25.5 C
Jakarta
Friday, December 19, 2025

Harga Elpiji 3 Kg Melonjak, Pemko Palangka Raya Bongkar Biang Keroknya

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Pemerintah Kota Palangka Raya memastikan lonjakan harga Elpiji 3 kilogram yang dikeluhkan warga bukan bersumber dari pangkalan resmi. Kenaikan harga justru terjadi karena praktik penjualan di luar jalur distribusi yang semestinya, terutama di tingkat pengecer ilegal.

Temuan ini mengemuka dalam Rapat Pembahasan Ketersediaan dan Distribusi Elpiji 3 kilogram dan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Ruang Rapat Peteng Karuhei I, Kantor Wali Kota Palangka Raya, Jalan Tjilik Riwut.

Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Perindustrian (DPKUKMP) Kota Palangka Raya, Samsul Rizal, menegaskan harga Elpiji 3 kilogram di pangkalan sudah ditetapkan sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET). Untuk wilayah Kota Palangka Raya sebesar Rp22.000 per tabung, sementara Kecamatan Bukit Batu Rp23.000.

Baca Juga :  Agustiar Sabran Gunakan Hak Pilih, Optimistis Menang di Pilkada Kalteng

“Kalau di lapangan ada harga jauh di atas itu, bisa dipastikan bukan dari pangkalan resmi, tapi di tingkat pengecer,” kata Samsul, Kamis (18/12/2025).

Samsul menjelaskan, secara aturan Elpiji 3 kilogram hanya boleh disalurkan melalui pangkalan resmi dan tidak diperjualbelikan kembali oleh pengecer. Namun, kondisi di lapangan masih menunjukkan adanya penjualan bebas karena tingginya kebutuhan masyarakat.

“Idealnya memang tidak ada pengecer Elpiji 3 kilogram, tapi faktanya masih kita temukan,” ujarnya.

Menurut dia, melonjaknya permintaan Elpiji 3 kilogram dipicu pertumbuhan UMKM yang cukup pesat di Palangka Raya, ditambah peningkatan konsumsi menjelang Natal dan Tahun Baru. Situasi ini kerap dimanfaatkan oknum tertentu untuk menaikkan harga.

Electronic money exchangers listing

“Di tingkat pengecer, harganya bahkan bisa tembus Rp40.000 per tabung,” ungkapnya.

Baca Juga :  Ingat! Palangka Raya Masih Terapkan PPKM Level 2

Untuk menahan laju kenaikan harga sekaligus menjaga ketersediaan pasokan, Pemko Palangka Raya telah berkoordinasi dengan Pertamina, kepolisian, agen, dan pangkalan Elpiji. Salah satu langkah konkret yang disepakati adalah pelaksanaan operasi pasar.

“Kami sepakat menggelar operasi pasar bersama Pertamina dan agen Elpiji agar harga kembali turun dan distribusi sesuai ketentuan,” katanya.

Operasi pasar Elpiji 3 kilogram rencananya digelar di sejumlah kelurahan dengan tingkat kebutuhan tinggi, melibatkan pemerintah kelurahan setempat.

“Kalau tidak ada kendala, pelaksanaannya pada 23 sampai 24 Desember, setiap hari di dua kelurahan dengan kebutuhan paling tinggi,” tutup Samsul. (adr)

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Pemerintah Kota Palangka Raya memastikan lonjakan harga Elpiji 3 kilogram yang dikeluhkan warga bukan bersumber dari pangkalan resmi. Kenaikan harga justru terjadi karena praktik penjualan di luar jalur distribusi yang semestinya, terutama di tingkat pengecer ilegal.

Temuan ini mengemuka dalam Rapat Pembahasan Ketersediaan dan Distribusi Elpiji 3 kilogram dan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Ruang Rapat Peteng Karuhei I, Kantor Wali Kota Palangka Raya, Jalan Tjilik Riwut.

Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Perindustrian (DPKUKMP) Kota Palangka Raya, Samsul Rizal, menegaskan harga Elpiji 3 kilogram di pangkalan sudah ditetapkan sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET). Untuk wilayah Kota Palangka Raya sebesar Rp22.000 per tabung, sementara Kecamatan Bukit Batu Rp23.000.

Electronic money exchangers listing
Baca Juga :  Agustiar Sabran Gunakan Hak Pilih, Optimistis Menang di Pilkada Kalteng

“Kalau di lapangan ada harga jauh di atas itu, bisa dipastikan bukan dari pangkalan resmi, tapi di tingkat pengecer,” kata Samsul, Kamis (18/12/2025).

Samsul menjelaskan, secara aturan Elpiji 3 kilogram hanya boleh disalurkan melalui pangkalan resmi dan tidak diperjualbelikan kembali oleh pengecer. Namun, kondisi di lapangan masih menunjukkan adanya penjualan bebas karena tingginya kebutuhan masyarakat.

“Idealnya memang tidak ada pengecer Elpiji 3 kilogram, tapi faktanya masih kita temukan,” ujarnya.

Menurut dia, melonjaknya permintaan Elpiji 3 kilogram dipicu pertumbuhan UMKM yang cukup pesat di Palangka Raya, ditambah peningkatan konsumsi menjelang Natal dan Tahun Baru. Situasi ini kerap dimanfaatkan oknum tertentu untuk menaikkan harga.

“Di tingkat pengecer, harganya bahkan bisa tembus Rp40.000 per tabung,” ungkapnya.

Baca Juga :  Ingat! Palangka Raya Masih Terapkan PPKM Level 2

Untuk menahan laju kenaikan harga sekaligus menjaga ketersediaan pasokan, Pemko Palangka Raya telah berkoordinasi dengan Pertamina, kepolisian, agen, dan pangkalan Elpiji. Salah satu langkah konkret yang disepakati adalah pelaksanaan operasi pasar.

“Kami sepakat menggelar operasi pasar bersama Pertamina dan agen Elpiji agar harga kembali turun dan distribusi sesuai ketentuan,” katanya.

Operasi pasar Elpiji 3 kilogram rencananya digelar di sejumlah kelurahan dengan tingkat kebutuhan tinggi, melibatkan pemerintah kelurahan setempat.

“Kalau tidak ada kendala, pelaksanaannya pada 23 sampai 24 Desember, setiap hari di dua kelurahan dengan kebutuhan paling tinggi,” tutup Samsul. (adr)

Terpopuler

Artikel Terbaru