PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin, melalui Ketua Harian Satuan Tugas (Satgas) Covid – 19 Kota Palangka Raya Emi Abriyani menyatakan saat ini Kota Palangka Raya menjadi nomor satu capaian vaksinasi tingkat Kalimantan. Akselerasi pelaksanaan vaksinasi massal di Kota Cantik memang sedang marak-maraknya.
Adapun bukti dari serbuan kesuksesan pelaksanaan vaksinasi di kota ini, ada pada angka 71 persen capaian vaksinasi. Hal ini menunjukan Herd Immunity atau kekebalan kelompok di kota yang memiliki tiga perwajahan ini mulai terbentuk. Hal tersebutlah saat ini yang berdampak cukup signifikan terhadap turunnya angka sebaran Covid -19.
“Herd Immunity mulai terbentuk akibat capaian vaksinasi. Namun kami selaku tim Satgas Covid-19 Kota Palangka Raya mengajak seluruh masyarakat agar tetap bisa taat menerapkan protokol kesehatan,” kata Emi kepada awak media, Jumat (8/10).
Wanita yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya inimenyampaikan, di PPKM level tiga ini masyarakat masih diberikan aturan pembatasan cukup ketat. Tidak seperti daerah lain yang menerapkan PPKM level satu dan dua tentunya lebih longgar dalam hal pembatasannya.
Maka dari itu melihat level PPKM kita masih berada dalam level tiga penerapan Prokes masih di perlukan.
“Ayo dukung upaya Pemerintah Kota Palangka Raya dalam hal menyukseskan penerapan PPKM, sehingga apabila kembali menerapkan PPKM, harapan kita PPKM kita bisa segera turun level,” ucapnya.
Sementara itu, berdasarkan Data KPC PEN, Vaksinasi di Kalteng sudah mencapai 38 Persen Lebih. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Tengah Suyuti Syamsul. Ia menyebutkan vaksinasi di Kalteng untuk dosis pertama sudah mencapai 37 persen dan dosis kedua berada di angka 24 persen.
Namun, jika dibandingkan dengan data Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) vaksinasi di Kalteng sudah berada di angka 38 persen lebih.
“Memang ada perbedaan data, lebih tinggi data di KPC PEN, karena vaksinasi di Kalteng ini juga banyak dilaksanakan gotong-royong,” kata Suyuti.
Diungkapkannya, apabila vaksinasi dilakukan gotong-royong maka tidak masuk dalam pencatatan pemerintah, karena di luar program pemerintah itu sendiri. Namun, di data pusat akan terlihat capaian yang diperoleh oleh pemerintah dan juga gotong-royong.
“Sudah pasti pencapaian di pusat menjadi gabungan antara pemerintah dan gotong-royong sehingga akan lebih tinggi,” ungkapnya kepada awak media.
Untuk vaksin merek sinovac memang sudah tahap impor. Untuk itu, vaksin sinovac ini akan digunakan untuk menyelesaikan dosis kedua. Selanjutnya dosis pertama, akan menggunakan vaksin lain seperti moderna, pfizer, astrazeneca dan lainnya.
“Namun apakah nanti pemerintah akan membeli sinovac lagi atau tidak, kami juga belum mengetahui. Namun sementara ini akan menggunakan sesuai yang didistribusikan,” pungkasnya.