25.6 C
Jakarta
Saturday, November 23, 2024

Haedar Nashir: Perbedaan Politik Jangan Dibawa ke Masjid

PROKALTENG.CO – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Haedar
Nashir mengingatkan bahwa masjid harus menjadi pusat perdamaian umat. Masjid
harus menjadi pusat pencerahan masyarakat, termasuk dalam urusan politik.

Hal ini disampaikan Haedar saat
meresmikan pembangunan serambi Masjid Al Furqan, Jalan Nitikan, Yogyakarta,
Minggu (11/4/2021). Haedar mengatakan, peresmian ini merupakan ikhtiar untuk
meningkatkan fasilitas Masjid dan wujud usaha bersama agar benar-benar
berfungsi untuk memberikan pelayanan kegiatan ibadah dan muamalah duniawiyah
dan juga menjadi pusat ketakwaan umat.

“Ketakwaan bukan hanya sebagai
dimensi ibadah, tetapi juga harus melahirkan sikap kesalehan sosial bagi setiap
jamaah yang memakmurkan masjid ini. Kaitan dengan hablum minallah, maka masjid
harus menjadi pusat iman dan tauhid yang memantulkan sikap dekat dengan Allah
tetapi juga membawa nilai nilai Ilahi dalam kehidupan,” tutur Haedar, seperti
dikutip muhammadiyah.or.id.

Baca Juga :  Raker Komisi XI DPR, Legislator Golkar Telanjangi Kinerja Sri Mulyani

Haedar menyebutkan, masjid harus
menjadi pusat pencerahan hati, alam pikiran, sikap, dan tindakan setiap kaum muslimin.
Dia juga berharap, setiap jamaah Masjid Al Furqan akan menjadi teladan yang
baik dalam hal kebaikan dan kejujurannya dan segala hal serba makruf terpancar
dalam kehidupan diri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

“Masjid juga harus sebagai pusat
tanwir, pusat pencerahaan, yang diwujudkan dalam hablum minannas. Ketika masjid
menjadi pusat hablum minallah dan hablum minannas, maka tidak ada masalah
kita dalam kehidupan pribadi dengan masjid,” imbuh Haedar.

Haedar menambahkan, masjid juga
harus menjadi pusat islah (perdamaian). Perbedaan paham yang menyangkut pilihan
kehidupan jangan dipertajam di masjid. Yang harus dilakukan adalah islah dari
masjid. Perbedaan pilihan, salah satunya pilihan politik, jangan dibawa ke
masjid.

“Masjid sebagai pusat islah harus
memancarkan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Sebagai pusat amal saleh,
dari masjid ini harus lahir berbabagai amal saleh dan amal kebaikan yang
membawa nilai positif bagi siapa pun. Warga jamaah harus mengasah untuk
bersama-sama memancarkan amal saleh. Dari masjid juga harus ada gerakan
keilmuan, yang diimplemnetasikan lewat pengajian, bacaan Alquran dan hadits
serta menelaah dinamika kehidupan,” jelas Haedar.

Baca Juga :  Anak-Anak yang Tak Divaksinasi Covid-19 Diminta untuk Ikut PJJ

Haedar mengajak pengurus dan
jamaah Masjid Al Furqan dan masjid-masjid Muhammadiyah lainnya untuk
memancarkan semangat dan spirit masjid sebagai pusat pencerahan, hablum minannas dan hablum minallah. “Koreksi diri jika ada kelemahan dalam kehidupan.
Masjid harus menjadi tempat yang bersih. Masjid jangan menjadi sumber masalah
bagi masyarakat, apa pun itu masalahnya. Dan masjid juga harus menjadi
penyambung dengan lembaga-lembaga lain, serta masjid harus menjadi teladan dan
uswah khasanah,” tutup Haedar.

PROKALTENG.CO – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Haedar
Nashir mengingatkan bahwa masjid harus menjadi pusat perdamaian umat. Masjid
harus menjadi pusat pencerahan masyarakat, termasuk dalam urusan politik.

Hal ini disampaikan Haedar saat
meresmikan pembangunan serambi Masjid Al Furqan, Jalan Nitikan, Yogyakarta,
Minggu (11/4/2021). Haedar mengatakan, peresmian ini merupakan ikhtiar untuk
meningkatkan fasilitas Masjid dan wujud usaha bersama agar benar-benar
berfungsi untuk memberikan pelayanan kegiatan ibadah dan muamalah duniawiyah
dan juga menjadi pusat ketakwaan umat.

“Ketakwaan bukan hanya sebagai
dimensi ibadah, tetapi juga harus melahirkan sikap kesalehan sosial bagi setiap
jamaah yang memakmurkan masjid ini. Kaitan dengan hablum minallah, maka masjid
harus menjadi pusat iman dan tauhid yang memantulkan sikap dekat dengan Allah
tetapi juga membawa nilai nilai Ilahi dalam kehidupan,” tutur Haedar, seperti
dikutip muhammadiyah.or.id.

Baca Juga :  Raker Komisi XI DPR, Legislator Golkar Telanjangi Kinerja Sri Mulyani

Haedar menyebutkan, masjid harus
menjadi pusat pencerahan hati, alam pikiran, sikap, dan tindakan setiap kaum muslimin.
Dia juga berharap, setiap jamaah Masjid Al Furqan akan menjadi teladan yang
baik dalam hal kebaikan dan kejujurannya dan segala hal serba makruf terpancar
dalam kehidupan diri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

“Masjid juga harus sebagai pusat
tanwir, pusat pencerahaan, yang diwujudkan dalam hablum minannas. Ketika masjid
menjadi pusat hablum minallah dan hablum minannas, maka tidak ada masalah
kita dalam kehidupan pribadi dengan masjid,” imbuh Haedar.

Haedar menambahkan, masjid juga
harus menjadi pusat islah (perdamaian). Perbedaan paham yang menyangkut pilihan
kehidupan jangan dipertajam di masjid. Yang harus dilakukan adalah islah dari
masjid. Perbedaan pilihan, salah satunya pilihan politik, jangan dibawa ke
masjid.

“Masjid sebagai pusat islah harus
memancarkan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Sebagai pusat amal saleh,
dari masjid ini harus lahir berbabagai amal saleh dan amal kebaikan yang
membawa nilai positif bagi siapa pun. Warga jamaah harus mengasah untuk
bersama-sama memancarkan amal saleh. Dari masjid juga harus ada gerakan
keilmuan, yang diimplemnetasikan lewat pengajian, bacaan Alquran dan hadits
serta menelaah dinamika kehidupan,” jelas Haedar.

Baca Juga :  Anak-Anak yang Tak Divaksinasi Covid-19 Diminta untuk Ikut PJJ

Haedar mengajak pengurus dan
jamaah Masjid Al Furqan dan masjid-masjid Muhammadiyah lainnya untuk
memancarkan semangat dan spirit masjid sebagai pusat pencerahan, hablum minannas dan hablum minallah. “Koreksi diri jika ada kelemahan dalam kehidupan.
Masjid harus menjadi tempat yang bersih. Masjid jangan menjadi sumber masalah
bagi masyarakat, apa pun itu masalahnya. Dan masjid juga harus menjadi
penyambung dengan lembaga-lembaga lain, serta masjid harus menjadi teladan dan
uswah khasanah,” tutup Haedar.

Terpopuler

Artikel Terbaru