26.1 C
Jakarta
Thursday, April 25, 2024

Penduduk Miskin di Kalteng Bertambah 140 Ribu Orang Lebih

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sangat berdampak pada perekonomian secara luas. Ketika perekonomian terganggu, maka kesejahteraan masyarakat pun akan menurun. Akibatnya, angka kemiskinan meningkat. Begitu pun yang terjadi di Kalteng.

Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kalteng, Hamka mengatakan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per September 2019, angka kemiskinan di Kalteng menurun menjadi 4,81 persen atau 131 ribu orang lebih. Namun pada September 2020, seiring dengan terjadinya wabah Covid-19, angka kemiskinan di Kalteng justru meningkat jadi 5,26 persen atau 140.441 ribu orang lebih.

“Namun pada Maret 2021 lalu, penduduk miskin di Bumi Tambun Bungai ini turun jadi 140.043 orang, artinya ada penurunan 1,2 persen,” katanya saat membuka Rapat Koordinasi Program Penanganan Fakir Miskin, di Swiss-Belhotel Danum Palangka Raya, Kamis (21/10).

Baca Juga :  Pemprov Kalteng Launching Ekspor Produk Kelautan dan Perikanan

Hamka menyebut, semenjak awal 2020 program Biaya Peningkatan Mutu Pendidikan (BPMP) mengalami kenaikan bantuan dari Rp150 ribu per keluarga penerima manfaat (KPM) per bulan menjadi Rp200 ribu per KPM per bulan. Namun dengan adanya pandemi Covid-19, kenaikan ini sepertinya tidak berarti sama sekali.

“Dampak pandemi Covid-19 terhadap kondisi perekonomioan dan kesejahteraan masyarakat sangat luar biasa,” sebutnya.

Lebih lanjut dijelaskannya, jika pemerintah tidak segera melakukan upaya terobosan, maka kemiskinan di Indonesia akan terus meningkat dan makin parah. Untuk itu, permintah diharapkan memperluas pemberian bantuan kepada masyarakat kurang mampu yang terdampak Covid-19, terutama yang selama ini belum menerima bantuan sosial.

“Akhirnya pemerintah meluncurkan bantuan sosial (bansos) tunai, program ini berupa bantuan uang tunai dari yang awalnya Rp200 menjadi Rp300 ribu selama setahun yang lalu, kemudian pada 2021 ini sudah dilaksanakan enam bulan, dari Januari hingga Juni,” sebutnya.

Baca Juga :  Sugianto Sabran Dapat Penghargaan sebagai Tokoh Infrastruktur Jalan da

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kalteng Farid Wajdi menyebut, bisa dipahami bahwa kondisi perekonomian dunia dan Indonesia sangat terpengaruh oleh adanya pandemi Covid-19. “Memang betul ada kenaikan, tapi tidak banyak,” katanya, kemarin.

Ia menyebut, dengan bantuan yang diberikan pemerintah pusat, diharapankan dapat mencegah kenaikan angka kemiskinan. Dengan bantuan ini, setidaknya bisa membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari.

“Sehingga masyarakat tidak masuk pada jurang kemiskinan yang makin dalam,” pungkasnya.

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sangat berdampak pada perekonomian secara luas. Ketika perekonomian terganggu, maka kesejahteraan masyarakat pun akan menurun. Akibatnya, angka kemiskinan meningkat. Begitu pun yang terjadi di Kalteng.

Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kalteng, Hamka mengatakan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per September 2019, angka kemiskinan di Kalteng menurun menjadi 4,81 persen atau 131 ribu orang lebih. Namun pada September 2020, seiring dengan terjadinya wabah Covid-19, angka kemiskinan di Kalteng justru meningkat jadi 5,26 persen atau 140.441 ribu orang lebih.

“Namun pada Maret 2021 lalu, penduduk miskin di Bumi Tambun Bungai ini turun jadi 140.043 orang, artinya ada penurunan 1,2 persen,” katanya saat membuka Rapat Koordinasi Program Penanganan Fakir Miskin, di Swiss-Belhotel Danum Palangka Raya, Kamis (21/10).

Baca Juga :  Pemprov Kalteng Launching Ekspor Produk Kelautan dan Perikanan

Hamka menyebut, semenjak awal 2020 program Biaya Peningkatan Mutu Pendidikan (BPMP) mengalami kenaikan bantuan dari Rp150 ribu per keluarga penerima manfaat (KPM) per bulan menjadi Rp200 ribu per KPM per bulan. Namun dengan adanya pandemi Covid-19, kenaikan ini sepertinya tidak berarti sama sekali.

“Dampak pandemi Covid-19 terhadap kondisi perekonomioan dan kesejahteraan masyarakat sangat luar biasa,” sebutnya.

Lebih lanjut dijelaskannya, jika pemerintah tidak segera melakukan upaya terobosan, maka kemiskinan di Indonesia akan terus meningkat dan makin parah. Untuk itu, permintah diharapkan memperluas pemberian bantuan kepada masyarakat kurang mampu yang terdampak Covid-19, terutama yang selama ini belum menerima bantuan sosial.

“Akhirnya pemerintah meluncurkan bantuan sosial (bansos) tunai, program ini berupa bantuan uang tunai dari yang awalnya Rp200 menjadi Rp300 ribu selama setahun yang lalu, kemudian pada 2021 ini sudah dilaksanakan enam bulan, dari Januari hingga Juni,” sebutnya.

Baca Juga :  Sugianto Sabran Dapat Penghargaan sebagai Tokoh Infrastruktur Jalan da

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kalteng Farid Wajdi menyebut, bisa dipahami bahwa kondisi perekonomian dunia dan Indonesia sangat terpengaruh oleh adanya pandemi Covid-19. “Memang betul ada kenaikan, tapi tidak banyak,” katanya, kemarin.

Ia menyebut, dengan bantuan yang diberikan pemerintah pusat, diharapankan dapat mencegah kenaikan angka kemiskinan. Dengan bantuan ini, setidaknya bisa membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari.

“Sehingga masyarakat tidak masuk pada jurang kemiskinan yang makin dalam,” pungkasnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru