Site icon Prokalteng

Haedar Nashir Ingatkan 10 Kepribadian Muhammadiyah

haedar-nashir-ingatkan-10-kepribadian-muhammadiyah

PROKALTENG.CO – Dalam periode 1945-1960, Muhammadiyah dan Masyumi
memiliki hubungan yang sangat erat dalam perpolitikan Nasional. Bagi
Muhammadiyah, Masyumi merupakan medium aspirasi politiknya, sementara bagi
Masyumi, Muhammadiyah adalah anggota istimewa yang sangat penting.

“Muhammadiyah merasa ada problem
berat setelah berhimpitan dengan Masyumi. Terjadi perbedaan pendapat di antara
umat Islam. Bukan semata-mata politik, tapi ada perbedaan pemikiran,” kata
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dalam diskusi bersama PCIM Jerman.

Haedar mengungkapkan, Amal Usaha
Muhammadiyah kian tebengkalai dengan keaktifan Muhammadiyah di bidang politik
praktis. Pada tahun 1971 Hasil muktamar Muhammadiyah ke-38 di Ujung Pandang
memutuskan organisasi berfokus pada gerakan dakwah Islam. “Rezim boleh
berganti, tapi Muhammadiyah tidak terjebak dalam pusaran politik,” tuturnya,
dikutip Sabtu 20 Maret 2021.

Haedar kemudian mengingatkan 10
Sifat kepribadian Muhammadiyah yang dirumuskan oleh tokoh-tokoh Muhammadiyah
yang justru pernah aktif di politik. 10 kepribadian ini lahir dari Keputusan
Muktamar ke-35 tahun 1962, di antaranya:

1. Beramal dan berjuang untuk
perdamaian dan kesejahteraan;

2. Memperbanyak kawan dan
mengamalkan ukhuwah Islamiyyah;

3. Lapang dada, luas pandangan
dengan memegang teguh ajaran Islam;

4. Bersifat keagamaan dan
kemasyarakatan;

5. Mengindahkan segala hukum,
undang-undang, peraturan serta dasar dan falsafah negara yang sah;

6. Amar ma’ruf nahi munkar dalam
segala lapangan serta merujuk contoh teladan yang baik;

7. Aktif dalam arus perkembangan
masyarakat dengan maksud ishlah dan pembangunan, sesuai dengan ajaran Islam;

8. Kerjasama dengan golongan
Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan agama Islam, dan
membela kepentingannya;

9. Membantu pemerintah serta
bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun negara untuk
mencapai masyarakat yang adil dan makmur yang diridhai Allah;

10. Bersifat adil dan kolektif
kedalam keluar dengan kebijaksanaan.

10 sifat kepribadian Muhammadiyah
ini harus ditanam dalam sanubari setiap kader terutama ketika berhadap-hadapan
dengan politik praktis.

Muhammadiyah tidak ingin bila
terjebak dalam pusaran politik tetapi Haedar menegaskan bahwa Muhammadiyah
tidak pasif dalam berpolitik.

“Itulah cara Muhammadiyah yang
berbeda dengan cara lain, tapi kita tidak anti dengan cara lain,” kata Haedar.

Exit mobile version