33 C
Jakarta
Saturday, October 5, 2024

Menutup Kesenjangan, Dukungan Menyusui untuk Semua

Menutup Kesenjangan, Dukungan Menyusui untuk Semua

Oleh: Devina Krasila SKM MKes

 

MENURUT World Health Organization (WHO), air susu ibu (ASI) adalah makanan yang ideal untuk bayi, di mana pada ASI sendiri jelas aman, bersih dan mengandung antibodi seperti DHA, AA, Omega 6, laktosa, taurin, protein, laktobasilus, vitamin A, kolostrum, lemak, zat besi, laktoferin and lisozim.

Semuanya dalam takaran dan komposisi yang pas untuk bayi. ASI eksklusif adalah memberikan ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lainnya kepada bayi sampai berumur enam bulan, kecuali obat dan vitamin. Pada bulan tanggal 1-7 Agustus dalam kalender kesehatan diperingati sebagai pekan ASI sedunia (World Breastfeeding Week).

Tahun 2024 ini, peringatan Hari ASI sedunia mengusung tema “Closing the gap: Breastfeeding support for all” atau “Menutup kesenjangan: Dukungan menyusui untuk semua”. Tema ini diusung agar semua elemen masyarakat, mulai dari keluarga, komunitas, hingga pemerintah memberikan dukungan yang diperlukan oleh para ibu dalam menyusui.

Selain itu, peringatan-peringatan dalam kalender kesehatan ini diperingati dengan harapan tidak hanya untuk meningkatkan kesadaran tetapi juga untuk mendorong tindakan nyata dalam menjaga kesehatan dan mencegah penyakit. Khusus dalam peringatan pekan ASI sedunia juga menjadi kesempatan untuk meningkatkan kesadaran akan manfaat ASI bagi kesehatan dan perkembangan bayi, serta memperkuat upaya-upaya dalam mendukung program pemberian ASI eksklusif di seluruh dunia.

Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, persentase bayi berusia di bawah usia enam bulan di Indonesia yang mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif mencapai 73,97% pada 2023. Persentase ini kembali meningkat selama lima tahun berturut-turut. Persentase bayi ASI eksklusif nasional di dalam negeri pada 2023 naik 2,68% dibanding tahun sebelumnya 72,04%.

Baca Juga :  Simak, Empat Cara Ampuh Menumbuhkan Pikiran Positif

Namun demikian, berdasarkan data BPS juga menyatakan persentase bayi usia kurang dari enam bulan yang mendapatkan ASI eksklusif menurut provinsi (persen) tahun 2021-2023 Provinsi Kalimantan Tengah selalu masuk dalam lima provinsi urutan terbawah.

Pada tahun 2021 persentase bayi usia kurang dari enam bulan yang mendapatkan ASI eksklusif menurut provinsi adalah 55,98%, tahun 2022 adalah 55,26%, dan pada tahun 2023 adalah 55,78%. Sebuah literatur review yang berjudul “ Addressing barriers to exclusive breast-feeding in low- and middle-income countries: a systematic review and programmatic implications” oleh A. Kavle, Justine dkk , menyatakan terdapat enam belas hambatan untuk pemberian ASI eksklusif, diantaranya adalah pengetahuan ibu tentang praktik pemberian ASI eksklusif, pekerjaan ibu, nutrisi ibu yang tidak memadai, pemberian makan prelaktat, persepsi susu yang tidak memadai, konseling tentang menyusui, dukungan keluarga serta masyarakat untuk praktik menyusui dan lainnya.

Penelitian lain ”Factors influencing breastfeeding continuation and formula feeding beyond six months in rural and urban households in Indonesia: a qualitative investigation” oleh Paramashanti, Bunga Astria, dkk menyatakan bahwa praktik menyusui yang optimal hingga usia dua tahun ditentukan oleh faktor individu dan pengaturan,yaitu, komunitas, perawatan Kesehatan dan pekerjaan.

Memberikan edukasi menyusui yang mencakup bimbingan praktis menyusui akan mendorong ibu untuk menyusui lebih lama. Intervensi semacam itu harus melibatkan keluarga, masyarakat, petugas kesehatan, dan lingkungan kerja sebagai sistem pendukung menyusui.

Pembuat kebijakan harus mengembangkan, menegakkan, dan memantau penerapan kebijakan menyusui untuk melindungi, mempromosikan, dan mendukung menyusui di rumah tangga, komunitas, sistem kesehatan, dan lingkungan kerja. Pekan ASI sedunia tahun 2024 ini ingin menunjukkan dukungan kepada ibu-ibu yang menyusui dengan memastikan para ibu menyusui diperhatikan dan didengar, dan berbagi pengalaman seputar menyusui.

Baca Juga :  Penting Dibaca! 6 Manfaat Jus Wortel Bagi Kesehatan Tubuh dan Penderita Diabete

Dukungandukungan yang menjadi pesan kunci peringatan tahun ini diantaranya yaitu adanya kebijakan dan sikap yang menghargai perempuan dan kegiatan menyusui. Berikutnya, memberikan sistem layanan kesehatan yang ramah terhadap perempuan dan ibu menyusui, menghormati otonomi perempuan dan haknya untuk menyusui kapan saja dan di mana saja.

Dukungan yang terakhir adalah rasa solidaritas dan mendapat dukungan dari masyarakat. Menyusui dapat bertindak sebagai penyeimbang dalam masyarakat kita dan berbagai upaya harus dilakukan untuk memastikan setiap orang memiliki akses ke dukungan dan peluang menyusui. Sangat penting bahwa tidak ada yang tertinggal, terutama ibu yang rentan yang mungkin membutuhkan dukungan tambahan untuk mengurangi ketidaksetaraan menyusui.

Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan antara lain adalah penurunan angka kematian bayi dan peningkatan status gizi masyarakat. Indonesia juga sudah memiliki Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif mendukung hak perempuan untuk menyusui.

Mari kita dukung kebijakan ini menjadi lebih kuat dan mari kita dukung ibu-ibu yang sedang menyusui dengan menormalisasi kegiatan menyusui bukanlah menjadi hal yang tabu dengan memberikan kesempatan dan ruang agar praktik tersebut menjadi lebih nyaman terutama di Bumi Tambun Bungai Kalimantan Tengah. (*)

* Penulis adalah PKRS dan Komite Mutu RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya

Menutup Kesenjangan, Dukungan Menyusui untuk Semua

Oleh: Devina Krasila SKM MKes

 

MENURUT World Health Organization (WHO), air susu ibu (ASI) adalah makanan yang ideal untuk bayi, di mana pada ASI sendiri jelas aman, bersih dan mengandung antibodi seperti DHA, AA, Omega 6, laktosa, taurin, protein, laktobasilus, vitamin A, kolostrum, lemak, zat besi, laktoferin and lisozim.

Semuanya dalam takaran dan komposisi yang pas untuk bayi. ASI eksklusif adalah memberikan ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lainnya kepada bayi sampai berumur enam bulan, kecuali obat dan vitamin. Pada bulan tanggal 1-7 Agustus dalam kalender kesehatan diperingati sebagai pekan ASI sedunia (World Breastfeeding Week).

Tahun 2024 ini, peringatan Hari ASI sedunia mengusung tema “Closing the gap: Breastfeeding support for all” atau “Menutup kesenjangan: Dukungan menyusui untuk semua”. Tema ini diusung agar semua elemen masyarakat, mulai dari keluarga, komunitas, hingga pemerintah memberikan dukungan yang diperlukan oleh para ibu dalam menyusui.

Selain itu, peringatan-peringatan dalam kalender kesehatan ini diperingati dengan harapan tidak hanya untuk meningkatkan kesadaran tetapi juga untuk mendorong tindakan nyata dalam menjaga kesehatan dan mencegah penyakit. Khusus dalam peringatan pekan ASI sedunia juga menjadi kesempatan untuk meningkatkan kesadaran akan manfaat ASI bagi kesehatan dan perkembangan bayi, serta memperkuat upaya-upaya dalam mendukung program pemberian ASI eksklusif di seluruh dunia.

Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, persentase bayi berusia di bawah usia enam bulan di Indonesia yang mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif mencapai 73,97% pada 2023. Persentase ini kembali meningkat selama lima tahun berturut-turut. Persentase bayi ASI eksklusif nasional di dalam negeri pada 2023 naik 2,68% dibanding tahun sebelumnya 72,04%.

Baca Juga :  Simak, Empat Cara Ampuh Menumbuhkan Pikiran Positif

Namun demikian, berdasarkan data BPS juga menyatakan persentase bayi usia kurang dari enam bulan yang mendapatkan ASI eksklusif menurut provinsi (persen) tahun 2021-2023 Provinsi Kalimantan Tengah selalu masuk dalam lima provinsi urutan terbawah.

Pada tahun 2021 persentase bayi usia kurang dari enam bulan yang mendapatkan ASI eksklusif menurut provinsi adalah 55,98%, tahun 2022 adalah 55,26%, dan pada tahun 2023 adalah 55,78%. Sebuah literatur review yang berjudul “ Addressing barriers to exclusive breast-feeding in low- and middle-income countries: a systematic review and programmatic implications” oleh A. Kavle, Justine dkk , menyatakan terdapat enam belas hambatan untuk pemberian ASI eksklusif, diantaranya adalah pengetahuan ibu tentang praktik pemberian ASI eksklusif, pekerjaan ibu, nutrisi ibu yang tidak memadai, pemberian makan prelaktat, persepsi susu yang tidak memadai, konseling tentang menyusui, dukungan keluarga serta masyarakat untuk praktik menyusui dan lainnya.

Penelitian lain ”Factors influencing breastfeeding continuation and formula feeding beyond six months in rural and urban households in Indonesia: a qualitative investigation” oleh Paramashanti, Bunga Astria, dkk menyatakan bahwa praktik menyusui yang optimal hingga usia dua tahun ditentukan oleh faktor individu dan pengaturan,yaitu, komunitas, perawatan Kesehatan dan pekerjaan.

Memberikan edukasi menyusui yang mencakup bimbingan praktis menyusui akan mendorong ibu untuk menyusui lebih lama. Intervensi semacam itu harus melibatkan keluarga, masyarakat, petugas kesehatan, dan lingkungan kerja sebagai sistem pendukung menyusui.

Pembuat kebijakan harus mengembangkan, menegakkan, dan memantau penerapan kebijakan menyusui untuk melindungi, mempromosikan, dan mendukung menyusui di rumah tangga, komunitas, sistem kesehatan, dan lingkungan kerja. Pekan ASI sedunia tahun 2024 ini ingin menunjukkan dukungan kepada ibu-ibu yang menyusui dengan memastikan para ibu menyusui diperhatikan dan didengar, dan berbagi pengalaman seputar menyusui.

Baca Juga :  Penting Dibaca! 6 Manfaat Jus Wortel Bagi Kesehatan Tubuh dan Penderita Diabete

Dukungandukungan yang menjadi pesan kunci peringatan tahun ini diantaranya yaitu adanya kebijakan dan sikap yang menghargai perempuan dan kegiatan menyusui. Berikutnya, memberikan sistem layanan kesehatan yang ramah terhadap perempuan dan ibu menyusui, menghormati otonomi perempuan dan haknya untuk menyusui kapan saja dan di mana saja.

Dukungan yang terakhir adalah rasa solidaritas dan mendapat dukungan dari masyarakat. Menyusui dapat bertindak sebagai penyeimbang dalam masyarakat kita dan berbagai upaya harus dilakukan untuk memastikan setiap orang memiliki akses ke dukungan dan peluang menyusui. Sangat penting bahwa tidak ada yang tertinggal, terutama ibu yang rentan yang mungkin membutuhkan dukungan tambahan untuk mengurangi ketidaksetaraan menyusui.

Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan antara lain adalah penurunan angka kematian bayi dan peningkatan status gizi masyarakat. Indonesia juga sudah memiliki Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif mendukung hak perempuan untuk menyusui.

Mari kita dukung kebijakan ini menjadi lebih kuat dan mari kita dukung ibu-ibu yang sedang menyusui dengan menormalisasi kegiatan menyusui bukanlah menjadi hal yang tabu dengan memberikan kesempatan dan ruang agar praktik tersebut menjadi lebih nyaman terutama di Bumi Tambun Bungai Kalimantan Tengah. (*)

* Penulis adalah PKRS dan Komite Mutu RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya

Terpopuler

Artikel Terbaru

/