SEORANG warganet bernama Ismail Ahmad warga Kepulauan Sula, Maluku
Utara harus berurusan dengan kepolisian lantaran mengunggah humor Gus Dur di
akun Facebooknya, Jumat (12/6/2020). Polisi memanggil Ismail lantara
unggahannya di Facebook itu dianggap menyinggung institusi polisi.
Menurut pengakuannya, kelakar
yang sudah familiar itu tertarik diunggahnya karena memang lucu dan menarik. Ismail
menulis humor Gus Dur yang populer soal Polisi Hoegeng.
“Hanya ada tiga polisi jujur di Indonesia:
patung polisi, polisi tidur, dan Jenderal Hoegeng’. Begitu bunyi humor
tersebut.
Sontak saja sindiran itu dianggap
menyinggung institusi kepolisian sehingga merasa harus memeriksa motif Ismail
mengunggah lelucon tersebut. Polres Kepulauan Sula pun menjemput Ismail untuk
dimintai keterangan.
Tiga jam dimintai keterangan,
seperti dilansir Tempo.co yang
dikutip pojoksatu.id,
Ismail dibolehkan pulang. Namun, ia diwajibkan melapor setiap hari ke kantor
polisi.
Ia juga dijadwalkan untuk
melakukan konferensi pers permintaan maaf atas unggahannya pada Selasa
(16/6/2020).
‘Saya selaku pribadi, memohon
maaf yang sebesar-besarnya atas postingan saya di media sosial Facebook yang
menyinggung instansi maupun masyarakat,†ujarnya dalam keterangan pers
tersebut.
Sontak saja peristiwa itu
memancing reaksi publik lantaran polisi terlalu sensitif bahkan untuk urusan
sepele.
Putri Gus Dur, Anita Wahid bahkan
mengunggah humor Gus Dur dalam sebuah cuitannya di Twitter.
“Kalo aku unggah ini, aku bakal
diperiksa nggak?†selorohnya.
Anita Wahid mengaku heran mengapa
polisi terlalu mempersoalkan motif si pengutip, sementara Gus Dur ayahnya
sendiri sebagai pembuat humor tak dipertanyakan.
“Jadi yg bikin joke gak
dipertanyakan mens rhea-nya, tapi yang unggah quote joke tsb dipertanyakan.
Jadi apakah mulai skrg tiap kita mau unggah quote joke hrs disertai woro-woro
ttg mens rhea kita biar gak diperiksa?†ujarnya lewat akun Twitter.
“Ada yang bisa bantu jelasin gak?
Biar aku gak diperiksa, gitu lho gaes… soalnya mumet aku dengan logika ini.â€
katanya lagi.
Pascakejadian itu, tanda pagar
Gus Dur pun langsung populer di Twitter. Tagar itu digunakan lebih dari 10 ribu
kali ketika berita diunggah. Pengguna tagar banyak mengaitkan Gus Dur dengan
kabar dipanggilnya Ismail oleh Polres Kabupaten Kepsul setelah mengunggah
guyonan lama Gus Dur tentang polisi, di media sosialnya.
Salah satu cuitan yang masuk
dalam tagar ini adalah akun @fadlizon yang mencuit “Inilah salah satu
contoh menunjukkan kita makin jauh dari demokrasi dan mendekati otoriatiarisme.
Mengutip Gus Dur saja, bisa urusan dengan polisi. Kok masih berani bilang
negara demokras,” cuit akun bercentang biru milik Politisi Gerindra itu
seperti dilansir ngopibareng.id.
Fadli Zon juga mengunggah berita
dari CNN Indonesia tentang sikap Alissa Wahid, yang mengkritik penangkapan
polisi atas warga Kepsu, Maluku bernama Ismail. “Harusnya kalau polisi mau
menuntut, menuntut Gus Dur, karena dia mengutip lelucon Gus Dur,” kata
Alissa dalam berita tersebut.
Inilah salah satu contoh menunjukkan kita makin jauh dr demokrasi n mendekati otoritarianisme. Mengutip Gus Dur saja bisa urusan dg polisi. Kok masih berani bilang negara demokrasi. https://t.co/dNpvzKNHrd
— Fadli Zon (@fadlizon) June 17, 2020
Masih pada tagar yang sama di
Twitter, sejumlah pengguna juga mengunggah guyonan lawas Gus Dur yang sarat
dengan refleksi kontesk politik saat itu. Seperti akun @mas_piyuu yang
mengunggah poster tentang Gus Dur dan guyonan tentang polisi.
Sementara akun @GUSDURians
mengunggah status kritik tentang sikap polisi yang memberangus ekspresi
bercanda sekaligus kirtik agar polisi lebih baik. “Humor Gus Dur tentang 3
polisi jujur adalah cambuk untuk berupaya lebih baik. Good… Humor kalo
ditanggapi dengan benar akan jadi pelajaran yang sangat berharga,”
tulisnya sambil menggunakan tagar #Indonesiadarurathumor.