PROKALTENG.CO-Pemimpin Israel mengumumkan keputusan mereka untuk terus melanjutkan perang di Jalur Gaza melawan kelompok militan Hamas di Palestina.
Keputusan ini diambil Israel. meskipun menghadapi tekanan internasional yang meningkat, termasuk dari sekutu utamanya Amerika Serikat.
Dilansir dari AP News pada Kamis (14/12), perang yang telah berlangsung selama tiga bulan ini dimulai setelah serangan terjadi sebelumnya terhadap Israel pada 7 Oktober lalu oleh kelompok militan Palestina, Hamas.
Menurut pejabat Israel, serangan tersebut menewaskan 1.200 orang sebagian besar warga sipil.
Konflik ini telah menimbulkan kehancuran di Gaza dengan lebih dari 18.600 kematian, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.
Selain itu, infrastruktur penting seperti jalan, sekolah dan rumah sakit mengalami kerusakan yang tak tertandingi.
Meskipun Majelis Umum PBB telah mengeluarkan resolusi mendukung gencatan senjata, serangan terus terjadi.
Hujan musim dingin dan kondisi kemanusiaan yang buruk semakin memperburuk situasi dengan banyak penduduk Gaza mengungsi dan kekurangan persediaan makanan, air minum, obat-obatan serta bahan bakar.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mencatat peningkatan resiko penyebaran penyakit di tengah kondisi yang sulit, termasuk meningitis penyakit kuning dan infeksi saluran pernapasan atas.
Sementara itu, Israel menghadapi serangan roket dari Gaza. Pihak Israel juga melaporkan sirine udara terdengar di Sderot ketika pejuang Palestina menembakkan roket meski dapat dicegah.
Meskipun mendapat kecaman internasional, termasuk Amerika Serikat sebagai sekutu Israel. Tindakan militer pimpinan Benjamin Netanyahu tetap bersikukuh untuk melanjutkan serangan ke Gaza, Palestina.
Dilansir dari Time News, Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang sebelumnya mendukung Israel kemudian menyatakan keprihatinannya atas korban sipil dan mengadakan pertemuan dengan keluarga sandera Amerika yang ditangkap oleh militan.
Meskipun Washington menyuarakan kekhawatiran, Israel menegaskan tekadnya untuk melanjutkan perang.
Pihak Keamanan Nasional AS, John Kirby menyulangi keprihatinan Washington atas korban sipil dan menyatakan bahwa meskipun Hamas memulai kampanye militer, AS tetap mengkhawatirkan dampak kampanye tersebut. (jpg)