki bak, dan meminta diantarkan ke tempat tujuan. “Lokasi awal mencegatnya itu di Bundaran Palam. Mulai sana mereka minta diantarkan ke tempat wisata seperti Danau Galuh Cempaka dan Danau Seran,” ucap wanita 30 tahun ini.
Fatima mengaku kejadian itu hampir setiap akhir pekan terjadi. Padahal warga sekitar sampai pihak kepolisian sudah sering menegur. Mengingat aksi nekat mereka sangat berbahaya.
“Siapa yang tidak ngeri melihat anak-anak sengaja berdiri di tengah jalan mengadang truk yang melaju kencang. Takutnya mereka tertabrak, dan yang disalahkan nanti pasti pengemudi truk,” tukasnya.
“Kami tidak kenal, mungkin bukan pelajar di sekitaran sini. Tapi yang jelas kadang-kadang mereka ini datang masih pakai seragam sekolah,” ungkapnya.
Ketika ditelusuri, aksi nekat yang diceritakan Fatima itu ternyata dilakukan para pelajar dari Kota Banjarmasin. Hal itu diketahui ketika jajaran Kelurahan Palam melakukan patroli ke Bundaran Palam sampai ke kawasan wisata Danau Galuh Cempaka dan Danau Seran.
Lurah Palam, Zulhulaifah membeberkan pihaknya bersama Babinsa dan Bhabinkamtibmas di kelurahannya sudah sering mendapati langsung aksi tersebut. Bahkan hampir setiap akhir pekan pihaknya selalu mendapat laporan.
“Makanya ketika kami melihat, pasti langsung kami minta sopir untuk berhenti, dan menurunkan mereka (rombongan pelajar, red) itu untuk diberi nasihat dan bimbingan agar tidak lagi mengulanginya,” tekannya.
Namun, entah kenapa para bocah tersebut masih saja mengulangi perilaku yang sama. Biasanya, kata Zulhulaifah, rombongan ini kumpul di sekitaran RTH Bundaran Palam. Di sanalah mereka mulai mencegat dan menaiki mobil angkutan yang mengarah ke dua tempat wisata tadi.
Ketika ditanya asal sekolah, mereka masing-masing mengaku berasal dari SMP di Kota Banjarmasin. Zulhulaifah mengatakan seperti jadi sebuah kebanggaan, para pelajar itu mengibarkan bendera hitam, dan menyanyikan lagu yang tidak jelas. “Mereka ini berkelompok alias geng-gengan. Masing-masing geng punya bendera dan anggota. Malah juga ada anak perempuan di sana,” katanya.
“Saya sudah tidak habis pikir, kok bisa-bisanya mereka melakukan hal yang membahayakan diri seperti ini,” sambungnya.
Hal senada juga diungkapkan Babinsa Kelurahan Palam, Kopda Chandra Fitoyo. Anggota TNI AD yang bertugas mengamankan wilayah Kelurahan Palam ini mengatakan jumlah anggota masing-masing geng ini beragam. “Ada yang 15, 25, bahkan 35 orang. Asal sekolahnya juga beragam. Mulai dari Kelayan A, Kelayan B, Kuin, bahkan Alalak,” ungkap Chandra.
Semua bocah yang kepergok itu seperti sengaja tidak membawa kartu identitasnya. Selain pengakuan langsung, yang menguatkan bahwa itu bukan siswa dari sekolah Kota Banjarbaru, ketika Chandra memeriksa tubuh para bocah tersebut.
“Beberapa dari mereka memakai sabuk yang tulisannya SMP Negeri 9 Banjarmasin. Bahkan di antara mereka juga ada yang masih pakai seragam putih biru,” bebernya.
Penggeledahan itu dilakukan lantaran sikap dan penampilan para bocah tersebut tidak seperti menggambarkan seorang pelajar.
“Soalnya mereka ini tidak malu merokok. Bahkan ada yang pasang anting. Khawatirnya mereka juga bawa minuman keras. Tapi, pas kami cek Alhamdulillah nggak ada,” terangnya.
Terakhir aksi ini terpantau pada Sabtu (16/09) tadi. “Sekarang sudah tidak ada lagi. Tapi, karena sudah meresahkan, jadi kami bersama pihak kelurahan akan lebih intens lagi patroli,” tegasnya. (jpg/hnd)