25.4 C
Jakarta
Friday, April 11, 2025

Indonesia Sedang Berduka, Alfatihah

JAKARTA-Innalillahi
wainna ilaihi rojiun. Dokter yang gugur akibat terpapar virus corona saat
bertugas terus bertambah. Hingga kemarin atau setelah enam bulan pandemi
melanda, 
100 dokter wafat.

Mendengar
kabar duka ini, para dokter, tokoh masyarakat, hingga rakyat biasa,
menyampaikan doa dan belasungkawa. Alfatihah…

Kabar
100 dokter gugur akibat corona pertama kali disampaikan Humas PB Ikatan Dokter
Indonesia (IDI) Halik Malik dalam keterangan tertulisnya ke media, kemarin.

Halik
menjelaskan, dalam dua hari terakhir, ada dua dokter yang meninggal. Mereka
adalah dr Daud Ginting yang meninggal Minggu dan dr Edwin Parlindungan Marpaung
yang meninggal kemarin.

Keduanya
berdomisili di Medan, Sumatera Utara. “IDI mencatat, dokter yang meninggal
dunia dengan Covid-19 sudah genap 100 orang,” kata Halik.

Tak
lama setelah itu, akun Twitter IDI, @PBIDI, mengunggah sebuah poster ucapan
belasungkawa Ketum PB IDI dr Daeng M Faqih atas wafatnya para dokter itu.

“Sejawat
sekalian, sejawat dokter yang gugur dalam penanganan Covid-19 sudah mencapai
100. Demikian juga petugas kesehatan lainnya yang gugur juga bertambah,” kata
Daeng, dalam poster tersebut.

Masih
dalam poster itu, Daeng juga meminta agar perjuangan para dokter yang telah
meninggal itu dapat mengilhami dan menjadi teladan bagi semua pihak agar tetap
berkomitmen menjalankan pengabdian kepada kemanusiaan.

“Dan
kita juga agar tidak putus-putusnya berdoa bagi semua kawan-kawan sejawat kita
sebagai garda terdepan yang sedang berjuang membantu saudara-saudara kita yang
membutuhkan pertolongan dalam perawatan Covid-19,” kata Daeng.

Baca Juga :  Polemik Pembangunan Masjid Al Safar, Ini Saran MUI

Untuk
mencegah semakin banyak dokter yang gugur, Daeng meminta pemerintah menjamin
ketersediaan alat pelindung diri (APD). Selain itu, Daeng mengimbau rumah sakit
menyusun jadwal jaga petugas medis yang piket supaya tidak kelelahan dan
berisiko tertular Covid-19.

Ia
juga meminta pihak rumah sakit memberikan kebijakan khusus bagi petugas
kesehatan yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid dan berisiko tinggi
untuk sementara tidak praktik, atau sangat dibatasi.

“Rumah
sakit didorong melakukan pemeriksaan PCR rutin kepada petugas kesehatan agar
terpantau ketat dan tidak terjadi penularan luas di rumah sakit,” ujarnya.

Ketua
Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir ikut menyampaikan
belasungkawa. Kata dia, Indonesia pantas berduka.“Indonesia berduka. 100 dokter tercinta
gugur di medan laga hadapi wabah yang masih mengancam jiwa.

Satu
per satu para pejuang kemanusiaan itu menghadap Ilahi Rabbi di tengah sunyi,”
tulisnya di akun @HaedarNS, kemarin. Ia lalu mengungkapkan kekecewaannya
melihat perilaku warga yang tidak menerapkan rotokol kesehatan.

“Sementara
ingar-bingar warga yang menikmati kebiasaan baru nyaris tak terbendung seolah
tidak mengindahkan bahaya. Negara dan kita tidak boleh alpa menaruh iba dan
cinta pada nasib para pejuang Covid-19 di benteng terakhir serta nasib setiap
warga bangsa yang wajib dilindungi,” ujarnya.

Di
akhir cuitannya, Haedar menyampaikan pesan menyentuh. “Beban berat ini menjadi
lebih ringan untuk disangga, ketika kita bersama. Selamat jalan para pahlawan
kusuma bangsa,” ucapnya.

Baca Juga :  Doni Monardo: Presiden Jokowi Minta Adanya Standar Harga Tes PCR

Ketum
Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono ikut menyampaikan bela sungkawa.

“Turut
berduka cita atas meninggalnya dr. Daud Ginting & dr. Edwin Marpaung.
Mereka adalah dokter ke-99 & ke-100 yang gugur dalam melawan pandemi. Ini
sekaligus mengurangi akses ribuan masyarakat terhadap layanan kesehatan.
Padamkan api pandemi sebelum menghalau asap krisis ekonomi,” ujar politisi yang
akrab disapa AHY ini, di akun @ AgusYudhoyono.

Para
dokter yang jadi seleb medsos ikut sedih. Seperti yang disampaikan dokter Andi
Khomeini Takdir di akun @dr_koko28. “Negara kita sudah kehilangan 100 dokter
terkait Covid19.

Belum
kehitung yang sakit dan dirumahkan. Pak @jokowi, semoga pemerintah punya contingency-plan untuk cegah kelompok pendidik
sekaligus pelayan kesehatan ini lebih banyak lagi yang tumbang. Sistem kita
jangan sampai kolaps,” harapnya.

Dokter
Andri di akun @mbahndi menyampaikan hal serupa. Kata dia, 100 orang dokter yang
telah gugur dalam pandemi ini, beberapa di antaranya adalah guru besar, dosen,
dan konsultan di bidang kesehatan.

“Dunia
pendidikan kedokteran, kesehatan dan masyarakat kehilangan besar akibat pandemi
ini. “Sulit sekali mencetak para guru besar, dosen dan dokter konsultan,”
ujarnya.

Akun
@dadangrhs mengajak masyarakat ikut mendoakan para dokter dan tenaga kesehatan
yang telah gugur dalam upaya melawan corona.

“Semoga
seluruh amal kebajikan mendapat kemuliaan di sisi Ilahi. Al Fatihah,” tulisnya. 

 

JAKARTA-Innalillahi
wainna ilaihi rojiun. Dokter yang gugur akibat terpapar virus corona saat
bertugas terus bertambah. Hingga kemarin atau setelah enam bulan pandemi
melanda, 
100 dokter wafat.

Mendengar
kabar duka ini, para dokter, tokoh masyarakat, hingga rakyat biasa,
menyampaikan doa dan belasungkawa. Alfatihah…

Kabar
100 dokter gugur akibat corona pertama kali disampaikan Humas PB Ikatan Dokter
Indonesia (IDI) Halik Malik dalam keterangan tertulisnya ke media, kemarin.

Halik
menjelaskan, dalam dua hari terakhir, ada dua dokter yang meninggal. Mereka
adalah dr Daud Ginting yang meninggal Minggu dan dr Edwin Parlindungan Marpaung
yang meninggal kemarin.

Keduanya
berdomisili di Medan, Sumatera Utara. “IDI mencatat, dokter yang meninggal
dunia dengan Covid-19 sudah genap 100 orang,” kata Halik.

Tak
lama setelah itu, akun Twitter IDI, @PBIDI, mengunggah sebuah poster ucapan
belasungkawa Ketum PB IDI dr Daeng M Faqih atas wafatnya para dokter itu.

“Sejawat
sekalian, sejawat dokter yang gugur dalam penanganan Covid-19 sudah mencapai
100. Demikian juga petugas kesehatan lainnya yang gugur juga bertambah,” kata
Daeng, dalam poster tersebut.

Masih
dalam poster itu, Daeng juga meminta agar perjuangan para dokter yang telah
meninggal itu dapat mengilhami dan menjadi teladan bagi semua pihak agar tetap
berkomitmen menjalankan pengabdian kepada kemanusiaan.

“Dan
kita juga agar tidak putus-putusnya berdoa bagi semua kawan-kawan sejawat kita
sebagai garda terdepan yang sedang berjuang membantu saudara-saudara kita yang
membutuhkan pertolongan dalam perawatan Covid-19,” kata Daeng.

Baca Juga :  Polemik Pembangunan Masjid Al Safar, Ini Saran MUI

Untuk
mencegah semakin banyak dokter yang gugur, Daeng meminta pemerintah menjamin
ketersediaan alat pelindung diri (APD). Selain itu, Daeng mengimbau rumah sakit
menyusun jadwal jaga petugas medis yang piket supaya tidak kelelahan dan
berisiko tertular Covid-19.

Ia
juga meminta pihak rumah sakit memberikan kebijakan khusus bagi petugas
kesehatan yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid dan berisiko tinggi
untuk sementara tidak praktik, atau sangat dibatasi.

“Rumah
sakit didorong melakukan pemeriksaan PCR rutin kepada petugas kesehatan agar
terpantau ketat dan tidak terjadi penularan luas di rumah sakit,” ujarnya.

Ketua
Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir ikut menyampaikan
belasungkawa. Kata dia, Indonesia pantas berduka.“Indonesia berduka. 100 dokter tercinta
gugur di medan laga hadapi wabah yang masih mengancam jiwa.

Satu
per satu para pejuang kemanusiaan itu menghadap Ilahi Rabbi di tengah sunyi,”
tulisnya di akun @HaedarNS, kemarin. Ia lalu mengungkapkan kekecewaannya
melihat perilaku warga yang tidak menerapkan rotokol kesehatan.

“Sementara
ingar-bingar warga yang menikmati kebiasaan baru nyaris tak terbendung seolah
tidak mengindahkan bahaya. Negara dan kita tidak boleh alpa menaruh iba dan
cinta pada nasib para pejuang Covid-19 di benteng terakhir serta nasib setiap
warga bangsa yang wajib dilindungi,” ujarnya.

Di
akhir cuitannya, Haedar menyampaikan pesan menyentuh. “Beban berat ini menjadi
lebih ringan untuk disangga, ketika kita bersama. Selamat jalan para pahlawan
kusuma bangsa,” ucapnya.

Baca Juga :  Doni Monardo: Presiden Jokowi Minta Adanya Standar Harga Tes PCR

Ketum
Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono ikut menyampaikan bela sungkawa.

“Turut
berduka cita atas meninggalnya dr. Daud Ginting & dr. Edwin Marpaung.
Mereka adalah dokter ke-99 & ke-100 yang gugur dalam melawan pandemi. Ini
sekaligus mengurangi akses ribuan masyarakat terhadap layanan kesehatan.
Padamkan api pandemi sebelum menghalau asap krisis ekonomi,” ujar politisi yang
akrab disapa AHY ini, di akun @ AgusYudhoyono.

Para
dokter yang jadi seleb medsos ikut sedih. Seperti yang disampaikan dokter Andi
Khomeini Takdir di akun @dr_koko28. “Negara kita sudah kehilangan 100 dokter
terkait Covid19.

Belum
kehitung yang sakit dan dirumahkan. Pak @jokowi, semoga pemerintah punya contingency-plan untuk cegah kelompok pendidik
sekaligus pelayan kesehatan ini lebih banyak lagi yang tumbang. Sistem kita
jangan sampai kolaps,” harapnya.

Dokter
Andri di akun @mbahndi menyampaikan hal serupa. Kata dia, 100 orang dokter yang
telah gugur dalam pandemi ini, beberapa di antaranya adalah guru besar, dosen,
dan konsultan di bidang kesehatan.

“Dunia
pendidikan kedokteran, kesehatan dan masyarakat kehilangan besar akibat pandemi
ini. “Sulit sekali mencetak para guru besar, dosen dan dokter konsultan,”
ujarnya.

Akun
@dadangrhs mengajak masyarakat ikut mendoakan para dokter dan tenaga kesehatan
yang telah gugur dalam upaya melawan corona.

“Semoga
seluruh amal kebajikan mendapat kemuliaan di sisi Ilahi. Al Fatihah,” tulisnya. 

 

Terpopuler

Artikel Terbaru