Site icon Prokalteng

Debat Publik Pilgub Kalteng: Paslon Kompak Semangat, Ketua KPU Sampaikan Pesan Begini

Gelaran Debat Publik Paslon Gubernur Kalteng di grand studi Metro TV Selasa (5/11).(IST)

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Debat publik kedua pasangan calon (paslon)  gubenur dan wakil gubenur Kalimantan Tengah (Kalteng) digelar di Grand Studi Metro TV Selasa (5/11) malam.

Pasangan calon gubernur Kalteng dan wakil gubernur Kalteng nomor urut 1 Willy Midel Yoseph terlihat hadir dengan mengenakan kemeja putih rompi motif khas Dayak dan lawung berwarna biru. Sedangkan calon wakilnya Habib Ismail bin Yahya mengenakan batik motif khas Dayak berwarna hijau.

Calon gubernur Kalteng nomor urut 2 Nadalsyah  Koyem hadir dengan menggunakan kemeja berwarna putih, tanpa didampingi pasangannya. SHD yang diketahui sedang berhalangan hadir karena sakit.

Berbeda dengan no urut 1 dan 2,  pasangan calon nomor urut 3 Agustiar Sabran – Edy Pratowo terlihat kompak dengan setelan kemeja putih yang dipadukan dengan jaket hitam bermotif ornamen Dayak.

Sementara untuk paslon nomor urut 4 Abdul Razak – Sri Suwanto juga kompak menggunakan seragam kemeja putih dengan paduan rompi hijau.

Ketua KPU Kalteng Sastriadi mengapresiasi pelaksanaan debat publik kedua ini dengan tema inovasi pelayanan publik.

“Debat ini bertujuan untuk memperlihatkan visi, misi, dan program kerja pasangan calon, serta memperdalam komitmen mereka terhadap pelayanan publik dalam menyelesaikan persoalan daerah,” ujar Sastriadi.

Ia mengharapkan setiap pasangan calon dapat menyampaikan secara jelas dan komprehensif gagasan-gagasan mereka kepada pemilih. Sehingga masyarakat dapat membuat keputusan yang berpihak pada kepentingan bersama.

Selain itu, Sastriadi juga mengajak seluruh tim kampanye, pasangan calon, dan elemen masyarakat yang terlibat dalam pilkada, untuk melaksanakan kampanye dengan cara-cara yang santun, berkualitas, dan beretika.

“Mendorong kampanye yang menjunjung tinggi asas saling menghargai, mengedepankan kepentingan rakyat, serta menghindari praktik politik negatif seperti black campaign, politisasi SARA, dan penyebaran berita hoax. Ini merupakan langkah penting dalam menjaga integritas dan martabat proses demokrasi,” pesannya.(hfz/hnd)

Exit mobile version