26.9 C
Jakarta
Sunday, September 22, 2024

Ketika Vaksin Covid-19 Ditemukan, Dunia Belum Tentu Kembali Normal?

JAKARTA-Ratusan tim peneliti di seluruh dunia tengah
berupaya untuk membuat vaksin untuk membunuh virus Covid-19. Dari rangkaian
penelitian tersebut, saat ini sebelas di antaranya calon vaksin tersebut sudah
menginjak pada tahap ketiga uji klinis kepada manusia. Pemerintah Kerajaan
Inggris (UK) telah mendapatkan akses kepada enam calon vaksin potensial yang
kemungkinan akan tersedia pada musim semi tahun depan.

Sebuah laporan dari grup multidisiplin yang disokong
oleh Royal Society, Delve (Data Evaluation dan Learning for Viral Epidemics)
menyatakan bahwa, ada sejumlah tantangan serius untuk membuat vaksin Covid-19.
Di antaranya adalah hambatan dalam pembuatan serta penyimpanannya. Kemudian,
masih ada pertanyaan, sejauh mana vaksin efektif membasmi virus korona. Lalu,
masih ada pula pertanyaan mengenai kepercayaan publik.

Kepala Departemen Teknik Kimia di Imperial College,
London, Prof. Nilay Shah, menyatakan bahwa, akan ada tiga vaksin yang bakal
tersedia pada Maret tahun depan. Pertanyaannya adalah, apakah ketiganya bakal
efektif serta mampu melewati tes administratif. ’’Meski vaksin mungkin tersedia
pada musim semi, itu akan butuh waktu lama untuk bekerja. Mungkin akan butuh
setahun lagi,’’ ungkap dia seperti dilansir dari Guardian.

Sedangkan Kepala Imunology di Imperial College,
Prof. Charles Bangham mengungkapkan bahwa vaksin tidak bisa serta-merta
menyulap kehidupan di dunia menjadi seperti sedia kala, sebelum virus Covid-19
menyerang. ’’Walau itu efektif, itu tidak akan akan membuat dunia kembali
normal sepenuhnya. Ada banyak hal yang akan menyertainya,’’ terang dia.

Baca Juga :  Badan Otorita IKN Baru Ditetapkan Januari 2020

Lalu, masih ada pertanyaan lanjutan mengenai
efektivitas vaksin tersebut. Salah satunya adalah munculnya concern bahwa vaksin-vaksin itu bakal kurang
efektif bagi para lansia, dibandingkan dengan orang-orang yang lebih muda. Jika
demikian, siapakah nanti yang mendapatkan prioritas untuk divaksinasi terlebih
dulu saat vaksin sudah siap?

Ada tantangan yang berkaitan dengan suplai dan
efektivitas jika vaksinasi diterapkan secara massal untuk memunculkan herd immunity. ’’Kita harus pastikan ada sepuluh juta
dosis untuk UK, dan jutaan lainnya untuk seluruh dunia,’’ papar Shah. Dia
menambahkan, kepecepatan vaksinasi tersebut harus mampu sepuluh kali lebih
cepat dibandingkan dengan imunisasi untuk flu biasa.

Sementara itu, mengenai kepercayaan publik, Dr Zania
Stamataki, seorang peneliti imunologi viral di Universitas Birmingham
menyatakan bahwa, vaksinasi perdana sangat krusial. ’’Saat pertama kali vaksin
dirilis, kita harus memberikan upaya terbaik untuk memastikan bahwa itu aman
untuk digunakan,’’ ungkap dia. 

Baca Juga :  BEM Unnes Dapat Tekanan dari Kampus Usai Kritik Wapres dan Ketua DPR

JAKARTA-Ratusan tim peneliti di seluruh dunia tengah
berupaya untuk membuat vaksin untuk membunuh virus Covid-19. Dari rangkaian
penelitian tersebut, saat ini sebelas di antaranya calon vaksin tersebut sudah
menginjak pada tahap ketiga uji klinis kepada manusia. Pemerintah Kerajaan
Inggris (UK) telah mendapatkan akses kepada enam calon vaksin potensial yang
kemungkinan akan tersedia pada musim semi tahun depan.

Sebuah laporan dari grup multidisiplin yang disokong
oleh Royal Society, Delve (Data Evaluation dan Learning for Viral Epidemics)
menyatakan bahwa, ada sejumlah tantangan serius untuk membuat vaksin Covid-19.
Di antaranya adalah hambatan dalam pembuatan serta penyimpanannya. Kemudian,
masih ada pertanyaan, sejauh mana vaksin efektif membasmi virus korona. Lalu,
masih ada pula pertanyaan mengenai kepercayaan publik.

Kepala Departemen Teknik Kimia di Imperial College,
London, Prof. Nilay Shah, menyatakan bahwa, akan ada tiga vaksin yang bakal
tersedia pada Maret tahun depan. Pertanyaannya adalah, apakah ketiganya bakal
efektif serta mampu melewati tes administratif. ’’Meski vaksin mungkin tersedia
pada musim semi, itu akan butuh waktu lama untuk bekerja. Mungkin akan butuh
setahun lagi,’’ ungkap dia seperti dilansir dari Guardian.

Sedangkan Kepala Imunology di Imperial College,
Prof. Charles Bangham mengungkapkan bahwa vaksin tidak bisa serta-merta
menyulap kehidupan di dunia menjadi seperti sedia kala, sebelum virus Covid-19
menyerang. ’’Walau itu efektif, itu tidak akan akan membuat dunia kembali
normal sepenuhnya. Ada banyak hal yang akan menyertainya,’’ terang dia.

Baca Juga :  Badan Otorita IKN Baru Ditetapkan Januari 2020

Lalu, masih ada pertanyaan lanjutan mengenai
efektivitas vaksin tersebut. Salah satunya adalah munculnya concern bahwa vaksin-vaksin itu bakal kurang
efektif bagi para lansia, dibandingkan dengan orang-orang yang lebih muda. Jika
demikian, siapakah nanti yang mendapatkan prioritas untuk divaksinasi terlebih
dulu saat vaksin sudah siap?

Ada tantangan yang berkaitan dengan suplai dan
efektivitas jika vaksinasi diterapkan secara massal untuk memunculkan herd immunity. ’’Kita harus pastikan ada sepuluh juta
dosis untuk UK, dan jutaan lainnya untuk seluruh dunia,’’ papar Shah. Dia
menambahkan, kepecepatan vaksinasi tersebut harus mampu sepuluh kali lebih
cepat dibandingkan dengan imunisasi untuk flu biasa.

Sementara itu, mengenai kepercayaan publik, Dr Zania
Stamataki, seorang peneliti imunologi viral di Universitas Birmingham
menyatakan bahwa, vaksinasi perdana sangat krusial. ’’Saat pertama kali vaksin
dirilis, kita harus memberikan upaya terbaik untuk memastikan bahwa itu aman
untuk digunakan,’’ ungkap dia. 

Baca Juga :  BEM Unnes Dapat Tekanan dari Kampus Usai Kritik Wapres dan Ketua DPR

Terpopuler

Artikel Terbaru