27.9 C
Jakarta
Thursday, October 2, 2025

Dislutkan Kalteng Ajak Nelayan Gunakan Alat Tangkap Ramah Lingkungan

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Dalam upaya menjaga kelestarian sumber daya perikanan, Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Kalimantan Tengah (Kalteng) mengimbau nelayan untuk menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan.

Kepala Dislutkan, Sri Widanarni, menegaskan bahwa destructive fishing harus dihentikan demi keberlanjutan hasil tangkapan.

Menurutnya, penggunaan alat tangkap yang berbahaya seperti bom, racun, dan setrum bukan hanya merusak ekosistem, tetapi juga berisiko bagi keselamatan nelayan itu sendiri.

“Sudah banyak kasus nelayan celaka karena menggunakan bahan peledak,” ungkapnya, Rabu (3/9).

Ia menjelaskan, praktik destructive fishing memang memberikan hasil tangkapan dalam jumlah besar secara cepat.

Namun, dampak jangka panjangnya justru menghancurkan habitat ikan sehingga nelayan akan kesulitan mencari hasil tangkapan di kemudian hari.

Baca Juga :  Gelar Pertemuan Dengan Kades se Kotim, Gubernur Kalteng Beri Arahan Ini

Sebagai alternatif, pemerintah mendorong penerapan teknologi penangkapan ikan ramah lingkungan.

“Kami ingin nelayan sadar bahwa hasil tangkapan yang berkelanjutan jauh lebih menguntungkan daripada hasil instan yang merusak,” katanya.

Sri juga menambahkan, pihaknya akan terus melakukan sosialisasi dan pembinaan kepada masyarakat pesisir agar bersama-sama menjaga kelestarian perairan.

“Ini adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah, tetapi seluruh masyarakat Kalteng,” pungkasnya.(Hfz)

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Dalam upaya menjaga kelestarian sumber daya perikanan, Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Kalimantan Tengah (Kalteng) mengimbau nelayan untuk menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan.

Kepala Dislutkan, Sri Widanarni, menegaskan bahwa destructive fishing harus dihentikan demi keberlanjutan hasil tangkapan.

Menurutnya, penggunaan alat tangkap yang berbahaya seperti bom, racun, dan setrum bukan hanya merusak ekosistem, tetapi juga berisiko bagi keselamatan nelayan itu sendiri.

“Sudah banyak kasus nelayan celaka karena menggunakan bahan peledak,” ungkapnya, Rabu (3/9).

Ia menjelaskan, praktik destructive fishing memang memberikan hasil tangkapan dalam jumlah besar secara cepat.

Namun, dampak jangka panjangnya justru menghancurkan habitat ikan sehingga nelayan akan kesulitan mencari hasil tangkapan di kemudian hari.

Baca Juga :  Gelar Pertemuan Dengan Kades se Kotim, Gubernur Kalteng Beri Arahan Ini

Sebagai alternatif, pemerintah mendorong penerapan teknologi penangkapan ikan ramah lingkungan.

“Kami ingin nelayan sadar bahwa hasil tangkapan yang berkelanjutan jauh lebih menguntungkan daripada hasil instan yang merusak,” katanya.

Sri juga menambahkan, pihaknya akan terus melakukan sosialisasi dan pembinaan kepada masyarakat pesisir agar bersama-sama menjaga kelestarian perairan.

“Ini adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah, tetapi seluruh masyarakat Kalteng,” pungkasnya.(Hfz)

Terpopuler

Artikel Terbaru