Site icon Prokalteng

Kotim Dapat Bantuan Benih Jagung untuk Lahan Seluas 390 Hektare yang Tersebar di 9 Kecamatan

Wakil Bupati Kotim, Irawati memimpin langsung kegiatan tanam perdana jagung hibrida yang dipusatkan di Kelompok Tani Sudi Makmur, Desa Mekar Jaya, Kecamatan Parenggean, Rabu (4/9).(FOTO : PROKOPIM)

SAMPIT, PROKALTENG.CO – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) melakukan penanaman perdana jagung jenis hibrida untuk mendukung ketersediaan bahan baku pabrik pakan ternak di daerah ini. Kegiatan tanam perdana jagung ini dipusatkan di Kelompok Tani Sudi Makmur, Desa Mekar Jaya, Kecamatan Parenggean, Rabu (4/9).

Wakil Bupati Irawati memimpin langsung kegiatan tanam perdana tersebut. Turut hadir perwakilan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Kalteng, Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Kalteng, Kadin Kotim dan lainnya.

“Kita sangat bersyukur karena Kabupaten Kotim mendapat bantuan untuk kegiatan pengembangan jagung di 2024, sehingga kita bisa menunjang ketersediaan bahan baku pabrik pakan ternak yang dibangun Pemerintaj Provinsi Kalteng di Kotim,” kata Irawati.

Menurutnya Pengembangan pertanian jagung ini merupakan program Kementerian Pertanian melalui Provinsi Kalteng Khususnya, Kotim mendapat bantuan benih jagung untuk lahan seluas 390 hektare yang tersebar di sembilan kecamatan.

Kotim juga mendapatkan bantuan pupuk NPK dari Pemerintah Provinsi Kalteng. Serta pengadaan insektisida dan herbisida oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kotim untuk menunjang pengembangan pertanian jagung tersebut.

“Pemerintah Kabupaten Kotim juga memberikan dukungan dengan berbagai program di antaranya penyediaan dan pengembangan sarana pertanian melalui kegiatan dukungan pengembangan jagung,” ujar Irawati.

Ia juga mengatakan, Dukungan juga termasuk penanganan panen, pascapanen dan pengolahan hasil pertanian, yaitu berupa bantuan alat pemipil jagung (corn sheller), alat pengukur kadar air (moisture tester), dan alat tanam jagung (corn seeder).

“Bantuan alat ini dimaksudkan untuk mempermudah petani sebagai pelaksana kegiatan dalam menangani pascapanen jagung, yang nantinya akan dijual ke pabrik pakan ternak sesuai kualitas atau standar yang diminta pabrik,” terang Irawati.

“Semoga pengembangan jagung ini menjadi salah satu sumber pendapatan potensial bagi petani dan sekaligus mendukung penguatan ketahanan pangan lokal dan nasional,” tutupnya. (bah/ans/kpg)

Exit mobile version