27.1 C
Jakarta
Sunday, February 16, 2025

Stunting di Palangka Raya Berkurang, Pemko Perketat Validasi Data

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Jumlah anak berisiko stunting di Palangka Raya menunjukkan tren penurunan berdasarkan pemantauan di berbagai kelurahan.

Meskipun hasil terbaru Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) baru akan dirilis Maret mendatang, Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya terus memperkuat validasi data agar intervensi lebih tepat sasaran.

Pj Wali Kota Palangka Raya, Akhmad Husain, menyampaikan bahwa pengecekan di lapangan mengindikasikan penurunan signifikan jumlah anak berisiko stunting.

“Beberapa kelurahan hanya mencatat satu hingga dua anak dalam kategori ini, bahkan ada yang sudah tidak memiliki kasus serupa,” ujar Husain usai menghadiri Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di Kecamatan Sabangau, Selasa (4/2/2025).

Salah satu kelurahan yang menunjukkan kemajuan adalah Sebaru, yang kini hanya mencatat satu anak dalam kategori berisiko.

Baca Juga :  Melalui PPID, Pemko Memberikan Ruang Masyarakat Mendapatkan Informasi Akurat dan Tepat

Namun, verifikasi lebih lanjut tetap dilakukan untuk memastikan keakuratan data.

“Pemerintah berkomitmen terus memantau perkembangan ini agar langkah intervensi bisa lebih optimal,” tambahnya.

Sebagai upaya pencegahan, Pemko Palangka Raya tetap menjalankan program Bapak/Ibu Asuh Anak Stunting dan Dapur Sehat guna memastikan pemenuhan gizi anak-anak.

Program ini diharapkan dapat semakin menekan angka stunting di kota tersebut.

Selain memastikan efektivitas program, Pemko juga memprioritaskan validasi data agar intervensi lebih tepat dan sesuai kondisi masing-masing kelurahan.

“Kami akan cek kembali apakah datanya valid atau perlu diperbarui, namun sejauh ini indikator kesehatan masyarakat Palangka Raya menunjukkan peningkatan,” ujarnya.

Husain optimistis tren positif ini dapat terus berlanjut dengan sinergi berbagai pihak.

Baca Juga :  71 ASN Dilantik, Wali Kota : Sesuai dengan Rekomendasi KASN

Ia berharap angka stunting di Palangka Raya semakin menurun guna mendukung target nasional dalam percepatan penanggulangan stunting di Indonesia. (ndo)

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Jumlah anak berisiko stunting di Palangka Raya menunjukkan tren penurunan berdasarkan pemantauan di berbagai kelurahan.

Meskipun hasil terbaru Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) baru akan dirilis Maret mendatang, Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya terus memperkuat validasi data agar intervensi lebih tepat sasaran.

Pj Wali Kota Palangka Raya, Akhmad Husain, menyampaikan bahwa pengecekan di lapangan mengindikasikan penurunan signifikan jumlah anak berisiko stunting.

“Beberapa kelurahan hanya mencatat satu hingga dua anak dalam kategori ini, bahkan ada yang sudah tidak memiliki kasus serupa,” ujar Husain usai menghadiri Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di Kecamatan Sabangau, Selasa (4/2/2025).

Salah satu kelurahan yang menunjukkan kemajuan adalah Sebaru, yang kini hanya mencatat satu anak dalam kategori berisiko.

Baca Juga :  Melalui PPID, Pemko Memberikan Ruang Masyarakat Mendapatkan Informasi Akurat dan Tepat

Namun, verifikasi lebih lanjut tetap dilakukan untuk memastikan keakuratan data.

“Pemerintah berkomitmen terus memantau perkembangan ini agar langkah intervensi bisa lebih optimal,” tambahnya.

Sebagai upaya pencegahan, Pemko Palangka Raya tetap menjalankan program Bapak/Ibu Asuh Anak Stunting dan Dapur Sehat guna memastikan pemenuhan gizi anak-anak.

Program ini diharapkan dapat semakin menekan angka stunting di kota tersebut.

Selain memastikan efektivitas program, Pemko juga memprioritaskan validasi data agar intervensi lebih tepat dan sesuai kondisi masing-masing kelurahan.

“Kami akan cek kembali apakah datanya valid atau perlu diperbarui, namun sejauh ini indikator kesehatan masyarakat Palangka Raya menunjukkan peningkatan,” ujarnya.

Husain optimistis tren positif ini dapat terus berlanjut dengan sinergi berbagai pihak.

Baca Juga :  71 ASN Dilantik, Wali Kota : Sesuai dengan Rekomendasi KASN

Ia berharap angka stunting di Palangka Raya semakin menurun guna mendukung target nasional dalam percepatan penanggulangan stunting di Indonesia. (ndo)

Terpopuler

Artikel Terbaru