26.7 C
Jakarta
Friday, April 26, 2024

Pantai Tugu Probolinggo Sajikan Aneka Keindahan Khas Pesisir

Dulu destinasi ini adalah kawasan pesisir yang kumuh dan kotor. Tak ada yang menjamahnya. Namun, berkat kerja keras segenap warga dan pemerintah desa, kini pantai tersebut menjadi desa wisata yang naik daun.

DEWI Pantai Tugu terletak di wilayah perbatasan Kabupaten Probolinggo dengan Kota Probolinggo. Dari jalan kabupaten Desa Pabean, Dringu, jaraknya hanya sekitar 500 meter ke arah utara.

Akses jalan tersebut juga sudah representatif. Dapat dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat. Masuk ke objek wisata juga tidak ribet. Pengunjung yang datang tidak ditarik retribusi masuk. Hanya dikenakan tarif parkir kendaraan yang dibawa.

Saat memasuki kawasan wisata tersebut, pengunjung bisa menikmati sejumlah wahana yang sudah disiapkan. Mulai wisata mangrove, pantai yang cukup indah, wisata perahu, dan sejumlah wahana permainan bagi anak-anak.

Sejatinya, objek wisata tersebut terbilang masih ”baru”. Mulai dikembangkan pada 2018 lalu. Pemerintah Desa Pabean bersama warga menyulap tepi laut yang dulunya kumuh, kotor, dan sepi menjadi potensi wisata Pantai Tugu.

Pengemasannya pun tidak asal-asalan. Kawasan wisata Pantai Tugu dibuat berbeda dengan wisata pantai lainnya. Salah satunya adalah keberadaan area permainan bagi anak-anak di kawasan pantai. Karena itu, destinasi tersebut sangat cocok bagi wisatawan yang datang bersama anak-anak. Mereka bisa mendapatkan hiburan dan kebahagian bermain di alam tepi laut.

”Selain pantai yang sudah ditata, ada juga wisata mangrove. Pengunjung juga bisa menikmati wisata perahu dengan tarif yang sudah ditentukan. Pengunjung akan diajak keliling ke tengah laut dengan menggunakan perahu mesin,” kata Mistari, 39, ketua RT 4, RW 5, Desa Pabean, yang menjadi pengelola Pantai Tugu.

Baca Juga :  Pertemuan Air Terjun, Gua, dan Pantai Pre-wedding di Widoro Pacitan

Aneka wahana yang sudah disajikan pengelola objek wisata itu bak magnet yang bisa menarik wisatawan. Mistari mengatakan, pengunjung kawasan wisata tersebut sudah terbilang lumayan.

Sejak pagi hingga sore hari, wisatawan datang silih berganti. Terutama saat Sabtu, Minggu, dan hari libur. ”Tapi, karena pandemi Covid-19, sementara sepi lagi,” katanya.

Wisata Pantai Tugu Laut, Pabean, Dringu, tidak hanya dikunjungi banyak warga biasa. Destinasi tersebut juga sering jadi jujukan rombongan siswa dari berbagai jenjang Pendidikan. Selain untuk liburan sambil refreshing, wisata tersebut dijadikan arena edukasi alias pendidikan bagi para siswa.

”Sebelum pandemi, banyak rombongan anak sekolah yang berkunjung. Kami ajak keliling kenalkan pohon mangrove, mengenalkan aktivitas tambak, manfaat air tawar dan air laut. Jadi, mereka ke sini dapat pengetahuan juga,” terangnya.

Sayang, dampak pandemi Covid-19 dan penerapan PPKM membuat objek wisata itu ditutup sementara waktu. Situasi tersebut berimbas pada perawatan Pantai Tugu.

Wajar, selama ini pemeliharaan wisata Tugu itu mengandalkan retribusi parkir dari pengunjung yang datang. Selama wisata ditutup, tidak banyak yang bisa dilakukan pengelola wisata untuk pemeliharaan. ”Iya, karena pandemi, aktivitas wisata ditutup sementara,” kata Mistari.

Jajaki CSR untuk Pengembangan

MESKI Pantai Tugu belum lama beroperasi, antusiasme wisatawan untuk datang terbilang tinggi. Kondisi itu pula yang membuat Pemerintah Desa Pabean begitu antusias mengembangkan potensi desa wisata yang sudah mereka dirikan.

Setahap demi setahap, upaya mempercantik destinasi tersebut dilakukan. Tahun ini sebuah anjungan berhasil dibangun. Meski sebenarnya masih cukup sederhana, ternyata anjungan itu diminati wisatawan. Menjadi spot foto atau selfie.

Baca Juga :  Liburan Tahun Baru, Obyek Wisata Air Hitam Diserbu Pengunjung

Pj Kepala Desa (Kades) Pabean Bibit mengatakan, Pantai Tugu merupakan destinasi wisata di desanya yang memiliki potensi besar. Karena itu, pihaknya berupaya agar destinasi tersebut menjadi pengungkit pengembangan ekonomi masyarakat sekitar. Paling tidak, masyarakat sekitar dapat mengelola dan berjualan di tempat wisata tersebut.

”Sejauh ini manfaatnya sudah dirasakan warga sekitar. Jika terus dikembangkan, manfaat ekonomi bagi masyarakat akan semakin dirasakan,” katanya kepada Jawa Pos Radar Bromo kemarin (1/10).

Karena itu, lanjut Bibit, dibutuhkan pembangunan yang serius untuk pengembangan destinasi wisata pantai tersebut. Hanya, di tengah pandemi Covid-19, pemerintah desa belum bisa berbuat banyak untuk melanjutkan pembangunan destinasi wisata tersebut.

Ke depan, Bibit dan pengelola wisata berupaya untuk mencari alternatif pendanaan lain. Salah satunya lewat corporate social responsibility (CSR) dari pihak ketiga untuk mengembangkan wisata Pantai Tugu. ”Harus ada peran dari pihak perusahaan melalui CSR supaya pengembangan wisata ini lebih maksimal. Karena di tengah pandemi Covid-19, sangat sulit mengandalkan anggaran alokasi dari desa,” ungkapnya.

SEKILAS TENTANG PANTAI TUGU

– Terletak di Desa Pabean, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo.

– Objek wisata ini dibangun pemerintah desa setempat lewat pendanaan dari APBDes.

Wahana yang tersedia saat ini:

– Wisata pantai

– Wahana permainan anak-anak

– Sejumlah spot selfie

– Wisata keliling hutan mangrove dan pantai

Dulu destinasi ini adalah kawasan pesisir yang kumuh dan kotor. Tak ada yang menjamahnya. Namun, berkat kerja keras segenap warga dan pemerintah desa, kini pantai tersebut menjadi desa wisata yang naik daun.

DEWI Pantai Tugu terletak di wilayah perbatasan Kabupaten Probolinggo dengan Kota Probolinggo. Dari jalan kabupaten Desa Pabean, Dringu, jaraknya hanya sekitar 500 meter ke arah utara.

Akses jalan tersebut juga sudah representatif. Dapat dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat. Masuk ke objek wisata juga tidak ribet. Pengunjung yang datang tidak ditarik retribusi masuk. Hanya dikenakan tarif parkir kendaraan yang dibawa.

Saat memasuki kawasan wisata tersebut, pengunjung bisa menikmati sejumlah wahana yang sudah disiapkan. Mulai wisata mangrove, pantai yang cukup indah, wisata perahu, dan sejumlah wahana permainan bagi anak-anak.

Sejatinya, objek wisata tersebut terbilang masih ”baru”. Mulai dikembangkan pada 2018 lalu. Pemerintah Desa Pabean bersama warga menyulap tepi laut yang dulunya kumuh, kotor, dan sepi menjadi potensi wisata Pantai Tugu.

Pengemasannya pun tidak asal-asalan. Kawasan wisata Pantai Tugu dibuat berbeda dengan wisata pantai lainnya. Salah satunya adalah keberadaan area permainan bagi anak-anak di kawasan pantai. Karena itu, destinasi tersebut sangat cocok bagi wisatawan yang datang bersama anak-anak. Mereka bisa mendapatkan hiburan dan kebahagian bermain di alam tepi laut.

”Selain pantai yang sudah ditata, ada juga wisata mangrove. Pengunjung juga bisa menikmati wisata perahu dengan tarif yang sudah ditentukan. Pengunjung akan diajak keliling ke tengah laut dengan menggunakan perahu mesin,” kata Mistari, 39, ketua RT 4, RW 5, Desa Pabean, yang menjadi pengelola Pantai Tugu.

Baca Juga :  Pertemuan Air Terjun, Gua, dan Pantai Pre-wedding di Widoro Pacitan

Aneka wahana yang sudah disajikan pengelola objek wisata itu bak magnet yang bisa menarik wisatawan. Mistari mengatakan, pengunjung kawasan wisata tersebut sudah terbilang lumayan.

Sejak pagi hingga sore hari, wisatawan datang silih berganti. Terutama saat Sabtu, Minggu, dan hari libur. ”Tapi, karena pandemi Covid-19, sementara sepi lagi,” katanya.

Wisata Pantai Tugu Laut, Pabean, Dringu, tidak hanya dikunjungi banyak warga biasa. Destinasi tersebut juga sering jadi jujukan rombongan siswa dari berbagai jenjang Pendidikan. Selain untuk liburan sambil refreshing, wisata tersebut dijadikan arena edukasi alias pendidikan bagi para siswa.

”Sebelum pandemi, banyak rombongan anak sekolah yang berkunjung. Kami ajak keliling kenalkan pohon mangrove, mengenalkan aktivitas tambak, manfaat air tawar dan air laut. Jadi, mereka ke sini dapat pengetahuan juga,” terangnya.

Sayang, dampak pandemi Covid-19 dan penerapan PPKM membuat objek wisata itu ditutup sementara waktu. Situasi tersebut berimbas pada perawatan Pantai Tugu.

Wajar, selama ini pemeliharaan wisata Tugu itu mengandalkan retribusi parkir dari pengunjung yang datang. Selama wisata ditutup, tidak banyak yang bisa dilakukan pengelola wisata untuk pemeliharaan. ”Iya, karena pandemi, aktivitas wisata ditutup sementara,” kata Mistari.

Jajaki CSR untuk Pengembangan

MESKI Pantai Tugu belum lama beroperasi, antusiasme wisatawan untuk datang terbilang tinggi. Kondisi itu pula yang membuat Pemerintah Desa Pabean begitu antusias mengembangkan potensi desa wisata yang sudah mereka dirikan.

Setahap demi setahap, upaya mempercantik destinasi tersebut dilakukan. Tahun ini sebuah anjungan berhasil dibangun. Meski sebenarnya masih cukup sederhana, ternyata anjungan itu diminati wisatawan. Menjadi spot foto atau selfie.

Baca Juga :  Liburan Tahun Baru, Obyek Wisata Air Hitam Diserbu Pengunjung

Pj Kepala Desa (Kades) Pabean Bibit mengatakan, Pantai Tugu merupakan destinasi wisata di desanya yang memiliki potensi besar. Karena itu, pihaknya berupaya agar destinasi tersebut menjadi pengungkit pengembangan ekonomi masyarakat sekitar. Paling tidak, masyarakat sekitar dapat mengelola dan berjualan di tempat wisata tersebut.

”Sejauh ini manfaatnya sudah dirasakan warga sekitar. Jika terus dikembangkan, manfaat ekonomi bagi masyarakat akan semakin dirasakan,” katanya kepada Jawa Pos Radar Bromo kemarin (1/10).

Karena itu, lanjut Bibit, dibutuhkan pembangunan yang serius untuk pengembangan destinasi wisata pantai tersebut. Hanya, di tengah pandemi Covid-19, pemerintah desa belum bisa berbuat banyak untuk melanjutkan pembangunan destinasi wisata tersebut.

Ke depan, Bibit dan pengelola wisata berupaya untuk mencari alternatif pendanaan lain. Salah satunya lewat corporate social responsibility (CSR) dari pihak ketiga untuk mengembangkan wisata Pantai Tugu. ”Harus ada peran dari pihak perusahaan melalui CSR supaya pengembangan wisata ini lebih maksimal. Karena di tengah pandemi Covid-19, sangat sulit mengandalkan anggaran alokasi dari desa,” ungkapnya.

SEKILAS TENTANG PANTAI TUGU

– Terletak di Desa Pabean, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo.

– Objek wisata ini dibangun pemerintah desa setempat lewat pendanaan dari APBDes.

Wahana yang tersedia saat ini:

– Wisata pantai

– Wahana permainan anak-anak

– Sejumlah spot selfie

– Wisata keliling hutan mangrove dan pantai

Terpopuler

Artikel Terbaru