33 C
Jakarta
Sunday, November 24, 2024

Mohon Dipahami! Ini Pertimbangan Bupati Terkait Wacana Wisata Buaya

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Terkait wacana wisata buaya yang saat ini menuai beragam tanggapan dari masyarakat, Bupati Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) H.Halikinnor menjelaskan ada beberapa pertimbangan wacana wisata buaya. karena tujuannya untuk konservasi atau penyelamatan, sekaligus memanfaatkannya sebagai peluang untuk destinasi wisata baru.

“Wisata ini bukan berarti kita memancing buaya, lalu ditangkap, dipotong dan dagingnya dibagikan. Bukan seperti itu. Ini wisata memberi makan buaya langsung di habitatnya, Saya melihat di media sosial ada yang salah memahami atau disalahartikan akan hal itu,” kata Halikin, Senin (8/1).

Menurutnya ada beberapa pertimbangan sehingga dirinya mewacanakan wisata buaya tersebut tentu tujuannya untuk konservasi atau penyelamatan, karena sudah sering terjadi insiden konflik buaya dengan manusia bahkan pernah terjadi warga yang dimangsa buaya tidak ditemukan lagi jasadnya.

Baca Juga :  Prioritaskan Pemerataan Pembangunan, Per Desa Digelontor Rp200 Juta

“Masalah ini cukup mengkhawatirkan karena sebagai masyarakat kita masih beraktivitas di sungai setiap harinya. Sehingga rawan serangan oleh buaya. Dan perburuan buaya juga sulit, apalagi hewan liar ini kini sudah termasuk satwa yang dilindungi oleh negara,” ucap Halikin.

Dirinya memunculkan ide wisata buaya yang dikaitkan dengan konservasi atau pelestarian. Dengan wisata memberi makan buaya, maka kecemasan ini justru bisa dikelola untuk mendatangkan manfaat, bahkan nilai ekonomi bagi masyarakat dan daerah.

“Cara ini kita harapkan secara perlahan agar menggiring habitat buaya untuk dapat dilokalisir di kawasan tertentu yang jauh dari permukiman sehingga potensi warga diserang buaya semakin berkurang,” ujar Halikin.

Ia berencana mengajak instansi terkait untuk meninjau sebuah lokasi yang terdapat habitat buaya dan bekantan, apabila nantinya lokasi tersebut layak dengan berbagai pertimbangan, bisa menjadi opsi ketika wacana wisata buaya tersebut akan direalisasikan.

Baca Juga :  Mulai 1 Desember! TransNusa Beroperasi di Bandara H. Hasan Sampit, Ini Rutenya

“Kalau itu nanti terwujud, kita akan mengalokasikan anggaran untuk operasional pengelolaan wisata buaya. Sehingga para wisatawan bisa berkunjung untuk merasakan sensasi memberi makan buaya langsung di habitatnya di alam bebas,” harap Halikin.

Dirinya juga berharap masyarakat Kabupaten Kotim turut mendukung sektor pariwisata karena dampaknya akan sangat luas bagi perekonomian daerah. Wisatawan yang datang akan mengeluarkan uangnya di daerah ini baik  untuk transportasi, hotel, hiburan, oleh-oleh dan lainnya.(bah/kpg/ind)

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Terkait wacana wisata buaya yang saat ini menuai beragam tanggapan dari masyarakat, Bupati Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) H.Halikinnor menjelaskan ada beberapa pertimbangan wacana wisata buaya. karena tujuannya untuk konservasi atau penyelamatan, sekaligus memanfaatkannya sebagai peluang untuk destinasi wisata baru.

“Wisata ini bukan berarti kita memancing buaya, lalu ditangkap, dipotong dan dagingnya dibagikan. Bukan seperti itu. Ini wisata memberi makan buaya langsung di habitatnya, Saya melihat di media sosial ada yang salah memahami atau disalahartikan akan hal itu,” kata Halikin, Senin (8/1).

Menurutnya ada beberapa pertimbangan sehingga dirinya mewacanakan wisata buaya tersebut tentu tujuannya untuk konservasi atau penyelamatan, karena sudah sering terjadi insiden konflik buaya dengan manusia bahkan pernah terjadi warga yang dimangsa buaya tidak ditemukan lagi jasadnya.

Baca Juga :  Prioritaskan Pemerataan Pembangunan, Per Desa Digelontor Rp200 Juta

“Masalah ini cukup mengkhawatirkan karena sebagai masyarakat kita masih beraktivitas di sungai setiap harinya. Sehingga rawan serangan oleh buaya. Dan perburuan buaya juga sulit, apalagi hewan liar ini kini sudah termasuk satwa yang dilindungi oleh negara,” ucap Halikin.

Dirinya memunculkan ide wisata buaya yang dikaitkan dengan konservasi atau pelestarian. Dengan wisata memberi makan buaya, maka kecemasan ini justru bisa dikelola untuk mendatangkan manfaat, bahkan nilai ekonomi bagi masyarakat dan daerah.

“Cara ini kita harapkan secara perlahan agar menggiring habitat buaya untuk dapat dilokalisir di kawasan tertentu yang jauh dari permukiman sehingga potensi warga diserang buaya semakin berkurang,” ujar Halikin.

Ia berencana mengajak instansi terkait untuk meninjau sebuah lokasi yang terdapat habitat buaya dan bekantan, apabila nantinya lokasi tersebut layak dengan berbagai pertimbangan, bisa menjadi opsi ketika wacana wisata buaya tersebut akan direalisasikan.

Baca Juga :  Mulai 1 Desember! TransNusa Beroperasi di Bandara H. Hasan Sampit, Ini Rutenya

“Kalau itu nanti terwujud, kita akan mengalokasikan anggaran untuk operasional pengelolaan wisata buaya. Sehingga para wisatawan bisa berkunjung untuk merasakan sensasi memberi makan buaya langsung di habitatnya di alam bebas,” harap Halikin.

Dirinya juga berharap masyarakat Kabupaten Kotim turut mendukung sektor pariwisata karena dampaknya akan sangat luas bagi perekonomian daerah. Wisatawan yang datang akan mengeluarkan uangnya di daerah ini baik  untuk transportasi, hotel, hiburan, oleh-oleh dan lainnya.(bah/kpg/ind)

Terpopuler

Artikel Terbaru