PANGKALAN BUN, PROKALTENG.CO– Plt Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kotawaringin Barat (Kobar), Syahruni. Berpesan kepada seluruh personelnya untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaannya selama bulan suci Ramadan.
Mengingat banyaknya potensi kerawanan yang muncul selama bulan suci ramadan. “Masyarakat kita masih sangat apatis terutama terhadap kebiasaan ibu-ibu yang lupa mematikan kompor ketika usai memasak untuk berbuka dan sahur. Jadi meskipun posisi lagi puasa, saya menegaskan para petugas Damkar tetap siaga penuh,” ujar belum lama ini.
Selama bulan Ramadan, petugas pemadam kebakaran akan tetap siaga 1×24 jam untuk menanggulangi kebakaran yang akan terjadi. Syahruni menegaskan, anggota dan petugas tidak dibenarkan meninggalkan Pos Pemadam pada saat yang bersangkutan piket.
“Saya juga meminta ke masyarakat agar berperan aktif jika mgengetahui keadaan kedaruratan atau terjadi kebakaran di Kotawaringin Barat sekitarnya, segera menghubungi petugas pemadam kebakaran Kota kotawaringin Barat dengan nomor telepon 0532-22008 atau whatsapp 0812-9046-1661 dan datang langsung ke Mako Damkar,” tegasnya.
Ditambahkan pula, bahwa tingkat kerawanan terjadinya kebakaran saat bulan suci Ramadan lebih tinggi dibandingkan bulan-bulan lainnya. Berkaca dari sejumlah peristiwa kebakaran saat bulan ramadan yang sudah-sudah, pemicunya lantaran adanya kelalaian dari pemilik rumah dan pemilik bangunan.
“Pengalaman ini tentunya menjadi pelajaran masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, kebakaran bisa mengancam siapa pun dan kapan pun. Kami minta masyarakat juga untuk terus waspada, dengan pengharapan agar tahun ini jumlah kasus kebakaran dapat diperkecil kembali,” tambahnya.
Menurutnya, penggunaan alat-alat pemicu kebakaran seperti kompor dan listrik pada bulan puasa ikut meningkat. Penggunaan listrik yang tinggi terkadang tidak disertai dengan instalasi listrik yang memadai, selain itu, penggunaan kompor pada saat bulan puasa juga meningkat. Hal itu karena ibu rumah tangga harus memasak hidangan sahur dan berbuka untuk keluarga. Saat itu, masyarakat terkadang lalai dan ceroboh usai memasak.
“Misalkan meninggalkan kompor dalam menyala, lalu yang bersangkutan ketiduran, atau ditinggal melaksanakan ibadah ke masjid. itu menjadi faktor pemicu kebakaran,” lanjutnya.
Syahruni juga berpesan kepada masyarakat agar tidak membakar sampah sembarangan tanpa ada pengawasan yang memungkinkan berpotensi salah satu penyebab terjadinya kebakaran selain kebakaran, syahruni meminta kepada masyarakat yang ingin beribadah salat tarawih ke masjid untuk memastikan rumah dalam keadaan aman.
Pastikan yang berpotensi menyebabkan kebakaran sudah aman dan pintu rumah serta jendela dalam keadaan terkunci demi menghindari tindak kriminal lainnya.(mmc/son/kpg/ind)