SAMPIT, PROKALTENG.CO– Kabut asap imbas dari Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang terjadi di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Menimbulkan masalah kesehatan bagi masyarakat. Mereka yang sering terpapar kabut asap kini mulai mengeluhkan sesak napas. Baik orang dewasa terlebih lagi anak-anak.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Murjani Sampit sebagai pusat layanan kesehatan di Kotim mencatat, setelah beberapa hari kabut adap yang cukup tebal menyelimuti Kota Sampit Kabupaten Kotim, jumlah pasien yang mengeluhkan sesak nafas mulai mengalami peningkatan. Mereka terindikasi sesak napas akibat alergi terhadap asap.
“Kalau kita lihat, peningkatan kabut asap beberapa hari belakangan ini terjadinya. Seiring dengan itu, memang ada saja setiap hari pasien yang datang dengan keluhan sesak napas akibat alergi asap,”ujar Wakil Direktur RSUD dr Murjani Sampit, dr Akhya Ridzkie, Kamis (5/10).
Dirinya mengatakan, kebanyakan dari pasien yang datang mengeluhkan sesak nafas adalah anak-anak. Untuk penanganannya, mereka akan diobservasi dan ditangani dengan cara nebuliser (diuap, red). Selanjutnya mereka akan diberlakukan rawat jalan untuk pengobatan lebih lanjut.
“Biasanya cenderung anak-anak yang datang. Mereka akan diobservasi di IGD kemudian dinebuliser dan kita kakukan rawat jalan saja,”ungkap Akhya Ridzkie.
Dalam sehari, pasien yang datang ke RSUD dr Murjani dengan keluhan sesak napas berkisar antara dua hingga tiga orang. Jumlah tersebut masih dalam tahap wajar. Beberapa dari mereka mengalami sesak nafas akibat penyakit bawaan seperti asma.
“Setelah kabut asap parah beberapa waktu belakangan, kita bisa menerima dua hingga tiga orang pasien dengan keluhan sama dalam sehari. Angka itu masih wajar. Mereka kebanyakan adalah anak-anak sudah ada penyakit bawaan seperti asma yang kambuh akibat asap ini,” terang Akhya Ridzkie
Dirinya memaparkan, sejauh ini tidak ada ditemukan kasus ISPA yang berakibat fatal. Mereka yang melakukan rawat inap akibat ISPA adalah mereka yang mempunyai keluhan lain. Sehingga hal tersebut masih dalam batas wajar.
“Alhamdulillah sejauh ini tidak ada kasus ISPA yang fatal. Yang rawat inap ada, tapi itu juga ada penyakit lain seperti demamnya tinggi. Dan jumlahnya juga masih sedikit,”tutupnya.(sli/kpg/ind)