26.6 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Akulturasi Budaya, Batik Bergaya Eropa Warnai Milan Fashiok Week

Label
anak bangsa berhasil memeriahkan perhelatan fashion bergengsi Milan

Fashion
Week (MFW) 2020/2021. Label Maquinn Couture, brand modest fashion Indonesia
tampil di Milan Fashion Week dengan menghadirkan busana alkulturasi budaya
Indonesia-Eropa bertajuk ‘Pilgrimage’.

Creative
Director Janice Pradipta Setyawan dan Benita Pradipta Setyawan membawa batik
Indonesia ke Eropa untuk menunjukkan pada fashionista internasional atas
mahakarya leluhur. Niatnya, menyelarasakan dua budaya dari dua benua dengan
tetap menjaga keasliannya.

“Agar
tercipta busana yang indah, kekayaan batik Indonesia harus seirama dengan
kekuatan

fashion
Eropa. Karenanya, kami memilih ‘Pilgrimage’ sebagai tema juga nyawa
busana-busana kami,” ungkap Janice dalam keterangan tertulis, Minggu (27/9).

Koleksi
ini diilustrasikan dalam gaya modern floral. Unsur floral mengadaptasi corak
batik yang gemar digunakan masyarakat Indonesia. Sementara unsur modern diambil
dari gaya busana khas Eropa.

Lewat
koleksi ‘Pilgrimage’, Maquinn Couture ingin menonjolkan sisi feminin yang
luwes, indah dan segar namun tetap kuat dan megah. Kain tenun sutera, tinta
emas, dan kulit asli pun dipilih sebagai bahan yang mendominasi koleksi ini
guna menghadirkan kesan tersebut.

Baca Juga :  Orang Tua Harus Kreatif Agar Anak Tak Bosan di Rumah

“Kami
pun ingin menunjukkan bahwa meskipun sarat akan tradisional Indonesia, nyatanya
batik mampu melebur dengan beragam budaya tanpa kehilangan jati dirinya,” tutur
mereka.

“Kain
batik kami diproduksi dengan mempertahankan cara tradisional. Mulai dari
penenunan kain sutera, penggambaran motif batik, hingga jadi kain batik yang
siap diolah, semua proses kami jaga keasliannya. Keunggulan batik bukan semata
pada coraknya, melainkan dari proses pembuatannya juga,” tambah mereka.

Selain
teknik lukis, batik pada koleksi ini diterapkan dengan mengkombinasikan teknik
embroidery (sulam) dan beading. Kedua teknik ini dipilih untuk menghadirkan kesan
tegas, elegan dan detail.

Desain
motif pada koleksi Pilgrimage salah satunya terinspirasi dari lukisan karya
Lucas Cranach the Elder pada tahun 1562 yang dibingkai dengan batik bunga
menjalar. Lukisan ini berlatar di sebuah taman, di mana seorang pria dan wanita
berdiri dekat pohon serta dikelilingi berbagai hewan dan tumbuhan.

Baca Juga :  Pentingnya Menyiapkan Dana Darurat di Tengah Masa Pandemi

Bagian
lain dari koleksi ‘Pilgrimage’ yang juga menarik perhatian adalah ornamen
busana dan aksesoris kepala yang mengadaptasi bentuk ranting. Pada setiap motif
batik dalam koleksi ini, emas menjadi warna yang paling banyak digunakan.
Selain memberi kesan mewah dan megah, kedua desainer kembar ini menyisipkan
mimpi mereka untuk batik Indonesia lewat warna emas.

“Eksistensi
batik kedepannya tidak bergantung pada legalitas yang dimiliki batik, melainkan
pada kebanggaan bangsa Indonesia menggunakan batik. Kami bermimpi, kelak batik
Indonesia meraih kemenangannya di dunia internasional dan menjadi kebanggaan
dunia,” tutup mereka.

Label
anak bangsa berhasil memeriahkan perhelatan fashion bergengsi Milan

Fashion
Week (MFW) 2020/2021. Label Maquinn Couture, brand modest fashion Indonesia
tampil di Milan Fashion Week dengan menghadirkan busana alkulturasi budaya
Indonesia-Eropa bertajuk ‘Pilgrimage’.

Creative
Director Janice Pradipta Setyawan dan Benita Pradipta Setyawan membawa batik
Indonesia ke Eropa untuk menunjukkan pada fashionista internasional atas
mahakarya leluhur. Niatnya, menyelarasakan dua budaya dari dua benua dengan
tetap menjaga keasliannya.

“Agar
tercipta busana yang indah, kekayaan batik Indonesia harus seirama dengan
kekuatan

fashion
Eropa. Karenanya, kami memilih ‘Pilgrimage’ sebagai tema juga nyawa
busana-busana kami,” ungkap Janice dalam keterangan tertulis, Minggu (27/9).

Koleksi
ini diilustrasikan dalam gaya modern floral. Unsur floral mengadaptasi corak
batik yang gemar digunakan masyarakat Indonesia. Sementara unsur modern diambil
dari gaya busana khas Eropa.

Lewat
koleksi ‘Pilgrimage’, Maquinn Couture ingin menonjolkan sisi feminin yang
luwes, indah dan segar namun tetap kuat dan megah. Kain tenun sutera, tinta
emas, dan kulit asli pun dipilih sebagai bahan yang mendominasi koleksi ini
guna menghadirkan kesan tersebut.

Baca Juga :  Orang Tua Harus Kreatif Agar Anak Tak Bosan di Rumah

“Kami
pun ingin menunjukkan bahwa meskipun sarat akan tradisional Indonesia, nyatanya
batik mampu melebur dengan beragam budaya tanpa kehilangan jati dirinya,” tutur
mereka.

“Kain
batik kami diproduksi dengan mempertahankan cara tradisional. Mulai dari
penenunan kain sutera, penggambaran motif batik, hingga jadi kain batik yang
siap diolah, semua proses kami jaga keasliannya. Keunggulan batik bukan semata
pada coraknya, melainkan dari proses pembuatannya juga,” tambah mereka.

Selain
teknik lukis, batik pada koleksi ini diterapkan dengan mengkombinasikan teknik
embroidery (sulam) dan beading. Kedua teknik ini dipilih untuk menghadirkan kesan
tegas, elegan dan detail.

Desain
motif pada koleksi Pilgrimage salah satunya terinspirasi dari lukisan karya
Lucas Cranach the Elder pada tahun 1562 yang dibingkai dengan batik bunga
menjalar. Lukisan ini berlatar di sebuah taman, di mana seorang pria dan wanita
berdiri dekat pohon serta dikelilingi berbagai hewan dan tumbuhan.

Baca Juga :  Pentingnya Menyiapkan Dana Darurat di Tengah Masa Pandemi

Bagian
lain dari koleksi ‘Pilgrimage’ yang juga menarik perhatian adalah ornamen
busana dan aksesoris kepala yang mengadaptasi bentuk ranting. Pada setiap motif
batik dalam koleksi ini, emas menjadi warna yang paling banyak digunakan.
Selain memberi kesan mewah dan megah, kedua desainer kembar ini menyisipkan
mimpi mereka untuk batik Indonesia lewat warna emas.

“Eksistensi
batik kedepannya tidak bergantung pada legalitas yang dimiliki batik, melainkan
pada kebanggaan bangsa Indonesia menggunakan batik. Kami bermimpi, kelak batik
Indonesia meraih kemenangannya di dunia internasional dan menjadi kebanggaan
dunia,” tutup mereka.

Terpopuler

Artikel Terbaru