26.5 C
Jakarta
Sunday, April 20, 2025

Mata Masih Sakit dan Lebam, Korban Trauma

PALANGKA RAYA – Korban pemukulan yang
dilakukan oleh gerombolan PSHT, Hervan masih trauma atas kejadian pengeroyokan
tersebu. Pasalnya, aksi pengeroyokan tersebut dilakukan dua kali dan diduga
sudah direncanakan oleh para pelaku yang merupakan geng perguruan silat
Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT).

“Mata masih sakit, karena lebam.
Kemudian kepala bagian belakang juga masih sakit. Dengan kejadian ini, saya
masih trauma karena tidak menyangka dikeroyok oleh para pelaku,” kata
Korban Hervan saat dikonfirmasi melalui telepon.

Hervan menjelaskan, sebelum pemukulan Anggota
PSHT menghubungi dan mengajak korban untuk kopdar bersama PSHT pada malam
Minggu. Awalnya korban menolak, tetapi setelah dibujuk dan dijamin keamanan
korban mau ikut.

“Awalnya saya diajak Agus anggota PSHT
untuk kopdar bersama mereka. Beberapa kali saya tolak, karena mau kerja. Tetapi
Agus menjanjikan keamanan dan tidak terjadi pemukulan, sehingga saya ikut.
Namun, bukan ke tempat Kopdar saya di ajak, saya di bawa ke jalan H Ikap dan
dikeroyok oleh Agus dan teman-teman,” kata Hervan.

Baca Juga :  Berhasil Ungkap Kasus Narkoba, 15 Polantas Dapat Penghargaan

Penganiayaan itu dilakukan para pelaku yang
kini diamankan Pokres Kotim, lantaran korban mengaku sebagai Anggota PSHT.
Namun, tidak bisa menunjukan kartu tanda anggota (KTA) dan sabuk.

Pada saat pengeroyokan pada malam Minggu
tersebut, korban dipukul bertubi-tubi oleh Agus dan teman-temannya 8 orang.
Selain itu, aksi pengeroyokan oleh Geng PSHT itu juga di video, sehingga korban
ketakutan dan malu.

Pengeroyokan tidak hanya selesai pada Malam
Minggu tersebut. Keesokan harinya korban dijemput oleh Agus ke Sekretariat PSHT
dan diintimidasi untuk membuat surat pernyataan bersedia mengikuti aturan
kejamnya geng tersebut.

“Surat pernyataan itu langsung dibuat di
Sekretariat PSHT Ketapang. Dan kepala Komandan sekretariat mereka Harianto.
Disitu saya membuat pernyataan tertulis didesak oleh para pelaku,”
ucapnya.

Baca Juga :  Polri Ungkap Kasus Korupsi Sebesar Rp 1,8 Triliun Selama 2019

Setelah pengeroyokan malam Minggu dan adanya
surat pernyataan itu, korban dijanjikan aman mengikuti latihan PSHT. Namun,
pada Malam Selasa korban kembali dipukuli oleh para pelaku PSHT.

“Malam Selasa saya katakan tidak bisa
hadir, karena kerja. Tetapi mereka meminta datang ikut latihan, saya terlambat
datang ke lokasi. Kemudian, saya diseret dan dipukuli lagi oleh para pelaku.
Karena saya dianggap lari dari masalah,” pungkasnya.

Para pelaku, yakni Agus dan rekan-rekannya
sudah diamankan oleh aparat kepolisin Kotawaringin Timur. Kasus ini membuat
geger masyarakat Kotim, hingga Dewan Adat Dayak (DAD) Kotim juga ikut turun
tangan. Dan rencananya pagi ini akan digelar sidang adat di Kantor DAD Kotim.
(arj/dar)

PALANGKA RAYA – Korban pemukulan yang
dilakukan oleh gerombolan PSHT, Hervan masih trauma atas kejadian pengeroyokan
tersebu. Pasalnya, aksi pengeroyokan tersebut dilakukan dua kali dan diduga
sudah direncanakan oleh para pelaku yang merupakan geng perguruan silat
Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT).

“Mata masih sakit, karena lebam.
Kemudian kepala bagian belakang juga masih sakit. Dengan kejadian ini, saya
masih trauma karena tidak menyangka dikeroyok oleh para pelaku,” kata
Korban Hervan saat dikonfirmasi melalui telepon.

Hervan menjelaskan, sebelum pemukulan Anggota
PSHT menghubungi dan mengajak korban untuk kopdar bersama PSHT pada malam
Minggu. Awalnya korban menolak, tetapi setelah dibujuk dan dijamin keamanan
korban mau ikut.

“Awalnya saya diajak Agus anggota PSHT
untuk kopdar bersama mereka. Beberapa kali saya tolak, karena mau kerja. Tetapi
Agus menjanjikan keamanan dan tidak terjadi pemukulan, sehingga saya ikut.
Namun, bukan ke tempat Kopdar saya di ajak, saya di bawa ke jalan H Ikap dan
dikeroyok oleh Agus dan teman-teman,” kata Hervan.

Baca Juga :  Berhasil Ungkap Kasus Narkoba, 15 Polantas Dapat Penghargaan

Penganiayaan itu dilakukan para pelaku yang
kini diamankan Pokres Kotim, lantaran korban mengaku sebagai Anggota PSHT.
Namun, tidak bisa menunjukan kartu tanda anggota (KTA) dan sabuk.

Pada saat pengeroyokan pada malam Minggu
tersebut, korban dipukul bertubi-tubi oleh Agus dan teman-temannya 8 orang.
Selain itu, aksi pengeroyokan oleh Geng PSHT itu juga di video, sehingga korban
ketakutan dan malu.

Pengeroyokan tidak hanya selesai pada Malam
Minggu tersebut. Keesokan harinya korban dijemput oleh Agus ke Sekretariat PSHT
dan diintimidasi untuk membuat surat pernyataan bersedia mengikuti aturan
kejamnya geng tersebut.

“Surat pernyataan itu langsung dibuat di
Sekretariat PSHT Ketapang. Dan kepala Komandan sekretariat mereka Harianto.
Disitu saya membuat pernyataan tertulis didesak oleh para pelaku,”
ucapnya.

Baca Juga :  Polri Ungkap Kasus Korupsi Sebesar Rp 1,8 Triliun Selama 2019

Setelah pengeroyokan malam Minggu dan adanya
surat pernyataan itu, korban dijanjikan aman mengikuti latihan PSHT. Namun,
pada Malam Selasa korban kembali dipukuli oleh para pelaku PSHT.

“Malam Selasa saya katakan tidak bisa
hadir, karena kerja. Tetapi mereka meminta datang ikut latihan, saya terlambat
datang ke lokasi. Kemudian, saya diseret dan dipukuli lagi oleh para pelaku.
Karena saya dianggap lari dari masalah,” pungkasnya.

Para pelaku, yakni Agus dan rekan-rekannya
sudah diamankan oleh aparat kepolisin Kotawaringin Timur. Kasus ini membuat
geger masyarakat Kotim, hingga Dewan Adat Dayak (DAD) Kotim juga ikut turun
tangan. Dan rencananya pagi ini akan digelar sidang adat di Kantor DAD Kotim.
(arj/dar)

Terpopuler

Artikel Terbaru