27.1 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Tujuh Tips Redam Marah Selama Berpuasa

SALAH satu makna berpuasa adalah bisa menahan
lapar dan haus serta mengendalikan hawa nafsu. Paling sulit adalah
mengendalikan amarah. Psikiater dr. Lahargo Kembaren, SpKJ, mengatakan, marah
adalah reaksi emosi yang bila tidak dikendalikan akan menimbulkan masalah.

Penyebab marah bisa apa saja, biasanya adalah
sedih, rasa kecewa, frustasi, penilaian sendiri, penolakan, rasa takut, cemburu
atau iri, perlakuan tidak adil.

“Semuanya itu akan mengaktifkan Amigdala,
bagian otak yg mengontrol emosi. Selanjutnya amigdala lalu Hipotalamus,
Pituitary Gland (hipofisis), Adrenal Gland, memicu hormon Stres, yaitu
kortisol, adrenaline, dan noradrenaline,” kata dr. Lahargo yang Kepala
Instalasi Rehabilitasi Psikososial RS.Jiwa dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor dan RS.
Siloam Bogor kepada JawaPos.com baru-baru ini.

Menurutny, 
peningkatan hormon stres kortisol menyebabkan banyak sel saraf yang mati
terutama di beberapa bagian. Prefrontal Cortex (PFC), bagian otak ini penting
bagi seseorang dalam membuat suatu keputusan yg baik dan perencanaan tindakan.

Gangguan pada area otak ini menyebabkan orang
yang marah sering membuat keputusan buruk yang kemudian disesali nya. Lalu
hipokampus, bagian otak yang mengatur memori. Ini menyebabkan orang yang marah
tidak ingat apa yang diucapkan dan dilakukannya.

Baca Juga :  Polsek Pahandut Amankan Seorang Perempuan yang Bakar Lahan di Yos Suda

“Peningkatan hormon stres kortisol akan
mengurangi hormon serotonin dalam otak, yaitu hormon yang membuat seseorang
bahagia. Penurunan hormon serotonin ini akan menyebabkan seseorang menjadi
lebih mudah marah, sensitif, galau, baper, dan bisa berujung pada tindakan
agresi atau perilaku kekerasan. Tidak jarang yang kemudian juga menjadi
depresi,” katanya.

 

Organ Terganggu Saat Marah

Hormon stres yang meningkat karena marah tadi
pun bisa mempengaruhi berbagai sistem organ di dalam tubuh.

Apa saja?

Sistem kardiovaskuler

Tekanan darah dan denyut jantung meningkat,
glukosa darah meningkat. Apabila marah tersebut berlangsung lama dan terus
menerus maka gangguan pada sistem kardiovaskuler ini dapat menyebakan stroke
dan serangan jantung.

 

Sistem imun

Akan menurun sehingga menyebabkan
orang sering marah mudah terkena penyakit.

Bola Mata

Rekanan pada bola mata meningkat sehingga orang yang marah
sering merasa migrain atau sakit kepala

Densitas tulang menurun

Sistem pencernaan
terganggu

Solusinya

Baca Juga :  Fraksi Demokrat Minta Pemprov Perhatikan Usulan Dewan

Marah yang terlalu hebat dan terus menerus
berulang jelas akan sangat mengganggu. Menurut dr. Lahargo, marah bisa diredam
dengan melakukan ‘Anger Management’ (manajemen marah) untuk dapat mengontrol
marah agar tidak terjadi hal yang merugikan. Begini caranya :

 

1. Apa Pemicunya

Kenali ‘triggers’ yang memicu marah dan
menghindarinya

 

2. Hindari

Tinggalkan segera situasi, keadaan, tempat saat
marah terjadi, tenangkan diri sampai terjadi ‘cooling down’

 

3. Tarik Napas

Tarik napas dalam beberapa kali, untuk memberi
kesempatan saraf otak mendapatkan oksigen shg lebih relax

 

4. Alihkan

Alihkan dengan melakukan kegiatan yg
menggunakan energi seperti berolahraga, bermain musik, membersihkan, jalan.

 

5. Bicara

Berbicara dengan orang yg mau mendengarkan
dengan baik supaya terjadi ventilasi.

 

6. Cari Hal Menyenangkan

Cari hal-hal yang menggembirakan, lucu dan
menyenangkan, seperti menonton film, dengar musik yg easy listening, ngobrol
dengan teman.

 

7. Konseling

 

Konsultasikan pada profesional bila sulit
mengatasi marah karena ada intervensi khusus yang bisa diberikan.

SALAH satu makna berpuasa adalah bisa menahan
lapar dan haus serta mengendalikan hawa nafsu. Paling sulit adalah
mengendalikan amarah. Psikiater dr. Lahargo Kembaren, SpKJ, mengatakan, marah
adalah reaksi emosi yang bila tidak dikendalikan akan menimbulkan masalah.

Penyebab marah bisa apa saja, biasanya adalah
sedih, rasa kecewa, frustasi, penilaian sendiri, penolakan, rasa takut, cemburu
atau iri, perlakuan tidak adil.

“Semuanya itu akan mengaktifkan Amigdala,
bagian otak yg mengontrol emosi. Selanjutnya amigdala lalu Hipotalamus,
Pituitary Gland (hipofisis), Adrenal Gland, memicu hormon Stres, yaitu
kortisol, adrenaline, dan noradrenaline,” kata dr. Lahargo yang Kepala
Instalasi Rehabilitasi Psikososial RS.Jiwa dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor dan RS.
Siloam Bogor kepada JawaPos.com baru-baru ini.

Menurutny, 
peningkatan hormon stres kortisol menyebabkan banyak sel saraf yang mati
terutama di beberapa bagian. Prefrontal Cortex (PFC), bagian otak ini penting
bagi seseorang dalam membuat suatu keputusan yg baik dan perencanaan tindakan.

Gangguan pada area otak ini menyebabkan orang
yang marah sering membuat keputusan buruk yang kemudian disesali nya. Lalu
hipokampus, bagian otak yang mengatur memori. Ini menyebabkan orang yang marah
tidak ingat apa yang diucapkan dan dilakukannya.

Baca Juga :  Polsek Pahandut Amankan Seorang Perempuan yang Bakar Lahan di Yos Suda

“Peningkatan hormon stres kortisol akan
mengurangi hormon serotonin dalam otak, yaitu hormon yang membuat seseorang
bahagia. Penurunan hormon serotonin ini akan menyebabkan seseorang menjadi
lebih mudah marah, sensitif, galau, baper, dan bisa berujung pada tindakan
agresi atau perilaku kekerasan. Tidak jarang yang kemudian juga menjadi
depresi,” katanya.

 

Organ Terganggu Saat Marah

Hormon stres yang meningkat karena marah tadi
pun bisa mempengaruhi berbagai sistem organ di dalam tubuh.

Apa saja?

Sistem kardiovaskuler

Tekanan darah dan denyut jantung meningkat,
glukosa darah meningkat. Apabila marah tersebut berlangsung lama dan terus
menerus maka gangguan pada sistem kardiovaskuler ini dapat menyebakan stroke
dan serangan jantung.

 

Sistem imun

Akan menurun sehingga menyebabkan
orang sering marah mudah terkena penyakit.

Bola Mata

Rekanan pada bola mata meningkat sehingga orang yang marah
sering merasa migrain atau sakit kepala

Densitas tulang menurun

Sistem pencernaan
terganggu

Solusinya

Baca Juga :  Fraksi Demokrat Minta Pemprov Perhatikan Usulan Dewan

Marah yang terlalu hebat dan terus menerus
berulang jelas akan sangat mengganggu. Menurut dr. Lahargo, marah bisa diredam
dengan melakukan ‘Anger Management’ (manajemen marah) untuk dapat mengontrol
marah agar tidak terjadi hal yang merugikan. Begini caranya :

 

1. Apa Pemicunya

Kenali ‘triggers’ yang memicu marah dan
menghindarinya

 

2. Hindari

Tinggalkan segera situasi, keadaan, tempat saat
marah terjadi, tenangkan diri sampai terjadi ‘cooling down’

 

3. Tarik Napas

Tarik napas dalam beberapa kali, untuk memberi
kesempatan saraf otak mendapatkan oksigen shg lebih relax

 

4. Alihkan

Alihkan dengan melakukan kegiatan yg
menggunakan energi seperti berolahraga, bermain musik, membersihkan, jalan.

 

5. Bicara

Berbicara dengan orang yg mau mendengarkan
dengan baik supaya terjadi ventilasi.

 

6. Cari Hal Menyenangkan

Cari hal-hal yang menggembirakan, lucu dan
menyenangkan, seperti menonton film, dengar musik yg easy listening, ngobrol
dengan teman.

 

7. Konseling

 

Konsultasikan pada profesional bila sulit
mengatasi marah karena ada intervensi khusus yang bisa diberikan.

Terpopuler

Artikel Terbaru