26.9 C
Jakarta
Friday, April 26, 2024

Edy Usulkan Agar Desa Tak Terjadi Karhutla Dapat Hadiah

PULANG PISAU – Bupati Pulang Pisau H Edy Pratowo
mengikuti rapat evaluasi penanganan darurat bencana kebakaran hutan dan lahan
(karhutla).

Rapat yang digelar di Palangka Raya
dan dipimpin Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran, Senin (4/11) itu juga membahas
rencana strategis pencegahan, kesiapsiagaan dan penanganan darurat bencana karhutla
2019.

Dalam rapat itu Edy menyampaikan
usulan perubahan pola pelibatan masyarakat peduli api (MPA) dalam penanganan
karhutla. “Sebelumnya, MPA bekerja saat terjadi kebakaran hutan dan lahan
dengan menerima intensif Rp140 ribu. Namun setelah kebakaran mereka baru
keluar. Pola ini yang harus kita ubah,” kata Edy.

Edy mengusulkan kepada gubernur,
ke depan pola yang diterapkan dibalik. “Kita balik. Kalau ada desa yang tidak
terjadi kebakaran hutan dan lahan, kita beri desa itu bonus atau hadiah. Dengan
demikian kita harapkan, desa yang rawan kebakaran akan benar-benar menjaga
desanya agar tidak sampai terbakar,” kata dia.

Baca Juga :  Jangan Remehkan Covid-19

Jadi, lanjut dia, MPA dan
masyarakat melakukan upaya pencegahan dan tidak melakukan pemadaman saat
terjadi kebakaran hutan dan lahan saja. “Saya kira ini penting agar masyarakat
dan MPA berupaya agar tidak terjadi kebakaran di wilayahnya,” tegas Edy.

Bupati mengaku, di Pulang Pisau
ada 400 MPA. Selain itu Edy juga mengaku di Pulang Pisau juga terdapat delapan
pos lapangan (poslap) yang tersebar di tiga kecamatan. “Kami juga telah
membentuk desa tanggap bencana,” beber Edy.

Dalam penanganan karhutla
beberapa waktu lalu bupati mengaku, kerja sama tim, baik dari kepolisian, TNI,
BPBD, MPA, IC berjalan dengan baik. “Untuk hostspot di Pulang Pisau memang
tinggi, tetapi bisa kami tekan. Itu semua karena kerja keras bersama tanpa
kenal lelah dan waktu,” ucapnya.

Baca Juga :  Perkuat Koordinasi, Bupati Pulang Pisau Ikuti Rakornas BNPB

Edy juga mengharapkan, jika
terjadi karhutla tidak perlu mencari kambing hitam. “Terlebih wilayah Pulang
Pisau dengan Palangka Raya sangat berdekatan dan berbatasan langsung. Yang kita
perlukan adalah kerja sama yang baik dan tanggung jawab bersama untuk mengatasi
hal itu,” tandasnya. (art/nto)

PULANG PISAU – Bupati Pulang Pisau H Edy Pratowo
mengikuti rapat evaluasi penanganan darurat bencana kebakaran hutan dan lahan
(karhutla).

Rapat yang digelar di Palangka Raya
dan dipimpin Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran, Senin (4/11) itu juga membahas
rencana strategis pencegahan, kesiapsiagaan dan penanganan darurat bencana karhutla
2019.

Dalam rapat itu Edy menyampaikan
usulan perubahan pola pelibatan masyarakat peduli api (MPA) dalam penanganan
karhutla. “Sebelumnya, MPA bekerja saat terjadi kebakaran hutan dan lahan
dengan menerima intensif Rp140 ribu. Namun setelah kebakaran mereka baru
keluar. Pola ini yang harus kita ubah,” kata Edy.

Edy mengusulkan kepada gubernur,
ke depan pola yang diterapkan dibalik. “Kita balik. Kalau ada desa yang tidak
terjadi kebakaran hutan dan lahan, kita beri desa itu bonus atau hadiah. Dengan
demikian kita harapkan, desa yang rawan kebakaran akan benar-benar menjaga
desanya agar tidak sampai terbakar,” kata dia.

Baca Juga :  Jangan Remehkan Covid-19

Jadi, lanjut dia, MPA dan
masyarakat melakukan upaya pencegahan dan tidak melakukan pemadaman saat
terjadi kebakaran hutan dan lahan saja. “Saya kira ini penting agar masyarakat
dan MPA berupaya agar tidak terjadi kebakaran di wilayahnya,” tegas Edy.

Bupati mengaku, di Pulang Pisau
ada 400 MPA. Selain itu Edy juga mengaku di Pulang Pisau juga terdapat delapan
pos lapangan (poslap) yang tersebar di tiga kecamatan. “Kami juga telah
membentuk desa tanggap bencana,” beber Edy.

Dalam penanganan karhutla
beberapa waktu lalu bupati mengaku, kerja sama tim, baik dari kepolisian, TNI,
BPBD, MPA, IC berjalan dengan baik. “Untuk hostspot di Pulang Pisau memang
tinggi, tetapi bisa kami tekan. Itu semua karena kerja keras bersama tanpa
kenal lelah dan waktu,” ucapnya.

Baca Juga :  Perkuat Koordinasi, Bupati Pulang Pisau Ikuti Rakornas BNPB

Edy juga mengharapkan, jika
terjadi karhutla tidak perlu mencari kambing hitam. “Terlebih wilayah Pulang
Pisau dengan Palangka Raya sangat berdekatan dan berbatasan langsung. Yang kita
perlukan adalah kerja sama yang baik dan tanggung jawab bersama untuk mengatasi
hal itu,” tandasnya. (art/nto)

Terpopuler

Artikel Terbaru