26.3 C
Jakarta
Tuesday, April 15, 2025

Inflasi Nasional Sentuh 1,65 Persen, Bawang dan Cabai Masih Jadi Pemicu Utama

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Tren inflasi nasional kembali meningkat. Badan Pusat Statistik (BPS) RI mencatat inflasi bulanan (Month to Month) per Maret 2025 mencapai 1,65 persen, lebih tinggi dibanding Februari 2025 dan periode yang sama tahun lalu. Kenaikan ini didorong kuat oleh lonjakan harga sejumlah komoditas pangan, seperti bawang merah, cabai merah, dan cabai rawit.

Komoditas penyumbang utama inflasi tersebut menjadi sorotan dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi dan Sosialisasi Penyelenggaraan Sekolah Unggulan Garuda yang digelar secara virtual dan diikuti Staf Ahli (Sahli) Gubernur Kalteng Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan, Yuas Elko, dari Ruang Rapat Bajakah, Lantai II Kantor Gubernur, Senin (14/04).

Rakor dipimpin oleh Sekjen Kemendagri Tomsi Tohir. Dalam arahannya, Tomsi mengajak seluruh kepala daerah untuk mendorong penanaman komoditas lokal sebagai bagian dari penguatan ketahanan pangan dan stabilisasi harga.

“Tidak terlalu luas tetapi bisa untuk memenuhi kebutuhan di kampungnya sendiri. Tentunya harus betul-betul bisa mengendalikan daripada harga-harga komoditas seperti bawang merah, cabai merah dan cabai rawit,” ujar Tomsi.

Baca Juga :  Januari 2023, Nilai Ekspor-Impor Kalteng Meningkat

Sementara itu, Kepala BPS RI Amalia Adininggar Widyasanti memaparkan bahwa inflasi tahunan (Year on Year) Maret 2025 terhadap Maret 2024 tercatat sebesar 1,03 persen. Kenaikan harga pangan masih menjadi penyumbang terbesar inflasi bulanan.

“Inflasi bulanan Maret 2025 relatif lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya dan Maret 2024. Sementara itu, inflasi tahunan Maret 2025 lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya namun lebih rendah dibandingkan Maret 2024,” tutur Amalia.

Ia menjelaskan, selain pangan, inflasi juga dipengaruhi berakhirnya program diskon listrik 50 persen. Kenaikan tarif listrik turut mendorong harga yang dibayar konsumen lebih tinggi dibanding Februari.

Secara khusus, komoditas yang memberi andil besar terhadap inflasi Maret 2025 adalah bawang merah (24,07%), cabai rawit (13,67%), dan daging ayam ras (1,64%). Secara historis, tiga komoditas ini memang kerap mengalami inflasi saat Ramadan dan Idulfitri.

Amalia menambahkan, rata-rata harga bawang merah di minggu kedua April 2025 berada di atas Harga Acuan Penjualan (HAP), dengan kenaikan 8,67% dibanding Maret. Cabai merah naik 3,79%, sementara cabai rawit justru turun 6,15% dibanding bulan sebelumnya.

Baca Juga :  Pengalihan Subsidi BBM Dinilai Positif, Sasarannya Kelompok Rentan Ekonomi

Sebagai informasi, Rakor Pengendalian Inflasi ini dirangkai dengan sosialisasi penyelenggaraan Sekolah Unggulan Garuda. Wamendiktisaintek Stella Christie menyampaikan bahwa sekolah ini merupakan gagasan Presiden RI Prabowo Subianto dalam rangka pemerataan pendidikan unggul, terutama di bidang sains dan teknologi.

“Bapak Presiden Prabowo Subianto melihat terutama sekali di bidang sains dan teknologi, salah satu yang masih ada kekurangan di Indonesia saat ini adalah akses. Kita diharapkan bisa memberikan akses pendidikan yang berkualitas,” ucap Stella.

Usai rakor, Yuas Elko mengingatkan agar seluruh dinas teknis di Kalteng terus mengantisipasi potensi lonjakan harga, terutama bahan pokok yang kerap memicu inflasi. Ia juga menegaskan bahwa inflasi Kalteng masih terkendali, namun harus terus diwaspadai.

Rapat ini turut dihadiri Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kalteng, para Kepala OPD, dan perwakilan instansi vertikal terkait. (mmckalteng)

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Tren inflasi nasional kembali meningkat. Badan Pusat Statistik (BPS) RI mencatat inflasi bulanan (Month to Month) per Maret 2025 mencapai 1,65 persen, lebih tinggi dibanding Februari 2025 dan periode yang sama tahun lalu. Kenaikan ini didorong kuat oleh lonjakan harga sejumlah komoditas pangan, seperti bawang merah, cabai merah, dan cabai rawit.

Komoditas penyumbang utama inflasi tersebut menjadi sorotan dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi dan Sosialisasi Penyelenggaraan Sekolah Unggulan Garuda yang digelar secara virtual dan diikuti Staf Ahli (Sahli) Gubernur Kalteng Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan, Yuas Elko, dari Ruang Rapat Bajakah, Lantai II Kantor Gubernur, Senin (14/04).

Rakor dipimpin oleh Sekjen Kemendagri Tomsi Tohir. Dalam arahannya, Tomsi mengajak seluruh kepala daerah untuk mendorong penanaman komoditas lokal sebagai bagian dari penguatan ketahanan pangan dan stabilisasi harga.

“Tidak terlalu luas tetapi bisa untuk memenuhi kebutuhan di kampungnya sendiri. Tentunya harus betul-betul bisa mengendalikan daripada harga-harga komoditas seperti bawang merah, cabai merah dan cabai rawit,” ujar Tomsi.

Baca Juga :  Januari 2023, Nilai Ekspor-Impor Kalteng Meningkat

Sementara itu, Kepala BPS RI Amalia Adininggar Widyasanti memaparkan bahwa inflasi tahunan (Year on Year) Maret 2025 terhadap Maret 2024 tercatat sebesar 1,03 persen. Kenaikan harga pangan masih menjadi penyumbang terbesar inflasi bulanan.

“Inflasi bulanan Maret 2025 relatif lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya dan Maret 2024. Sementara itu, inflasi tahunan Maret 2025 lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya namun lebih rendah dibandingkan Maret 2024,” tutur Amalia.

Ia menjelaskan, selain pangan, inflasi juga dipengaruhi berakhirnya program diskon listrik 50 persen. Kenaikan tarif listrik turut mendorong harga yang dibayar konsumen lebih tinggi dibanding Februari.

Secara khusus, komoditas yang memberi andil besar terhadap inflasi Maret 2025 adalah bawang merah (24,07%), cabai rawit (13,67%), dan daging ayam ras (1,64%). Secara historis, tiga komoditas ini memang kerap mengalami inflasi saat Ramadan dan Idulfitri.

Amalia menambahkan, rata-rata harga bawang merah di minggu kedua April 2025 berada di atas Harga Acuan Penjualan (HAP), dengan kenaikan 8,67% dibanding Maret. Cabai merah naik 3,79%, sementara cabai rawit justru turun 6,15% dibanding bulan sebelumnya.

Baca Juga :  Pengalihan Subsidi BBM Dinilai Positif, Sasarannya Kelompok Rentan Ekonomi

Sebagai informasi, Rakor Pengendalian Inflasi ini dirangkai dengan sosialisasi penyelenggaraan Sekolah Unggulan Garuda. Wamendiktisaintek Stella Christie menyampaikan bahwa sekolah ini merupakan gagasan Presiden RI Prabowo Subianto dalam rangka pemerataan pendidikan unggul, terutama di bidang sains dan teknologi.

“Bapak Presiden Prabowo Subianto melihat terutama sekali di bidang sains dan teknologi, salah satu yang masih ada kekurangan di Indonesia saat ini adalah akses. Kita diharapkan bisa memberikan akses pendidikan yang berkualitas,” ucap Stella.

Usai rakor, Yuas Elko mengingatkan agar seluruh dinas teknis di Kalteng terus mengantisipasi potensi lonjakan harga, terutama bahan pokok yang kerap memicu inflasi. Ia juga menegaskan bahwa inflasi Kalteng masih terkendali, namun harus terus diwaspadai.

Rapat ini turut dihadiri Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kalteng, para Kepala OPD, dan perwakilan instansi vertikal terkait. (mmckalteng)

Terpopuler

Artikel Terbaru

/