26.1 C
Jakarta
Wednesday, April 16, 2025

2020, RSUD Doris Kembali Pasang Proyek Gagal Lelang 2019

PALANGKA RAYA – Pengadaan barang lift
pasien di RSUD dr Doris Sylvanus gagal tiga kali selama anggaran 2019 lalu. Sekda
Kalteng Fahrizal Fitri menegaskan akan melaksanakan kembali lelang yang gagal
tersebut pada 2020 ini.

Diungkapkannya,
tidak adanya peminat terhadap pengadaan barang tersebut perlu dilakukan verifikasi
harga pasar secara umum sebagai gambaran. Padahal, lift tersebut merupakan alat
penunjang karena bangunan di RSUD saat sudah berlantai tiga dan tidak dapat
digunakan apabila tidak ada akses lift.

“Apalagi lantai
tiga itu akan digunakan untuk ruang pasien, sehingga membutuhkan lift karena
tidak memungkinkan apabila pasien harus naik tangga,” ungkapnya di Kantor
Gubernur Kalteng, Selasa (21/1).

Sementara itu,
Direktur RSUD dr Doris Sylvanus Yayu Indriaty mengatakan, memang betul pada
2019 lalu pihaknya menganggarkan pengadaan barang yakni lift pasien. Tetapi,
setelah ditawarkan sudah tiga kali berproses tetapi pada akhirnya tidak ada
tindaklanjut dari peminat alias gagal.

Baca Juga :  Ingat! Dilarang Gelar Perayaan Tahun Baru Indoor Maupun Outdoor

“Kamis sudah
tiga kali proses lelang sampai Oktober 2019 lalu, tetapi ketika kami seriusin
dengan memanggil peminat tersebut mereka tidak hadir dan ini menjadi kendala
kami dalam pengadaan barang di 2019 lalu,” katanya saat diwawancarai di tempat
yang sama.

Pihaknya mengaku
sudah melakukan evaluasi terkait gagalnya pengadaan lift pasien tersebut, tidak
ditemukan permasalahan pasti alasan gagal lelang tersebut. apabila dikatakan
anggaran tidak sesuai pihaknya mengaku bahwa harga sudah menyesuaikan harga
perkiraan biaya.

“Mungkin karena
lift pasien ini besar dan berbeda dengan lift orang, sehingga sedikit sulit. Pada
2020 ini kami anggarkan kembali dan sudah masuk pada DPA 2020 ini, kami
langsung memulai di awal tahun ini dengan menambah sedikit dana, lebih dari
2019 lalu,” katanya kepada media.

Baca Juga :  Pejabat dan ASN Pemprov Kalteng Salurkan Zakat Melalui Baznas

Padahal,
lanjutnya, lift pasien ini dianggap mendesak karena memang tidak dapat menggunakan
ruang di lantai tiga karena tidak memiliki fasilitas untuk menggunakan ruangan
itu. Apabila sudah ada fasilitas lift maka dapat mengurai kebutuhan tempat
tidur rawat inap pasien di RSUD.

“Karena ruang
rawat inap di sini memang kurang karena selama ini pasien banyak tertahan di
ruang gawat darurat sambil menunggu pasien lainnya pulang,” pungkasnya. (abw/ram
/nto)

PALANGKA RAYA – Pengadaan barang lift
pasien di RSUD dr Doris Sylvanus gagal tiga kali selama anggaran 2019 lalu. Sekda
Kalteng Fahrizal Fitri menegaskan akan melaksanakan kembali lelang yang gagal
tersebut pada 2020 ini.

Diungkapkannya,
tidak adanya peminat terhadap pengadaan barang tersebut perlu dilakukan verifikasi
harga pasar secara umum sebagai gambaran. Padahal, lift tersebut merupakan alat
penunjang karena bangunan di RSUD saat sudah berlantai tiga dan tidak dapat
digunakan apabila tidak ada akses lift.

“Apalagi lantai
tiga itu akan digunakan untuk ruang pasien, sehingga membutuhkan lift karena
tidak memungkinkan apabila pasien harus naik tangga,” ungkapnya di Kantor
Gubernur Kalteng, Selasa (21/1).

Sementara itu,
Direktur RSUD dr Doris Sylvanus Yayu Indriaty mengatakan, memang betul pada
2019 lalu pihaknya menganggarkan pengadaan barang yakni lift pasien. Tetapi,
setelah ditawarkan sudah tiga kali berproses tetapi pada akhirnya tidak ada
tindaklanjut dari peminat alias gagal.

Baca Juga :  Ingat! Dilarang Gelar Perayaan Tahun Baru Indoor Maupun Outdoor

“Kamis sudah
tiga kali proses lelang sampai Oktober 2019 lalu, tetapi ketika kami seriusin
dengan memanggil peminat tersebut mereka tidak hadir dan ini menjadi kendala
kami dalam pengadaan barang di 2019 lalu,” katanya saat diwawancarai di tempat
yang sama.

Pihaknya mengaku
sudah melakukan evaluasi terkait gagalnya pengadaan lift pasien tersebut, tidak
ditemukan permasalahan pasti alasan gagal lelang tersebut. apabila dikatakan
anggaran tidak sesuai pihaknya mengaku bahwa harga sudah menyesuaikan harga
perkiraan biaya.

“Mungkin karena
lift pasien ini besar dan berbeda dengan lift orang, sehingga sedikit sulit. Pada
2020 ini kami anggarkan kembali dan sudah masuk pada DPA 2020 ini, kami
langsung memulai di awal tahun ini dengan menambah sedikit dana, lebih dari
2019 lalu,” katanya kepada media.

Baca Juga :  Pejabat dan ASN Pemprov Kalteng Salurkan Zakat Melalui Baznas

Padahal,
lanjutnya, lift pasien ini dianggap mendesak karena memang tidak dapat menggunakan
ruang di lantai tiga karena tidak memiliki fasilitas untuk menggunakan ruangan
itu. Apabila sudah ada fasilitas lift maka dapat mengurai kebutuhan tempat
tidur rawat inap pasien di RSUD.

“Karena ruang
rawat inap di sini memang kurang karena selama ini pasien banyak tertahan di
ruang gawat darurat sambil menunggu pasien lainnya pulang,” pungkasnya. (abw/ram
/nto)

Terpopuler

Artikel Terbaru