28.6 C
Jakarta
Friday, April 26, 2024

Ditelpon dengan Kabar Palsu, Wali Murid Setor Rp 84 Juta

PROKALTENG.CO – Modus penipuan dengan mengatasnamakan sekolah terjadi lagi di Surabaya. Modus operandinya, penelepon mengabarkan bahwa siswa salah satu sekolah mengalami kecelakaan, lalu siswa yang sedang dalam perawatannya itu membutuhkan biaya banyak dikutip dari jawapos.com.

Penipuan tersebut menimpa beberapa orang tua murid di SMP Negeri 6 Surabaya. Jumlahnya 5–6 wali murid. Satu di antaranya teperdaya ancaman penipu hingga mentransfer sejumlah uang sebanyak tiga kali dengan total kerugian Rp 84 juta.

Meski begitu, upaya penipu tak selamanya mulus. Ada wali murid yang langsung berinisiatif menelepon wali kelas dan mengunjungi sekolah. Salah satunya Marsudi, orang tua MSA, kelas VIII-F. ’’Saya sempat ditelepon Senin (6/2) siang, pas lagi ngojek. Ya, kaget. Kaget betul. Anak saya dikabarkan terluka parah karena terjatuh,’’ katanya kemarin (7/2).

Pihaknya lantas sadar dan bergegas menelepon wali kelas MSA. Saat itu, Marsudi sempat kalut. Sebab, wali kelas tak kunjung mengangkat telepon. Tak berpikir panjang, dia lantas bergegas menuju SMPN 6 Surabaya.

Baca Juga :  Dewan Tindaklanjuti Aspirasi Masyarakat Mengenai Akta Tanah Sekolah

Di tengah perjalanan, wali kelas VIII-F menelepon kembali. ’’Alhamdulillah, anak saya tidak apa-apa. Malah video call. Anak saya sedang makan siang,’’ ungkapnya.

Plt Kepala SMPN 6 Surabaya Nanik Partiyah membenarkan insiden penipuan yang menyeret wali murid. Dia menyatakan, ada 5–6 wali murid yang menjadi korban penipuan. Satu di antaranya tertipu puluhan juta.

’’Tadi pagi (kemarin, Red) ada yang kena tipu lagi. Lah kan, penipunya nggak tahu kalau hari ini WFH semua atau pelajaran daring,’’ ungkap perempuan yang juga kepala SMP Negeri 5 Surabaya itu kemarin (7/2).

Nanik mengakui, ada juga wali murid yang langsung datang ke sekolah setelah mendapat telepon penipuan tersebut. Dia mengungkapkan, setelah menerima beberapa laporan, pihaknya lantas mengabarkan pesan waspada atas penipuan.

’’Sudah. Hari itu juga kami blasting ke semua grup kelas. Melalui wali murid dan jajaran sekolah,’’ ujarnya. Pihaknya juga meminta kepada orang tua murid untuk mengonfirmasi langsung kepada pihak sekolah.

Baca Juga :  Soal Pengadaan Seragam Sekolah, Begini Pesan Wali Kota Palangkaraya

Pelaksana Harian (Plh) Kanitjatanras Polrestabes Surabaya Ipda Arie Widodo membenarkan adanya perkara itu saat dikonfirmasi. Menurut dia, laporan yang masuk baru bersifat aduan. ’’Hari ini pengaduannya,” katanya.

PENIPUAN BERKEDOK SISWA KECELAKAAN

  • Penipu langsung menelepon target tanpa chat terlebih dahulu.
  • Mengatasnamakan sekolah, tanpa memperkenalkan diri.
  • Penipu menyebutkan nama orang tua dan siswa secara lengkap dan jelas.
  • Penipu mengabarkan anak atau siswa mengalami kecelakaan serius.
  • Kemudian, penipu memberikan nomor komplotannya yang diklaim berperan sebagai guru pengantar siswa ke RS.
  • Penelepon kedua meminta uang secepatnya melalui m-banking.
  • Penipu menelepon lagi untuk meminta uang dengan jumlah yang berbeda.
  • Jika tidak segera mentransfer, penelepon memarahi orang tua dan mengancam kesehatan dan kelangsungan hidup siswa.

Diolah dari berbagai sumber

PROKALTENG.CO – Modus penipuan dengan mengatasnamakan sekolah terjadi lagi di Surabaya. Modus operandinya, penelepon mengabarkan bahwa siswa salah satu sekolah mengalami kecelakaan, lalu siswa yang sedang dalam perawatannya itu membutuhkan biaya banyak dikutip dari jawapos.com.

Penipuan tersebut menimpa beberapa orang tua murid di SMP Negeri 6 Surabaya. Jumlahnya 5–6 wali murid. Satu di antaranya teperdaya ancaman penipu hingga mentransfer sejumlah uang sebanyak tiga kali dengan total kerugian Rp 84 juta.

Meski begitu, upaya penipu tak selamanya mulus. Ada wali murid yang langsung berinisiatif menelepon wali kelas dan mengunjungi sekolah. Salah satunya Marsudi, orang tua MSA, kelas VIII-F. ’’Saya sempat ditelepon Senin (6/2) siang, pas lagi ngojek. Ya, kaget. Kaget betul. Anak saya dikabarkan terluka parah karena terjatuh,’’ katanya kemarin (7/2).

Pihaknya lantas sadar dan bergegas menelepon wali kelas MSA. Saat itu, Marsudi sempat kalut. Sebab, wali kelas tak kunjung mengangkat telepon. Tak berpikir panjang, dia lantas bergegas menuju SMPN 6 Surabaya.

Baca Juga :  Dewan Tindaklanjuti Aspirasi Masyarakat Mengenai Akta Tanah Sekolah

Di tengah perjalanan, wali kelas VIII-F menelepon kembali. ’’Alhamdulillah, anak saya tidak apa-apa. Malah video call. Anak saya sedang makan siang,’’ ungkapnya.

Plt Kepala SMPN 6 Surabaya Nanik Partiyah membenarkan insiden penipuan yang menyeret wali murid. Dia menyatakan, ada 5–6 wali murid yang menjadi korban penipuan. Satu di antaranya tertipu puluhan juta.

’’Tadi pagi (kemarin, Red) ada yang kena tipu lagi. Lah kan, penipunya nggak tahu kalau hari ini WFH semua atau pelajaran daring,’’ ungkap perempuan yang juga kepala SMP Negeri 5 Surabaya itu kemarin (7/2).

Nanik mengakui, ada juga wali murid yang langsung datang ke sekolah setelah mendapat telepon penipuan tersebut. Dia mengungkapkan, setelah menerima beberapa laporan, pihaknya lantas mengabarkan pesan waspada atas penipuan.

’’Sudah. Hari itu juga kami blasting ke semua grup kelas. Melalui wali murid dan jajaran sekolah,’’ ujarnya. Pihaknya juga meminta kepada orang tua murid untuk mengonfirmasi langsung kepada pihak sekolah.

Baca Juga :  Soal Pengadaan Seragam Sekolah, Begini Pesan Wali Kota Palangkaraya

Pelaksana Harian (Plh) Kanitjatanras Polrestabes Surabaya Ipda Arie Widodo membenarkan adanya perkara itu saat dikonfirmasi. Menurut dia, laporan yang masuk baru bersifat aduan. ’’Hari ini pengaduannya,” katanya.

PENIPUAN BERKEDOK SISWA KECELAKAAN

  • Penipu langsung menelepon target tanpa chat terlebih dahulu.
  • Mengatasnamakan sekolah, tanpa memperkenalkan diri.
  • Penipu menyebutkan nama orang tua dan siswa secara lengkap dan jelas.
  • Penipu mengabarkan anak atau siswa mengalami kecelakaan serius.
  • Kemudian, penipu memberikan nomor komplotannya yang diklaim berperan sebagai guru pengantar siswa ke RS.
  • Penelepon kedua meminta uang secepatnya melalui m-banking.
  • Penipu menelepon lagi untuk meminta uang dengan jumlah yang berbeda.
  • Jika tidak segera mentransfer, penelepon memarahi orang tua dan mengancam kesehatan dan kelangsungan hidup siswa.

Diolah dari berbagai sumber

Terpopuler

Artikel Terbaru