PALANGKA RAYA, KALTENGPOS.CO-Gubernur
Kalteng H Sugianto Sabran selaku Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19
Kalteng meminta kepada semua pihak
mengkampanyekan penggunaan masker sebagai upaya melindungi diri dan orang lain.
Targetnya, paling tidak penggunaan masker berkisar 70-75 persen dari populasi
secara tertib agar dapat menekan penyebaran kasus Covid-19.
Hasil penelitian di
Amerika, penggunaan masker kain 80 persen dari populasi maka akan mengurangi 34-
58 persen penambahan kasus kematian. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa
permodelan penggunaan masker minimal populasi tersebut sudah terbukti menekan
peningkatan kasus baru dan kematian.
“Dengan demikian,
buktikan bahwa ini yang akan menjadi target bersama, melindungi dari diri kita
sendiri maupun orang yang berada di sekeliling kita,†katanya melalui rilis
Satgas Covid-19 Kalteng, Rabu (9/9).
Sementara itu, Ketua
Perhimpunan Ahli Epidemologi Indonesia (PAEI) Perwakilan Kalteng Rini Fortina
mengatakan, memang pada tiga pekan lalu kondisi Kalteng sudah membaik, dalam
artian jumlah kasus setiap pekan mengalami penurunan. Namun, pada pekan lalu malah
terjadi lonjakan kasus, artinya kondisi kasus Covid-19 di Kalteng memburuk.
“Puncak kasus terakhir
yakni 259 kasus sepekan, kemudian selama tiga pekan terakhir menurun di bawah
angka itu, namun pada pekan lalu terjadi lonjakan kasus hingga 255 kasus tanpa
ada kenaikan sedikit demi sedikit, tetapi kenaikannya langsung tinggi,†katanya
saat dikonfirmasi, Rabu (9/9).
Diungkapkannya, untuk
Kota Palangka Raya memang kejadian kasus baru mengalami penurunan hingga di
bawah 10, dalam artian stabil namun stabil tinggi. Ada kecenderungan menurun
tapi lambat.
“Justru yang
menyebabkan memburuk itu di kabupaten, lantaran di kabupaten transmisi lokalnya
luas. Itu yang menyebabkan terjadi kenaikan sehingga secara keselurah
kesimpulannya Kalteng memburuk,†ungkapnya kepada Kalteng Pos.
Memang, lanjut Rini,
kondisi Kalteng saat ini naik turun, terkadang zona oranye dan kadang juga
menjadi merah, hanya Kabupaten Sukamara saja yang dapat mempertahakan posisinya
sebagai daerah zona hijau. Namun, kondisi Sukamara demikian tidak dapat
mempengaruhi status zona daerah di Kalteng.
“Saat ini memang sudah
terjadi transmisi komunitas, artinya kami tidak bisa mengetahui penularan yang
terjadi dari luar atau dalam karena tercampur aduk,†katanya.
Untuk itu, perlu adanya
pelacakan kontak apakah terjadi karena transmisi atau dari luar. Meskipun,
Indoensia secara umum dan Kalteng secara khusus sudah mengalami transmisi
komunitas.
“Hal ini jangan sampai lengah, masyarakat harus
kerja sama dengan pemerintah untuk menekan penularan,†pungkasnya.