27.5 C
Jakarta
Saturday, March 22, 2025

Pemprov Kalteng Dukung Upaya Pendidikan Literasi Keuangan Digital

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) mendukung penuh upaya peningkatan literasi keuangan digital bagi generasi muda. Dukungan ini disampaikan oleh Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Sekretariat Daerah (Setda) Sri Widanarni pada pembukaan kuliah umum tentang literasi keuangan digital di Aula Palangka Universitas Palangka Raya, Jumat (14/2).

Kuliah umum tersebut mengusung tema Masa Depan Keuangan Digital: Aset Kripto dan Aset Keuangan Digital, Keuntungan, Risiko, dan Regulasi. Sri Widanarni menegaskan pentingnya edukasi ini agar masyarakat, khususnya generasi muda, dapat mengelola keuangan dengan bijak di era digital.

“Kuliah umum ini bertujuan untuk membekali para peserta agar mampu menjadi garda terdepan dalam meningkatkan tingkat literasi keuangan di masyarakat,” ujarnya, di hadapan peserta yang mayoritas adalah mahasiswa.

Baca Juga :  Apresiasi Peran Guru Sebagai Pilar Utama Membangun Generasi Cerdas dan Berdaya Saing

Sri juga mengingatkan bahwa perkembangan teknologi digital yang sangat pesat saat ini memengaruhi hampir semua sektor kehidupan, termasuk Industri Jasa Keuangan.

“Modus kejahatan digital semakin marak, yang berpotensi merugikan masyarakat jika tidak diwaspadai,” ujarnya.

Ia menambahkan, literasi keuangan yang baik dapat membantu masyarakat dalam membuat keputusan keuangan yang lebih cerdas, terhindar dari penipuan digital, serta memahami produk dan layanan keuangan sesuai dengan kebutuhan mereka.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur, Parjiman, dalam laporannya menyebutkan, jumlah investor aset kripto di Indonesia pada 2024 mencapai 22,91 juta orang, dengan nilai transaksi melonjak tajam hingga Rp650,61 triliun.

“Namun, aset kripto memiliki risiko yang tinggi, termasuk fluktuasi harga dan praktik penipuan, seperti scam yang memanfaatkan ketidaktahuan dan fenomena Fear of Missing Out (FOMO),” ujarnya.

Baca Juga :  Karhutla Meluas, Satgas Udara Kerahkan Dua Heli Water Bombing di Dua Kabupaten

Parjiman juga mengingatkan pentingnya kesadaran tinggi dalam berinvestasi, agar masyarakat dapat menghindari berbagai penipuan yang kerap terjadi di pasar aset kripto.

“Dengan meningkatnya literasi keuangan digital, diharapkan masyarakat bisa bijak dalam berinvestasi dan menyiapkan masa depan mereka,” tegasnya. (hfz)

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) mendukung penuh upaya peningkatan literasi keuangan digital bagi generasi muda. Dukungan ini disampaikan oleh Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Sekretariat Daerah (Setda) Sri Widanarni pada pembukaan kuliah umum tentang literasi keuangan digital di Aula Palangka Universitas Palangka Raya, Jumat (14/2).

Kuliah umum tersebut mengusung tema Masa Depan Keuangan Digital: Aset Kripto dan Aset Keuangan Digital, Keuntungan, Risiko, dan Regulasi. Sri Widanarni menegaskan pentingnya edukasi ini agar masyarakat, khususnya generasi muda, dapat mengelola keuangan dengan bijak di era digital.

“Kuliah umum ini bertujuan untuk membekali para peserta agar mampu menjadi garda terdepan dalam meningkatkan tingkat literasi keuangan di masyarakat,” ujarnya, di hadapan peserta yang mayoritas adalah mahasiswa.

Baca Juga :  Apresiasi Peran Guru Sebagai Pilar Utama Membangun Generasi Cerdas dan Berdaya Saing

Sri juga mengingatkan bahwa perkembangan teknologi digital yang sangat pesat saat ini memengaruhi hampir semua sektor kehidupan, termasuk Industri Jasa Keuangan.

“Modus kejahatan digital semakin marak, yang berpotensi merugikan masyarakat jika tidak diwaspadai,” ujarnya.

Ia menambahkan, literasi keuangan yang baik dapat membantu masyarakat dalam membuat keputusan keuangan yang lebih cerdas, terhindar dari penipuan digital, serta memahami produk dan layanan keuangan sesuai dengan kebutuhan mereka.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur, Parjiman, dalam laporannya menyebutkan, jumlah investor aset kripto di Indonesia pada 2024 mencapai 22,91 juta orang, dengan nilai transaksi melonjak tajam hingga Rp650,61 triliun.

“Namun, aset kripto memiliki risiko yang tinggi, termasuk fluktuasi harga dan praktik penipuan, seperti scam yang memanfaatkan ketidaktahuan dan fenomena Fear of Missing Out (FOMO),” ujarnya.

Baca Juga :  Karhutla Meluas, Satgas Udara Kerahkan Dua Heli Water Bombing di Dua Kabupaten

Parjiman juga mengingatkan pentingnya kesadaran tinggi dalam berinvestasi, agar masyarakat dapat menghindari berbagai penipuan yang kerap terjadi di pasar aset kripto.

“Dengan meningkatnya literasi keuangan digital, diharapkan masyarakat bisa bijak dalam berinvestasi dan menyiapkan masa depan mereka,” tegasnya. (hfz)

Terpopuler

Artikel Terbaru