34.6 C
Jakarta
Saturday, September 21, 2024

Indonesia Memiliki Jumlah Spesies Burung Terbanyak di Dunia, Tetapi..

Indonesia menduduki urutan keempat sebagai negara dengan jumlah spesies burung terbanyak di dunia.

Meski demikian, berdasarkan pembaruan ini, diketahui delapan spesies burung mengalami peningkatan risiko kepunahan dan menduduki kategori keterancaman yang lebih tinggi (uplisted),” kata Research & Communication Officer Burung Indonesia, Ridha, menanggapi perkembangan spesies burung di Indonesia di Makassar, Jumat (14/2).

Dia menjelaskan, terdapat satu spesies mengalami penurunan risiko kepunahan (downlisted) yakni Trulek jawa (Vanellus macropterus), yang sebelumnya dikategorikan sebagai salah satu spesies dengan risiko kepunahan paling tinggi, pada saat ini diperkirakan telah mengalami kepunahan di habitat aslinya.

IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources) memberikan status possibly exctinct pada spesies ini (Critically Endangered-Possibly Extinct/CR-PE).

Tidak adanya catatan pertemuan dengan Trulek Jawa sejak 1939 menyebabkan spesies ini dinyatakan telah menghilang dari dataran rendah Pulau Jawa.

Baca Juga :  Aturan Baru, Mudik Diperketat Mulai H-14 Hingga H+7

Kedelapan spesies burung yang mengalami peningkatan status keterancaman di antaranya kerak kerbau (Acridotheres cinereus), empuloh janggut (Alophoixus bres), cica-daun jawa (Chloropsis cochinchinensis), cica-daun dahi-emas (Chloropsis media), cica-daun besar (Chloropsis sonnerati), nuri telinga-biru (Eos semilarvata), gosong tanimbar (Megapodius tenimberensis), dan kacamata jawa (Zosterops flavus).

“Peningkatan status keterancaman bagi spesies tersebut tentu menjadi tantangan baru bagi upaya pelestarian burung di Indonesia. Sebab penurunan populasi dan ancaman masih berkait dengan perburuan tak berkelanjutan yang diikuti hilangnya habitat akibat degradasi dan alih fungsi lahan,” jelas Ridha.

Selain itu, perhatian juga tertuju pada spesies burung yang memiliki persebaran luas di kawasan Asia yakni burung kacamata biasa.

Baca Juga :  Jangan Lupa Ya, Iuran BPJS Kesehatan Naik Per 1 Juli 2020

Subspesies burung yang tersebar di Pulau Jawa dan Bali oleh peneliti taksonomi dianggap merupakan spesies baru tersendiri dan diberi nama sangkar white-eye (Zosterops melanurus).

Hal itu didasarkan pada perbedaan morfologi dan genetik untuk subspesies yang ada di Pulau Jawa dan Bali diantara subspesies di wilayah lainnya lainnya.

Beberapa tahun terakhir, masyarakat di Jawa dan Bali menjadikan burung kacamata sebagai salah satu burung piaraan yang juga diperdagangkan karena keindahan bulu dan suara merdunya sehingga banyak diburu.

Namun, aktivitas tersebut menyebabkan populasi burung ini menurun di alam, akibatnya spesies ini pun dikategorikan sebagai spesies terancam punah secara global (Globally Threathened Species) dalam kategori Vulnerable.(jpnn)

Indonesia menduduki urutan keempat sebagai negara dengan jumlah spesies burung terbanyak di dunia.

Meski demikian, berdasarkan pembaruan ini, diketahui delapan spesies burung mengalami peningkatan risiko kepunahan dan menduduki kategori keterancaman yang lebih tinggi (uplisted),” kata Research & Communication Officer Burung Indonesia, Ridha, menanggapi perkembangan spesies burung di Indonesia di Makassar, Jumat (14/2).

Dia menjelaskan, terdapat satu spesies mengalami penurunan risiko kepunahan (downlisted) yakni Trulek jawa (Vanellus macropterus), yang sebelumnya dikategorikan sebagai salah satu spesies dengan risiko kepunahan paling tinggi, pada saat ini diperkirakan telah mengalami kepunahan di habitat aslinya.

IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources) memberikan status possibly exctinct pada spesies ini (Critically Endangered-Possibly Extinct/CR-PE).

Tidak adanya catatan pertemuan dengan Trulek Jawa sejak 1939 menyebabkan spesies ini dinyatakan telah menghilang dari dataran rendah Pulau Jawa.

Baca Juga :  Aturan Baru, Mudik Diperketat Mulai H-14 Hingga H+7

Kedelapan spesies burung yang mengalami peningkatan status keterancaman di antaranya kerak kerbau (Acridotheres cinereus), empuloh janggut (Alophoixus bres), cica-daun jawa (Chloropsis cochinchinensis), cica-daun dahi-emas (Chloropsis media), cica-daun besar (Chloropsis sonnerati), nuri telinga-biru (Eos semilarvata), gosong tanimbar (Megapodius tenimberensis), dan kacamata jawa (Zosterops flavus).

“Peningkatan status keterancaman bagi spesies tersebut tentu menjadi tantangan baru bagi upaya pelestarian burung di Indonesia. Sebab penurunan populasi dan ancaman masih berkait dengan perburuan tak berkelanjutan yang diikuti hilangnya habitat akibat degradasi dan alih fungsi lahan,” jelas Ridha.

Selain itu, perhatian juga tertuju pada spesies burung yang memiliki persebaran luas di kawasan Asia yakni burung kacamata biasa.

Baca Juga :  Jangan Lupa Ya, Iuran BPJS Kesehatan Naik Per 1 Juli 2020

Subspesies burung yang tersebar di Pulau Jawa dan Bali oleh peneliti taksonomi dianggap merupakan spesies baru tersendiri dan diberi nama sangkar white-eye (Zosterops melanurus).

Hal itu didasarkan pada perbedaan morfologi dan genetik untuk subspesies yang ada di Pulau Jawa dan Bali diantara subspesies di wilayah lainnya lainnya.

Beberapa tahun terakhir, masyarakat di Jawa dan Bali menjadikan burung kacamata sebagai salah satu burung piaraan yang juga diperdagangkan karena keindahan bulu dan suara merdunya sehingga banyak diburu.

Namun, aktivitas tersebut menyebabkan populasi burung ini menurun di alam, akibatnya spesies ini pun dikategorikan sebagai spesies terancam punah secara global (Globally Threathened Species) dalam kategori Vulnerable.(jpnn)

Terpopuler

Artikel Terbaru