PALANGKA RAYA,
KALTENGPOS.CO-Bertepatan dengan hari jadi Lalu- lintas (Lantas) yang ke-65,
Satuan Lalu-lintas Polresta Palangka Raya, Polda Kalteng, bersama komunitas
truk asal Palangka Raya melakukan bhakti sosial (Bhaksos), Kamis (17/9) siang.
Kasatlantas Polresta
Palangka Raya AKP Anang Hardiyanto mengatakan pihaknya melakukan kegiatan kemanusiaan
untuk memperingati HUT Lalu-lintas yang dilepas Kapolda Kalteng Irjen Pol Dedi
Prasetyo di Mapolda Kalteng.
“Bekerja sama
dengan komunitas otomotif dalam hal ini DTT Cokro Tunggal Community. Di hari
pertama ini, kami memberikan 400 buah bingkisan kebutuhan pokok dan empat warga
yang sudah masuk kriteria menerima santunan berupa uang sebesar Rp. 700.000
untuk 3 bulan ke depan,” ujarnya.
Anang menjelaskan, sedikitnya
400 paket bingkisan itu ditargetkan sampai ke masyarakat pada hari ini dengan
sasaran para sopir angkutan umum, tukang becak, juru parkir, ojek pangkalan,
petugas kebersihan, warga yang ada di bantaran sungai dan korban kecelakaan.
“Bingkisan
beberapa sudah kami distribusikan ke warga. Tak terkecuali santunan kepada
warga yang memenuhi kriteria untuk menerima bansos. Dalam hal ini yang memang
sangat-sangat membutuhkan,” terangnya.
Seperti yang dilakukan
personel Satlantas dan DTT di sasaran pertama di Jalan Paus XXII, nomor 16,
Kelurahan Bukit Tunggal, Kecamatan Jekan Raya, Kota Palangka Raya.
Ya, penerima bansos Mustika
(48) tersebut, diketahui menderita penyakit kanker usus besar sejak tiga tahun
lalu. Warga asal Kabupaten Gunung Mas itu, sebelumnya sudah didiagnosis kanker
sejak 2018. Namun tumbuhnya benjolan diketahui 3 bulan terkahir.
Untuk itu, Kasatlantas
AKP Anang Hardiyanto bersama personelnya dan anggota DTT (Komunitas Dumb Truk
Palangka Raya) memberikan bantuan sosial langsung ke rumah yang bersangkutan.
Yani (28), adik
kandung Mustika menuturkan bahwa kakak tertua dari lima bersaudara itu dibawa
ke Palangka Raya untuk berobat ke rumah sakit yang memiliki fasilitas lebih
memadai.
“Sudah tiga kali
melakukan operasi di RSUD Doris Sylvanus. Tapi belum ada perkembangan. Akhirnya
dirawat di rumah kami,” kata Yani saat mendampingi kakaknya yang terbaring
di kasur.
Dituturkannya, Mustika
sehari-hari kesusahan untuk buang hajat dan buang air kecil. Sebab, harus
menggunakan alat bantu kateter akibat penyakit yang diidapnya itu.
Pemerintah dalam hal ini dinas sosial setempat
sudah ada yang mengecek. Namun sekadar mengecek dan berencana akan membantu keperluan yang dibutuhkan.