26.9 C
Jakarta
Friday, April 26, 2024

Sosok Lelaki Berkepala Besar Bertanduk di Tiang Jembatan Kahayan

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO– Jembatan Kahayan memiliki pesona yang luar biasa. Jembatan ini sebagai penghubung antara Kota Palangka Raya dengan Kabupaten Pulang Pisau, Gunung Mas Barito Selatan, dan kabupaten lainnya. Jembatan Kahayan membelah sungai Kahayan di Kota Palangka Raya memiliki panjang 640 meter dan lebar 9 meter, terdiri dari 12 bentang dengan batang khusus sepanjang 150 meter pada jalur pelayaran sungai.

Jembatan Ini pertama kali dibangun pada tahun 1995 dan selesai pada tahun 2001. Namun siapa sangka jembatan sebagai ikon Kota Palangka Raya ini memiliki kisah mistis yang beredar di masyarakat. Hal ini kisahkan Fatimah, salah satu warga yang sudah 20 tahun bertempat tinggal di daerah tersebut.

Fatimah mengungkapkan bahwa setiap satu tahun dua atau tiga kali ada warga yang menganut agama Kaharingan melakukan prosesi Balian yang digelar pada jam 23.00 atau jam 24.00 malam.

Baca Juga :  Pemko Targetkan Pendapatan Daerah Rp1,15 Triliun

”Tengah malam biasanya mereka melakukan ritual yang bahasa Dayak yang disebut Balian dengan menggunakan katambung gong dan sebagainya dan disertai dengan pemotongan hewan babi, ayam dan sebagainya. Mayat hewan tersebut di buang di bawah jembatan yang mengalir oleh air, ”ucapnya saat diwawancarai oleh wartawati prokalteng.co, Selasa (22/11/2022).

Ia juga menceritakan, apabila  melakukan ritual itu kedengaran saja sampai di rumahnya, dan Fatimah pun biasanya menyaksikan  ritual itu, bahkan ia mengungkapkan ada Basir atau pelaksana yang memimpin upacara itu.

”Mereka mempercayai bahwa melakukan hal seperti itu jauh dari marabahaya atau biasanya melepas Sahur Parapah kalau bahasa Dayak sini. Baru tadi pagi ada seorang ibu-ibu yang sudah lanjut usia yang melompat dari tengah Jembatan.

Saya pun menyaksikan  kejadian itu, ada seorang getek yang menyelamatkannya untung saja nyawanya tertolong, untuk penyebabnya saya pun tidak tahu tapi sudah dibawa oleh pihak berwajib. Yang pastinya bukan warga sini, ” katanya wanita asal Kabupaten Kapuas ini.

Baca Juga :  Merajut Keadilan dalam Seleksi Mahasiswa Baru

Sementara itu, salah satu warga yang bernama Rani menambahkan apabila ada air pasang sudah memakan korban maka airnya surut, dan pihaknya pun mempercayai hal itu. Bahkan suatu malam saya sendiri yang menyaksikan kalau di bawah tiang yang di tengah jembatan itu ada seorang sosok laki-laki yang berkepala besar bertanduk.

Ditambah lagi kata dia,  ada seorang anak yang meninggal akibat tenggelam otomatis air ini pasti akan surut nantinya, hal tersebut sudah bertahun-tahun terulang dan baginya, sudah mempercayainya apalagi bagi drinya  yang tempat tinggalnya berdekatan dengan Jembatan Kahayan ini.  Biasanya melihat kejadian yang aneh-aneh.

”Kami tidak ganggu begitupun kalian, kita menjalani kehidupan masing-masing karena kita hidup saling berdampingan” kalimat Itu dipercaya kalimat mujarab bagi masyarakat di sini,” ucapnya (Rin)

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO– Jembatan Kahayan memiliki pesona yang luar biasa. Jembatan ini sebagai penghubung antara Kota Palangka Raya dengan Kabupaten Pulang Pisau, Gunung Mas Barito Selatan, dan kabupaten lainnya. Jembatan Kahayan membelah sungai Kahayan di Kota Palangka Raya memiliki panjang 640 meter dan lebar 9 meter, terdiri dari 12 bentang dengan batang khusus sepanjang 150 meter pada jalur pelayaran sungai.

Jembatan Ini pertama kali dibangun pada tahun 1995 dan selesai pada tahun 2001. Namun siapa sangka jembatan sebagai ikon Kota Palangka Raya ini memiliki kisah mistis yang beredar di masyarakat. Hal ini kisahkan Fatimah, salah satu warga yang sudah 20 tahun bertempat tinggal di daerah tersebut.

Fatimah mengungkapkan bahwa setiap satu tahun dua atau tiga kali ada warga yang menganut agama Kaharingan melakukan prosesi Balian yang digelar pada jam 23.00 atau jam 24.00 malam.

Baca Juga :  Pemko Targetkan Pendapatan Daerah Rp1,15 Triliun

”Tengah malam biasanya mereka melakukan ritual yang bahasa Dayak yang disebut Balian dengan menggunakan katambung gong dan sebagainya dan disertai dengan pemotongan hewan babi, ayam dan sebagainya. Mayat hewan tersebut di buang di bawah jembatan yang mengalir oleh air, ”ucapnya saat diwawancarai oleh wartawati prokalteng.co, Selasa (22/11/2022).

Ia juga menceritakan, apabila  melakukan ritual itu kedengaran saja sampai di rumahnya, dan Fatimah pun biasanya menyaksikan  ritual itu, bahkan ia mengungkapkan ada Basir atau pelaksana yang memimpin upacara itu.

”Mereka mempercayai bahwa melakukan hal seperti itu jauh dari marabahaya atau biasanya melepas Sahur Parapah kalau bahasa Dayak sini. Baru tadi pagi ada seorang ibu-ibu yang sudah lanjut usia yang melompat dari tengah Jembatan.

Saya pun menyaksikan  kejadian itu, ada seorang getek yang menyelamatkannya untung saja nyawanya tertolong, untuk penyebabnya saya pun tidak tahu tapi sudah dibawa oleh pihak berwajib. Yang pastinya bukan warga sini, ” katanya wanita asal Kabupaten Kapuas ini.

Baca Juga :  Merajut Keadilan dalam Seleksi Mahasiswa Baru

Sementara itu, salah satu warga yang bernama Rani menambahkan apabila ada air pasang sudah memakan korban maka airnya surut, dan pihaknya pun mempercayai hal itu. Bahkan suatu malam saya sendiri yang menyaksikan kalau di bawah tiang yang di tengah jembatan itu ada seorang sosok laki-laki yang berkepala besar bertanduk.

Ditambah lagi kata dia,  ada seorang anak yang meninggal akibat tenggelam otomatis air ini pasti akan surut nantinya, hal tersebut sudah bertahun-tahun terulang dan baginya, sudah mempercayainya apalagi bagi drinya  yang tempat tinggalnya berdekatan dengan Jembatan Kahayan ini.  Biasanya melihat kejadian yang aneh-aneh.

”Kami tidak ganggu begitupun kalian, kita menjalani kehidupan masing-masing karena kita hidup saling berdampingan” kalimat Itu dipercaya kalimat mujarab bagi masyarakat di sini,” ucapnya (Rin)

Terpopuler

Artikel Terbaru