27.8 C
Jakarta
Friday, March 29, 2024

Waduh! Gegara BLT, Kantor Desa Tumbang Kalemei Jadi Korban Vandalisme

KASONGAN, KALTENGPOS.CO – Aksi vandalisme tak hanya terjadi di
perkotaan, tetapi juga merambah di pedesaan. Seperti yang terjadi Desa Tumbang
Kalemei Kecamatan Katingan Tengah, Kabupaten Katingan.

Kantor desa setempat menjadi
sasaran vandalisme. Coretan-coretan menggunakan cat semprot memenuhi dinding
dan lantai kantor desa.

Dari isi coretan yang ada,
terlihat merupakan aksi protes terkait pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT),
yang dianggap tidak sesuai.

Peristiwa itu pun kini menjadi
perhatian serius Pemerintah Kabupaten Katingan. “Pelaku pencoretan kantor Desa
Tumbang Kalemei tersebut harus diminta bertanggung jawab atas perbuatannya,”
tegas Bupati Katingan Sakariyas, kepada wartawan, Sabtu (11/7).

Menurut Sakariyas, pelaku vandalisme
itu harus ditindak karena telah merusak fasilitas milik daerah atau negara dengan
mencoret-coret menggunakan cat semprot.

Baca Juga :  Dua WNA Penambang Ilegal di Kobar Dilimpahkan ke Kejaksaan

“Hal itu tidak boleh dilakukan
oleh siapapun! Jika ada masalah, ya harus diselesaikan dengan baik-baik. Bukan
dengan cara merusak fasilitas seperti itu. Tidak boleh!” tegasnya.

Sementara terkait pembagian BLT
atau bantuan sosial lainnya yang diberikan oleh pemerintah, lanjut Sakariyas,
dirinya sudah berulang kali mengingatkan kepada seluruh kepala desa agar harus
dikomunikasikan dengan baik dengan masyarakatnya.

Secara aturan jelas dia, telah
ditegaskan bahwa masyarakat diharapkan bisa mendapat bantuan secara merata,
tidak boleh ada yang mendapatkan dobel. Untuk mencegah hal itu, dirinya sudah
meminta agar nama penerima bantuan harus ditempel di papan pengumuman.
Sehingga masyarakat dapat melihat secara langsung nama-namanya.

“Bahkan saya ada minta agar
rumah penerima bantuan dibuatkan tanda dengan filox (cat semprot). Ini untuk
memudahkan kita mengontrolnya,” ujarnya.

Baca Juga :  Polda Kalteng Gandeng Mahasiswa UPR Cegah Karhutla

Terkait dengan aksi protes
berujung vandalisme di Desa Tumbang Kalemei, kata Sakariyas, dari informasi
sementara yang diperoleh karena banyak warga yang dobel mendapatkan
bantuan dari pemerintah. Sementara ada warga lainnya yang justru tidak
mendapatkan bantuan.

“Ada yang dapat bantuan dari
Dana Desa, bantuan dari Kementerian Sosial dapat, dari provinsi juga dapat.
Inikan tidak boleh ada yang dobel,” ungkapnya.

Oleh sebab itulah dia kembali
mengingatkan kepala desa, agar benar-benar mendata warga yang akan diberikan
bantuan. “Jika pendataan yang kita lakukan baik, dan terbuka. Saya yakin
tidak akan ada yang protes,” tandasnya.

KASONGAN, KALTENGPOS.CO – Aksi vandalisme tak hanya terjadi di
perkotaan, tetapi juga merambah di pedesaan. Seperti yang terjadi Desa Tumbang
Kalemei Kecamatan Katingan Tengah, Kabupaten Katingan.

Kantor desa setempat menjadi
sasaran vandalisme. Coretan-coretan menggunakan cat semprot memenuhi dinding
dan lantai kantor desa.

Dari isi coretan yang ada,
terlihat merupakan aksi protes terkait pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT),
yang dianggap tidak sesuai.

Peristiwa itu pun kini menjadi
perhatian serius Pemerintah Kabupaten Katingan. “Pelaku pencoretan kantor Desa
Tumbang Kalemei tersebut harus diminta bertanggung jawab atas perbuatannya,”
tegas Bupati Katingan Sakariyas, kepada wartawan, Sabtu (11/7).

Menurut Sakariyas, pelaku vandalisme
itu harus ditindak karena telah merusak fasilitas milik daerah atau negara dengan
mencoret-coret menggunakan cat semprot.

Baca Juga :  Dua WNA Penambang Ilegal di Kobar Dilimpahkan ke Kejaksaan

“Hal itu tidak boleh dilakukan
oleh siapapun! Jika ada masalah, ya harus diselesaikan dengan baik-baik. Bukan
dengan cara merusak fasilitas seperti itu. Tidak boleh!” tegasnya.

Sementara terkait pembagian BLT
atau bantuan sosial lainnya yang diberikan oleh pemerintah, lanjut Sakariyas,
dirinya sudah berulang kali mengingatkan kepada seluruh kepala desa agar harus
dikomunikasikan dengan baik dengan masyarakatnya.

Secara aturan jelas dia, telah
ditegaskan bahwa masyarakat diharapkan bisa mendapat bantuan secara merata,
tidak boleh ada yang mendapatkan dobel. Untuk mencegah hal itu, dirinya sudah
meminta agar nama penerima bantuan harus ditempel di papan pengumuman.
Sehingga masyarakat dapat melihat secara langsung nama-namanya.

“Bahkan saya ada minta agar
rumah penerima bantuan dibuatkan tanda dengan filox (cat semprot). Ini untuk
memudahkan kita mengontrolnya,” ujarnya.

Baca Juga :  Polda Kalteng Gandeng Mahasiswa UPR Cegah Karhutla

Terkait dengan aksi protes
berujung vandalisme di Desa Tumbang Kalemei, kata Sakariyas, dari informasi
sementara yang diperoleh karena banyak warga yang dobel mendapatkan
bantuan dari pemerintah. Sementara ada warga lainnya yang justru tidak
mendapatkan bantuan.

“Ada yang dapat bantuan dari
Dana Desa, bantuan dari Kementerian Sosial dapat, dari provinsi juga dapat.
Inikan tidak boleh ada yang dobel,” ungkapnya.

Oleh sebab itulah dia kembali
mengingatkan kepala desa, agar benar-benar mendata warga yang akan diberikan
bantuan. “Jika pendataan yang kita lakukan baik, dan terbuka. Saya yakin
tidak akan ada yang protes,” tandasnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru