PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) tahun 2025 kembali menghadirkan berbagai lomba tradisional yang menjadi daya tarik tersendiri. Salah satu yang paling mencuri perhatian adalah Lomba Balogo tingkat provinsi Kalimantan Tengah.
Balogo adalah permainan tradisional Kalimantan yang melibatkan keterampilan pemain untuk merobohkan target, yaitu logo, yang terbuat dari tempurung kelapa. Logo dipasang berdiri di lapangan, dan pemain menggunakan alat panapak yang tebuat dari bambu atau kayu untuk mendorong logo agar bisa meluncur dan merobohkan logo lawan.
Permainan ini dimainkan secara beregu, dan regu yang paling banyak merobohkan logo lawan akan menjadi pemenang
Meliani, selaku Koordinator Lomba Balogo, menjelaskan bahwa permainan ini merupakan bagian dari warisan budaya masyarakat Kalimantan Tengah. Balogo dulunya merupakan permainan rakyat yang banyak dimainkan oleh masyarakat secara turun-temurun.
“Ini adalah permainan rakyat, khusus di Kalimantan Tengah dulu. Jadi sekarang dilestarikan dan ini merupakan daya tarik untuk generasi muda,” ujar Meliani saat ditemui Prokalteng.co di sela – sela Lomba, Senin (19/5/2025).
Menurutnya, permainan balogo sangat merakyat karena tidak memerlukan biaya mahal dan juga mengandung unsur olahraga. Peserta harus membidik logo sambil melakukan gerakan berlari jongkok, sehingga permainan ini juga menuntut kelincahan dan ketangkasan.
“Jadi meriah dan ada olahraganya. Karena berlari jongkok, berlari jongkok dan membidik logo yang dimainkan,” tambahnya.
Lomba Balogo tahun ini diikuti oleh peserta dari seluruh kabupaten dan kota di Kalimantan Tengah. Untuk kategori putra, sebanyak 13 kabupaten dan kota ikut ambil bagian, sementara untuk kategori putri diikuti oleh 12 kabupaten dan kota.
Penilaian dalam lomba ini dilakukan berdasarkan teknik permainan, salah satunya dari posisi rebahan saat membidik logo. Aspek teknis tersebut telah diatur dan dicatat dalam form penilaian yang digunakan oleh para juri.
Adapun waktu pertandingan yang diberikan untuk setiap tim adalah 15 menit, baik untuk tim putra maupun putri. Waktu ini disepakati bersama karena jumlah peserta yang cukup banyak.
Di akhir wawancara, Meliani menyampaikan harapannya agar Lomba Balogo dan seluruh rangkaian FBIM tahun ini bisa berjalan sukses, serta memberi dampak positif bagi masyarakat, khususnya generasi muda.
“Harapannya untuk FBIM tahun ini selalu sukses dan memberikan tontonan yang menarik dan mengedukasi untuk setiap generasi milenial saat ini,” tutupnya. (ndo)