Site icon Prokalteng

Serunya Mangaruhi, Cara Orang Dayak Menangkap Ikan Secara Tradisional

serunya-mangaruhi-cara-orang-dayak-menangkap-ikan-secara-tradisional

PALANGKA RAYA – Magaruhi, menjadi slah satu cabang lomba dalam Festival
Budaya Isen Mulang (FBIM). Lomba ini dilaksanakan di UPT Taman Budaya Jalan
Temanggung Tilung, Kota Palangka Raya, Sabtu (22/6/2019).

Mangaruhi adalah cara orang suku
Dayak menangkap ikan secara tradisional di kolam dengan cara mengeruhkan
(mangaruhi) air. Kondisi air yang keruh membuat ikan pun mabuk, sehingga
menjadi lebih mudah untuk ditangkap secara manual dengan tangan.

Dalam lomba ini, yang paling
banyak menangkap ikan, itulah pemenangnya.

“Tradisi mangaruhi ini sudah turun
temurun dilakukan masyarakat suku Dayak sejak zaman dulu hingga saat ini,” kata
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng),
Guntur Talajan.

Dijelaskan Guntur, mangaruhi biasanya
dilakukan oleh kaum perempuan. Tetapi laki-laki dan anak-anak pun juga sering
ikut.

Tradisi ini menurut Guntur,
sejatinya merupakan kearifan lokal yang cukup ramah lingkungan. Karena meskipun
akibat air yang keruh, ikan-ikan hanya mabuk, namun tida mati. Sehingga ikan-ikan
kecil yang tidak ditangkap, nantinya bisa pulih lagi seperti semula.

“Hasil mangaruhi biasanya hanya
untuk komsumsi, tidak untuk dijual. Ini dijadikan cabang lomba di FBIM salah
satu cara untuk melestarikan kebudayaan,” kata Guntur.

Cabang lomba mangaruhi ini
diikuti oleh 12 kabupaten dan 1 kota, hanya 1 kabupaten yang tidak mengirimkan
perwakilannya. Satu tim perwakilan daerah terdiri dari 2 orang. Ikan yang
ditangkap yakni ikan haruan dan ikan lele.

Sementara itu, para pemenang lomba
mangaruhi putri yakni juara 1 perwakilan dari Kabupaten Sukamara, juara 2
perwakilan dari Kabupaten Lamandau dan juara 3 perwakilan dari Kabupaten Gunung
Mas. Sedangkan pemenang mangaruhi putra yakni juara 1 perwakilan dari Kabupaten
Barito Selatan, juara 2 perwakilan dari Kabupaten Seruyan dan juara 3
perwakilan dari Kabupaten Kotawaringin Barat.

Setelah usai penyerahan hadiah
kepada para pemenang lomba mangaruhi, kaltengpos.co mengajak juara 1 putra
untuk berbincang yakni Medianto (46) dan Kama Kardianto (42). Tim perwakilan
dari Barito Selatan ini ternyata dua-duanya adalah petani pekerjaan hariannya.

“Sudah biasa menangkap ikan
begini di kampung, kan di sana banyak sungai dan danau,” ungkapnya. (atm/nto)

Exit mobile version