PROKALTENG.CO-Haul ke-78 Habib Hamid bin Abbas Bahasyim atau lebih dikenal dengan Habib Basirih dibanjiri jemaah pada Sabtu (30/11) tadi. Mereka datang tidak hanya dari Banjarmasin saja, tapi dari berbagai daerah.
Kawasan Jalan Keramat, Kelurahan Basirih, Banjarmasin Barat menjadi lautan jemaah. Mereka berbondong-bondong hadir sejak pagi untuk mengikuti peringatan haul keturunan Nabi Muhammad SAW.
Transportasi darat hingga sungai menjadi andalan untuk mencapai lokasi haul. Meski jalur darat menuju lokasi sempat macet karena kawasan tersebut menjadi lalu lintas angkutan alat berat, tidak menyurutkan semangat jemaah. Transportasi sungai menjadi pilihan alternatif bagi sebagian jemaah. Pemandangan Sungai Martapura untuk penyeberangan menuju kubah menjadi daya tarik tersendiri.
Tradisi ini sekaligus memperlihatkan kearifan lokal masyarakat yang masih memanfaatkan potensi sungai sebagai jalur transportasi utama. Masyarakat berharap tradisi ini terus terjaga sebagai wujud kecintaan terhadap para ulama dan tokoh agama yang telah menjadi panutan.
Jemaah asal Bati-Bati, Yanto menceritakan perjuangannya bersama keluarga untuk menghadiri acara ini. Ini kali kedua baginya menghadiri haul Habib Basirih.
“Kami berangkat dari rumah Subuh, sampai di sini sudah dimulai tahlilan. Walaupun macet, tetap senang bisa hadir,” tuturnya.
Habib Fathurrahman sebagai keturunan dari Habib Basirih mengatakan haul dilaksanakan dengan lancar, tertib dan aman tanpa ada kendala apapun tahun ini. “Kondisi cuaca juga sangat mendukung,” bandingnya.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang turut membantu pelaksanaan haul tersebut. “Mudahan kita dapat bertemu kembali di acara haul yang akan datang,” pesan Habib Fathur. (jpg)
PROKALTENG.CO-Haul ke-78 Habib Hamid bin Abbas Bahasyim atau lebih dikenal dengan Habib Basirih dibanjiri jemaah pada Sabtu (30/11) tadi. Mereka datang tidak hanya dari Banjarmasin saja, tapi dari berbagai daerah.
Kawasan Jalan Keramat, Kelurahan Basirih, Banjarmasin Barat menjadi lautan jemaah. Mereka berbondong-bondong hadir sejak pagi untuk mengikuti peringatan haul keturunan Nabi Muhammad SAW.
Transportasi darat hingga sungai menjadi andalan untuk mencapai lokasi haul. Meski jalur darat menuju lokasi sempat macet karena kawasan tersebut menjadi lalu lintas angkutan alat berat, tidak menyurutkan semangat jemaah. Transportasi sungai menjadi pilihan alternatif bagi sebagian jemaah. Pemandangan Sungai Martapura untuk penyeberangan menuju kubah menjadi daya tarik tersendiri.
Tradisi ini sekaligus memperlihatkan kearifan lokal masyarakat yang masih memanfaatkan potensi sungai sebagai jalur transportasi utama. Masyarakat berharap tradisi ini terus terjaga sebagai wujud kecintaan terhadap para ulama dan tokoh agama yang telah menjadi panutan.
Jemaah asal Bati-Bati, Yanto menceritakan perjuangannya bersama keluarga untuk menghadiri acara ini. Ini kali kedua baginya menghadiri haul Habib Basirih.
“Kami berangkat dari rumah Subuh, sampai di sini sudah dimulai tahlilan. Walaupun macet, tetap senang bisa hadir,” tuturnya.
Habib Fathurrahman sebagai keturunan dari Habib Basirih mengatakan haul dilaksanakan dengan lancar, tertib dan aman tanpa ada kendala apapun tahun ini. “Kondisi cuaca juga sangat mendukung,” bandingnya.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang turut membantu pelaksanaan haul tersebut. “Mudahan kita dapat bertemu kembali di acara haul yang akan datang,” pesan Habib Fathur. (jpg)
