31.5 C
Jakarta
Friday, April 19, 2024

Pemprov Lebih Gesit Menangani Anak Yatim Piatu Putus Sekolah

Nasib Nur Fadillah (15),
Nur Aida (10), dan Muhammad Ramadhani (5) bakal berubah. Masyarakat yang
mengetahui kabar mereka mendapatkan bantuan dari Gubernur Kalteng Sugianto Sabran,
dibuat penasaran. Karena ketiga bersaudara yatim piatu tersebut harus tumbuh
dan menggapai cita-citanya.

 

————————————–

 

RESPONSIF yang
ditunjukkan Sugianto Sabran ketika mengetahui ada warga yang memerlukan
bantuan, sempat menjadi perhatian. Kisah hidup tiga anak yatim piatu di Kompleks
Flamboyan Bawah, Kota Palangka Raya, menarik simpati banyak warga.

Dillah yang masih
berusia 15 tahun dan terpaksa putus sekolah demi menjaga kedua adiknya, cukup
membelalakkan mata insan pendidikan di Kota Palangka Raya. Mengejutkan Dinas Pendidikan
Kota Palangka Raya, yang notabene harus lebih membuka mata dan telinga untuk mengetahui
kondisi dan keadaan anak usia sekolah yang membutuhkan bantuan pendidikan dan
sebagainya.

“Saya juga kaget mas,
dengar dari salah satu staf saya bahwa gubernur datang mengunjungi tiga anak di
Flamboyan Bawah, yang hidup tanpa orang tua,” ucap Kepala Dinas Pendidikan Kota
Palangka Raya Sahdin Hasan, Rabu (22/5).

Baca Juga :  Mandau Besar Museum Balanga Hiasi Stan Disbudpar Kalteng

Atas keterkejutan itu,
Sahdin mengejar langkah proaktif. Ia langsung menghubungi pihak SDN 7 Langkai,
untuk memastikan Nur Aida bersekolah. Pemerintah menjamin pendidikan gratis.
Pihak sekolah pun diminta untuk tidak membebankan biaya kepada anak yatim piatu
tersebut.

“Saya langsung ketemu
kepala sekolah untuk mengecek terkait kebutuhan sekolah anak itu dan perhatian
yang diberikan oleh pihak sekolah. Ternyata aman-aman saja. Tidak ada biaya
sedikit pun yang dibebankan kepada anak yatim piatu itu,” jelasnya kepada
Kalteng Pos, kemarin.

Untuk buku-buku pelajaran
dan literatur lainnya, disiapkan oleh sekolah. Pakaian sekolah atau seragam diberi
alias donasi. Tak hanya Nur Aida, Dillah yang selama ini terpaksa putus sekolah,
difasilitasi dan dijamin Disdik untuk kembali melanjutkan pendidikan melalui
jalur nonformal, yakni di pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM).

Baca Juga :  Indeks Persepsi Korupsi Kalteng Membaik

“Kalau untuk kakaknya
itu, jika tidak mampu melalui pendidikan formal, maka kami sudah berkoordinasi
untuk mengikuti pendidikan jalur PKBM yang ada di sekitar Flamboyan,” jelas
Sahdin.

Ramdhani yang masih
berusia 5 tahun, sudah saatnya masuk taman kanak-kanak (TK). Disdik pun akan
menjamin dan memfasilitasi, agar Ramdhani bisa mengikuti kegiatan di kelompok
bermain yang dimiliki pemerintah kota.

Tak terlepas dari kisah
Dillah yang putus sekolah, berkaitan dengan data anak putus sekolah yang tidak
mampu dan dengan alasan apa pun, Sahdin mengatakan sangat fluktuatif.

“Kalau data usia
sekolah yang putus sekolah itu, datanya sangat fluktuatif mas. Saya sendiri
belum tahu datanya itu berapa sekarang. Jika tidak salah, pendataan yang
terakhir adalah tahun 2018,” tutupnya. (
old/*/ce/abe)

Nasib Nur Fadillah (15),
Nur Aida (10), dan Muhammad Ramadhani (5) bakal berubah. Masyarakat yang
mengetahui kabar mereka mendapatkan bantuan dari Gubernur Kalteng Sugianto Sabran,
dibuat penasaran. Karena ketiga bersaudara yatim piatu tersebut harus tumbuh
dan menggapai cita-citanya.

 

————————————–

 

RESPONSIF yang
ditunjukkan Sugianto Sabran ketika mengetahui ada warga yang memerlukan
bantuan, sempat menjadi perhatian. Kisah hidup tiga anak yatim piatu di Kompleks
Flamboyan Bawah, Kota Palangka Raya, menarik simpati banyak warga.

Dillah yang masih
berusia 15 tahun dan terpaksa putus sekolah demi menjaga kedua adiknya, cukup
membelalakkan mata insan pendidikan di Kota Palangka Raya. Mengejutkan Dinas Pendidikan
Kota Palangka Raya, yang notabene harus lebih membuka mata dan telinga untuk mengetahui
kondisi dan keadaan anak usia sekolah yang membutuhkan bantuan pendidikan dan
sebagainya.

“Saya juga kaget mas,
dengar dari salah satu staf saya bahwa gubernur datang mengunjungi tiga anak di
Flamboyan Bawah, yang hidup tanpa orang tua,” ucap Kepala Dinas Pendidikan Kota
Palangka Raya Sahdin Hasan, Rabu (22/5).

Baca Juga :  Mandau Besar Museum Balanga Hiasi Stan Disbudpar Kalteng

Atas keterkejutan itu,
Sahdin mengejar langkah proaktif. Ia langsung menghubungi pihak SDN 7 Langkai,
untuk memastikan Nur Aida bersekolah. Pemerintah menjamin pendidikan gratis.
Pihak sekolah pun diminta untuk tidak membebankan biaya kepada anak yatim piatu
tersebut.

“Saya langsung ketemu
kepala sekolah untuk mengecek terkait kebutuhan sekolah anak itu dan perhatian
yang diberikan oleh pihak sekolah. Ternyata aman-aman saja. Tidak ada biaya
sedikit pun yang dibebankan kepada anak yatim piatu itu,” jelasnya kepada
Kalteng Pos, kemarin.

Untuk buku-buku pelajaran
dan literatur lainnya, disiapkan oleh sekolah. Pakaian sekolah atau seragam diberi
alias donasi. Tak hanya Nur Aida, Dillah yang selama ini terpaksa putus sekolah,
difasilitasi dan dijamin Disdik untuk kembali melanjutkan pendidikan melalui
jalur nonformal, yakni di pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM).

Baca Juga :  Indeks Persepsi Korupsi Kalteng Membaik

“Kalau untuk kakaknya
itu, jika tidak mampu melalui pendidikan formal, maka kami sudah berkoordinasi
untuk mengikuti pendidikan jalur PKBM yang ada di sekitar Flamboyan,” jelas
Sahdin.

Ramdhani yang masih
berusia 5 tahun, sudah saatnya masuk taman kanak-kanak (TK). Disdik pun akan
menjamin dan memfasilitasi, agar Ramdhani bisa mengikuti kegiatan di kelompok
bermain yang dimiliki pemerintah kota.

Tak terlepas dari kisah
Dillah yang putus sekolah, berkaitan dengan data anak putus sekolah yang tidak
mampu dan dengan alasan apa pun, Sahdin mengatakan sangat fluktuatif.

“Kalau data usia
sekolah yang putus sekolah itu, datanya sangat fluktuatif mas. Saya sendiri
belum tahu datanya itu berapa sekarang. Jika tidak salah, pendataan yang
terakhir adalah tahun 2018,” tutupnya. (
old/*/ce/abe)

Terpopuler

Artikel Terbaru