Tidak hanya soal fisik, memyambut kehadiran buah hati membutuhkan persiapan finansial yang matang.Bagi pasangan yang sudah menikah, menantikan kelahiran buah hati tentunya menjadi momen yang sangat dinanti-nantikan.
Namun, persiapan untuk menyambut kehadiran si kecil tidak hanya melibatkan persiapan fisik, tetapi juga keuangan.Selain biaya persalinan, ada juga pengeluaran untuk kebutuhan bayi dan pendidikan masa depannya.
Lantas, bagaimana cara mengelola keuangan dengan bijak selama menunggu kelahiran si kecil?
Disampaikan Felizia Arni Rudiawarni selaku financial planner sekaligus dosen Jurusan Akuntansi Universitas Surabaya, berikut tips mengelola dan mempersiapkan finansial sebelum hamil.
Dikatakan Felizia Arni menunda kehamilan menjadi hal yang cukup lumrah bagi sebagian calon ayah dan ibu.Sebab, saat memiliki momongan, pengeluaran akan melonjak. Bahkan, pengeluaran akan lebih besar sebelum bayi lahir.
Sebab, pasangan muda harus memenuhi kebutuhan dari mulai saat mengandung hingga bersalin.”Harus punya plan yang kuat. Sebab, saat memiliki momongan, pengeluaran akan melonjak. Padahal, dana yang masuk relatif sama,” ujarnya.
Dosen Jurusan Akuntansi Universitas Surabaya tersebut juga menyampaikan, para pasangan muda harus memiliki tabungan bersama.”Harus blak-blakan tentang pengeluaran, pemasukan, dan rencana lain. Seperti keinginan punya rumah atau kendaraan,”tuturnya.
Dengan begitu, pemasukan bisa diolah secara pas tanpa harus hidup dengan biaya mepet, apalagi berhutang. Terlebih kebutuhan saat anak lahir dan tumbuh besar.”Setelah anak lahir, mereka punya banyak kebutuhan. Saat besar, mereka harus sekolah. Hal seperti itu harus mulai dipikirkan,” tutur Felizia.
Ia juga menyarankan tiap pasangan mulai mengubah pola menabung Jika dulu orang tua menyarankan ”sisanya ditabung”, kini kebiasaan tersebut harus dibalik. Dahulukan menabung, sisanya digunakan untuk kebutuhan lain.
Tabungan tersebut merupakan bentuk investasi jangka panjang. Dana itu bisa dikelola ketika anak mulai sekolah atau saat suami istri memasuki masa pensiun.”Kalau ternyata ada lebihnya lagi, bisa digunakan untuk investasi. Baru lifestyle,” pungkas Felizia.(jpc/ind)