28.5 C
Jakarta
Wednesday, October 29, 2025

Gerakan Menanam 1.000 Mangrove Wujud Nyata Komitmen Menjaga Bumi

SAMPIT, PROKALTENG.CO – Upaya menjaga kelestarian lingkungan kembali diperkuat melalui kegiatan penanaman 1.000 batang mangrove di Kabupaten Sukamara.

Aksi penghijauan di kawasan pesisir ini turut dihadiri oleh Wakil Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Irawati, yang menyampaikan dukungan penuh atas gerakan kolektif pelestarian ekosistem pantai tersebut.

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Bupati Sukamara H.Masduki dan diikuti oleh unsur pemerintah daerah, TNI/Polri, organisasi masyarakat, pelajar, serta relawan pecinta lingkungan.

Penanaman mangrove dilakukan di kawasan pesisir yang rawan abrasi sebagai langkah nyata dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut dan daratan. Wakil Bupati Kotim Irawati menyebut, kegiatan ini bukan hanya simbol kepedulian terhadap alam, tetapi juga menjadi manifestasi nyata kerja sama antardaerah di Kalimantan Tengah, dalam menghadapi ancaman perubahan iklim dan kerusakan lingkungan pesisir.

Baca Juga :  Pentingnya Kesadaran Para Pelaku Usaha Melepas Reklame yang Sudah Habis atau Memperpanjang Izinnya

“Gerakan menanam 1.000 mangrove ini bukan sekadar kegiatan seremonial, tetapi wujud nyata komitmen kita menjaga bumi. Mangrove adalah benteng alami yang melindungi pesisir dari abrasi, sekaligus tempat hidup bagi berbagai biota laut,” ujarnya, Selasa (28/10).

Menurut Irawati, kolaborasi antara Kabupaten Kotim dan Sukamara menjadi contoh konkret bahwa persoalan lingkungan hidup tidak bisa diselesaikan secara parsial. Diperlukan sinergi lintas wilayah agar upaya pelestarian dapat berdampak luas dan berkelanjutan.

“Isu lingkungan adalah tanggung jawab bersama. Kita tidak bisa berjalan sendiri-sendiri, karena kerusakan alam di satu daerah akan berdampak pada daerah lain. Melalui kegiatan seperti ini, kita menanam harapan bagi generasi mendatang untuk menikmati alam yang lebih sehat,” tambahnya.

Baca Juga :  Kedisiplinan Kerja Berpengaruh Pada TPP yang Diberikan

Wakil Bupati Irawati juga menilai bahwa program rehabilitasi mangrove memiliki dampak ekonomi dan sosial yang signifi kan. Selain menjaga keseimbangan alam, ekosistem mangrove juga menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat pesisir melalui sektor perikanan, pariwisata, hingga hasil olahan mangrove yang bernilai ekonomi.

“Menanam mangrove berarti juga menanam peluang ekonomi baru. Banyak masyarakat yang kini memanfaatkan hasil mangrove untuk olahan pangan dan wisata edukasi. Jadi, manfaatnya tidak hanya ekologis, tetapi juga ekonomi,” ungkapnya.

Ia berharap, kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut dan menjadi gerakan kolektif di seluruh wilayah Kalimantan Tengah. Pemerintah Kotim, katanya, siap mendukung dan memperluas aksi serupa di kawasan pesisir Kotim yang juga menghadapi tantangan abrasi dan degradasi lahan. (bah/kpg)

SAMPIT, PROKALTENG.CO – Upaya menjaga kelestarian lingkungan kembali diperkuat melalui kegiatan penanaman 1.000 batang mangrove di Kabupaten Sukamara.

Aksi penghijauan di kawasan pesisir ini turut dihadiri oleh Wakil Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Irawati, yang menyampaikan dukungan penuh atas gerakan kolektif pelestarian ekosistem pantai tersebut.

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Bupati Sukamara H.Masduki dan diikuti oleh unsur pemerintah daerah, TNI/Polri, organisasi masyarakat, pelajar, serta relawan pecinta lingkungan.

Penanaman mangrove dilakukan di kawasan pesisir yang rawan abrasi sebagai langkah nyata dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut dan daratan. Wakil Bupati Kotim Irawati menyebut, kegiatan ini bukan hanya simbol kepedulian terhadap alam, tetapi juga menjadi manifestasi nyata kerja sama antardaerah di Kalimantan Tengah, dalam menghadapi ancaman perubahan iklim dan kerusakan lingkungan pesisir.

Baca Juga :  Pentingnya Kesadaran Para Pelaku Usaha Melepas Reklame yang Sudah Habis atau Memperpanjang Izinnya

“Gerakan menanam 1.000 mangrove ini bukan sekadar kegiatan seremonial, tetapi wujud nyata komitmen kita menjaga bumi. Mangrove adalah benteng alami yang melindungi pesisir dari abrasi, sekaligus tempat hidup bagi berbagai biota laut,” ujarnya, Selasa (28/10).

Menurut Irawati, kolaborasi antara Kabupaten Kotim dan Sukamara menjadi contoh konkret bahwa persoalan lingkungan hidup tidak bisa diselesaikan secara parsial. Diperlukan sinergi lintas wilayah agar upaya pelestarian dapat berdampak luas dan berkelanjutan.

“Isu lingkungan adalah tanggung jawab bersama. Kita tidak bisa berjalan sendiri-sendiri, karena kerusakan alam di satu daerah akan berdampak pada daerah lain. Melalui kegiatan seperti ini, kita menanam harapan bagi generasi mendatang untuk menikmati alam yang lebih sehat,” tambahnya.

Baca Juga :  Kedisiplinan Kerja Berpengaruh Pada TPP yang Diberikan

Wakil Bupati Irawati juga menilai bahwa program rehabilitasi mangrove memiliki dampak ekonomi dan sosial yang signifi kan. Selain menjaga keseimbangan alam, ekosistem mangrove juga menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat pesisir melalui sektor perikanan, pariwisata, hingga hasil olahan mangrove yang bernilai ekonomi.

“Menanam mangrove berarti juga menanam peluang ekonomi baru. Banyak masyarakat yang kini memanfaatkan hasil mangrove untuk olahan pangan dan wisata edukasi. Jadi, manfaatnya tidak hanya ekologis, tetapi juga ekonomi,” ungkapnya.

Ia berharap, kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut dan menjadi gerakan kolektif di seluruh wilayah Kalimantan Tengah. Pemerintah Kotim, katanya, siap mendukung dan memperluas aksi serupa di kawasan pesisir Kotim yang juga menghadapi tantangan abrasi dan degradasi lahan. (bah/kpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru

/