PROKALTENG.CO-Duta Besar Iran untuk Indonesia, Mohammad Boroujerdi, menilai Israel sedang melakukan pendekatan genosida terhadap Palestina.
Ia menyebut narasi bahwa Israel hanya memburu Hamas hanyalah kedok untuk membenarkan tindakan brutal terhadap warga sipil yang tak bersenjata.
“Israel selalu menyebut menyerang Hamas, padahal yang jadi korban adalah masyarakat biasa. Hamas itu kelompok kecil. Tapi untuk menghancurkan kelompok kecil itu, Israel membunuh lebih dari 50 ribu orang di Gaza,” tegas Boroujerdi saat ditemui di kediamannya di Jakarta, Senin (24/3).
Menurutnya, pendekatan ini bukan hal baru. Rezim Zionis, katanya, kerap menyebarkan konflik dan pertikaian dengan membungkusnya seolah-olah hanya menyasar satu kelompok.
“Di Palestina disebut menyerang Hamas, di Lebanon disebut melawan Hizbullah, di Yaman disebut membidik Houthi. Tujuannya agar dunia Islam tidak bersatu melawan mereka,” ujar Boroujerdi.
Ia menambahkan, pendekatan yang sama pernah dilakukan Amerika Serikat ketika menyerang Afghanistan atas nama memerangi ISIS. Namun faktanya, rakyat sipil juga jadi korban utama.
Israel Tidak Ingin Solusi Dua Negara
Dubes Iran juga menanggapi soal peluang solusi dua negara. Menurutnya, itu hanya ilusi yang dimainkan Israel. “Solusi dua negara itu cuma kedok. Israel tidak pernah benar-benar menginginkan perdamaian. Mereka hanya ingin terus membunuh dengan pembenaran,” katanya.
Ia menegaskan bahwa Iran akan mendukung apapun pilihan rakyat Palestina. “Yang penting hak-hak mereka terpenuhi. Kami mendukung jika mereka memilih referendum atau pemilu. Bahkan diaspora Palestina yang diusir dari tanahnya pun harus punya suara,” jelasnya.
Ia menegaskan, Iran akan mendukung penuh apapun hasil referendum yang muncul dari kotak suara. Asal, referendum itu dilakukan dengan benar.
Bantahan Iran Dukung Perang
Boroujerdi membantah tuduhan bahwa Iran mendorong konflik. Ia menyatakan bahwa selama dua abad terakhir, Iran tidak pernah memulai perang, berbeda dengan Israel yang terus mencetuskan konflik.
“Kalau Israel berbicara soal gencatan senjata atau perdamaian, itu artinya mereka sedang berada di posisi lemah,” ujarnya.
Di akhir pernyataannya, Boroujerdi mengungkapkan rasa terima kasih kepada rakyat Indonesia atas dukungan terhadap kemerdekaan Palestina.
“Saya bersyukur ditugaskan di Indonesia. Negara ini selalu berada di jalan yang benar: bersama Palestina dan melawan Zionis,” ucapnya.
Ia juga mengajak semua pihak agar tidak membiarkan pembunuhan terhadap umat Islam menjadi hal yang dianggap biasa.
“Kalau warga Zionis atau Amerika terbunuh, dunia ramai. Tapi kalau umat Islam dibantai, seolah tidak penting. Ini tidak boleh jadi kebiasaan. Mereka juga punya keluarga,” katanya.
Menurut Boroujerdi, solidaritas yang ditunjukkan kepada rakyat Palestina, meskipun kecil, bisa menjadi bentuk kekuatan moral.
“Di bulan suci Ramadan ini mari jalankan amanah untuk menghapuskan penjajahan di atas dunia. Dan kita bisa tidur lebih tenang karena tahu bahwa kita telah membantu menyuarakan solidaritas untuk rakyat Palestina,” pungkasnya. (jpg)