33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

2.019 Penari Telek Ramaikan Festival Semarapura

PEMERINTAH Kabupaten (Pemkab) Klungkung, Bali
resmi menggelar Festival Semarapura ke 4 di Catus Pata, Klungkung Bali, Minggu
(28/4) lalu. Festival dibuka dengan penampilan tari kolosal dari 2.019 penari
Telek.

Turut
hadir Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati dan didampingi
Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta, Raja Klungkung, Ida Dalem Semaraputra serta
Sekretaris Daerah, Gede Putu Winastra.

Bupati
Suwirta menyampaikan bahwa Festival ini adalah bentuk komitmen Pemerintah untuk
melestarikan kesenian tradisonal.

“Saya di
sini mewakili masyarakat Klungkun&g mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan
Yang Maha Esa, karena telah mencapai titik ini,” ujar dia melalui keterangan
tertulisnya, Selasa (30/4).

Bupati
Suwirta menambahkan bahwa Tari Telek merupakan budaya khas dari Klungkung. Tari
ini juga bisa dikatakan kesenian sakral khas Desa Jumpai, Kecamatan Klungkung.

Baca Juga :  Kemarau, Hamparan Pasir Sungai Kahayan Jadi Tujuan Wisata Dadakan

“Semua
penarinya perempuan, dilakukan selama 28 menit, membentuk formasi tapak dara,
dilakukan tepat pukul 18.00 WITA dan menghadap ke-4 arah mata angin,” jelas
dia.

“Warna
hitam pada arah Utara, warna putih di arah Timur, warna merah di arah Selatan,
dan warna kuning di arah Barat. Tarian ini kaya akan nilai sejarah sehingga
sudah seharusnya kita menjaga dan mewariskannya kepada anak cucu kita,” tambah
Bupati Suwirta.

Adapun
Penari Telek dibagi dalam 4 kelompok dengan warna busana berbeda. Untuk 140
orang penari pokok (10 persen) diambil dari krama Desa Jumpai. Sisanya (90
persen) diambil dari sekolah-sekolah SMP dan SMA/SMK se-Kabupaten Klungkung.
Mereka latihan secara terpisah di Desa Jumpai dan sekolah masing-masing sejak
sebulan lalu.

Baca Juga :  Meski Pandemi, Wisata Lumba-lumba Masih Diminati

“Kemudian,
latihan bersama baru dilakukan saat gladi bersih”, ujar I Dewa Gede Alit selaku
Koordinator Lapangan Kolosal Tari.

Selain
itu, dalam festival tersebut juga diramaikan oleh 19.000 pengunjung yang ingin
menyaksikan rangkaian acara dari Kemeriahan Festival Semarapura. Pada
kesempatan tersebut, Bupati Suwirta juga memasangkan tanda di beberapa lokasi
sebagai Kawasan Tanpa Rokok (KTR).

Sementara
itu Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati dalam pidatonya
mengatakan, Klungkung mempunyai pontensi wisata yang sangat besar.

“Klungkung
dengan segala potensinya, baik alam maupun budaya, merupakan salah satu sumber
pendapatan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.(jpc)

 

PEMERINTAH Kabupaten (Pemkab) Klungkung, Bali
resmi menggelar Festival Semarapura ke 4 di Catus Pata, Klungkung Bali, Minggu
(28/4) lalu. Festival dibuka dengan penampilan tari kolosal dari 2.019 penari
Telek.

Turut
hadir Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati dan didampingi
Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta, Raja Klungkung, Ida Dalem Semaraputra serta
Sekretaris Daerah, Gede Putu Winastra.

Bupati
Suwirta menyampaikan bahwa Festival ini adalah bentuk komitmen Pemerintah untuk
melestarikan kesenian tradisonal.

“Saya di
sini mewakili masyarakat Klungkun&g mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan
Yang Maha Esa, karena telah mencapai titik ini,” ujar dia melalui keterangan
tertulisnya, Selasa (30/4).

Bupati
Suwirta menambahkan bahwa Tari Telek merupakan budaya khas dari Klungkung. Tari
ini juga bisa dikatakan kesenian sakral khas Desa Jumpai, Kecamatan Klungkung.

Baca Juga :  Kemarau, Hamparan Pasir Sungai Kahayan Jadi Tujuan Wisata Dadakan

“Semua
penarinya perempuan, dilakukan selama 28 menit, membentuk formasi tapak dara,
dilakukan tepat pukul 18.00 WITA dan menghadap ke-4 arah mata angin,” jelas
dia.

“Warna
hitam pada arah Utara, warna putih di arah Timur, warna merah di arah Selatan,
dan warna kuning di arah Barat. Tarian ini kaya akan nilai sejarah sehingga
sudah seharusnya kita menjaga dan mewariskannya kepada anak cucu kita,” tambah
Bupati Suwirta.

Adapun
Penari Telek dibagi dalam 4 kelompok dengan warna busana berbeda. Untuk 140
orang penari pokok (10 persen) diambil dari krama Desa Jumpai. Sisanya (90
persen) diambil dari sekolah-sekolah SMP dan SMA/SMK se-Kabupaten Klungkung.
Mereka latihan secara terpisah di Desa Jumpai dan sekolah masing-masing sejak
sebulan lalu.

Baca Juga :  Meski Pandemi, Wisata Lumba-lumba Masih Diminati

“Kemudian,
latihan bersama baru dilakukan saat gladi bersih”, ujar I Dewa Gede Alit selaku
Koordinator Lapangan Kolosal Tari.

Selain
itu, dalam festival tersebut juga diramaikan oleh 19.000 pengunjung yang ingin
menyaksikan rangkaian acara dari Kemeriahan Festival Semarapura. Pada
kesempatan tersebut, Bupati Suwirta juga memasangkan tanda di beberapa lokasi
sebagai Kawasan Tanpa Rokok (KTR).

Sementara
itu Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati dalam pidatonya
mengatakan, Klungkung mempunyai pontensi wisata yang sangat besar.

“Klungkung
dengan segala potensinya, baik alam maupun budaya, merupakan salah satu sumber
pendapatan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.(jpc)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru