33.5 C
Jakarta
Saturday, April 20, 2024

Rumput Eksotis Ranu Manduro Jadi Daya Tarik

NAMA Ranu
Manduro belakangan ini viral di media sosial (medsos). Bekas galian C (sirtu)
di Desa Manduro Manggung Gajah, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, itu
menjelma bak padang rumput eksotis di Selandia Baru. Hamparan rerumputan hijau
dihiasi bebatuan dan tebing alam dengan latar belakang Gunung Penanggungan.
Pemandangan itu mengundang banyak wisatawan, bahkan dari kalangan selebriti.

Meski pemilik lahan menutup akses dengan memasang plakat
larangan masuk kawasan pertambangan tanpa izin, minat wisatawan tidak surut.
Ranu Manduro berada sekitar 1 kilometer dari Jalan Raya Mojokerto–Pasuruan.
Sejak videonya viral akhir pekan ini, sabana itu makin ramai dikunjungi. Pada
hari libur kemarin (1/3), alam dengan background Gunung Penanggungan itu dikunjungi
lebih dari 5.000 orang. Warga sekitar pun ketiban berkah. Ada yang membuka
lahan parkir dadakan dan berjualan.

Baca Juga :  Cara Sederhana Hemat Listrik

Pantauan Jawa Pos Radar Mojokerto (Grup Kalteng Pos),
antrean panjang kendaraan mengular sampai 1 kilometer. Selain warga lokal,
sebagian pengunjung berasal dari luar Mojokerto. Mereka berjubel di pintu
keluar dan masuk hingga area lokasi sabana. Ya, dalam sekejap, objek destinasi
baru itu memang langsung menjadi buruan wisatawan dan traveler dari berbagai
daerah.

Beberapa figur publik turut mendatangi area yang dulunya
seperti danau buatan itu. Salah satunya penyanyi Via Vallen. Sabtu lalu dia
datang bersama sang adik mengendarai motor. Video kunjungannya ke Ranu Manduro
dia posting di laman Instagram pribadinya.

Kades Manduro Manggung Gajah Eka Dwi Firmansyah menyatakan
sempat berencana menyulap Ranu Manduro menjadi destinasi wisata komersial. Dia
ingin membangun infrastruktur pendukung agar wisatawan semakin betah menikmati
pesona alam. Misalnya, pendapa, musala, tempat parkir, hingga food court. Di
sana ada 9 hektare tanah kas desa (TKD) yang akan dimanfaatkan untuk
mengembangkan ekonomi warga sekitar. Bahkan, pemdes siap menyediakan mobil
tangki untuk menyiram rumput selama musim kemarau agar keasriannya terjaga.

Baca Juga :  Pemilihan Ketua OSIM Penentu Keberhasilan Madrasah

”Jika nanti disetujui pemilik lahan, akan dikelola sebagai
wisata oleh BUMDes (badan usaha milik desa) untuk menambah PAD,” harapnya.(net)

NAMA Ranu
Manduro belakangan ini viral di media sosial (medsos). Bekas galian C (sirtu)
di Desa Manduro Manggung Gajah, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, itu
menjelma bak padang rumput eksotis di Selandia Baru. Hamparan rerumputan hijau
dihiasi bebatuan dan tebing alam dengan latar belakang Gunung Penanggungan.
Pemandangan itu mengundang banyak wisatawan, bahkan dari kalangan selebriti.

Meski pemilik lahan menutup akses dengan memasang plakat
larangan masuk kawasan pertambangan tanpa izin, minat wisatawan tidak surut.
Ranu Manduro berada sekitar 1 kilometer dari Jalan Raya Mojokerto–Pasuruan.
Sejak videonya viral akhir pekan ini, sabana itu makin ramai dikunjungi. Pada
hari libur kemarin (1/3), alam dengan background Gunung Penanggungan itu dikunjungi
lebih dari 5.000 orang. Warga sekitar pun ketiban berkah. Ada yang membuka
lahan parkir dadakan dan berjualan.

Baca Juga :  Cara Sederhana Hemat Listrik

Pantauan Jawa Pos Radar Mojokerto (Grup Kalteng Pos),
antrean panjang kendaraan mengular sampai 1 kilometer. Selain warga lokal,
sebagian pengunjung berasal dari luar Mojokerto. Mereka berjubel di pintu
keluar dan masuk hingga area lokasi sabana. Ya, dalam sekejap, objek destinasi
baru itu memang langsung menjadi buruan wisatawan dan traveler dari berbagai
daerah.

Beberapa figur publik turut mendatangi area yang dulunya
seperti danau buatan itu. Salah satunya penyanyi Via Vallen. Sabtu lalu dia
datang bersama sang adik mengendarai motor. Video kunjungannya ke Ranu Manduro
dia posting di laman Instagram pribadinya.

Kades Manduro Manggung Gajah Eka Dwi Firmansyah menyatakan
sempat berencana menyulap Ranu Manduro menjadi destinasi wisata komersial. Dia
ingin membangun infrastruktur pendukung agar wisatawan semakin betah menikmati
pesona alam. Misalnya, pendapa, musala, tempat parkir, hingga food court. Di
sana ada 9 hektare tanah kas desa (TKD) yang akan dimanfaatkan untuk
mengembangkan ekonomi warga sekitar. Bahkan, pemdes siap menyediakan mobil
tangki untuk menyiram rumput selama musim kemarau agar keasriannya terjaga.

Baca Juga :  Pemilihan Ketua OSIM Penentu Keberhasilan Madrasah

”Jika nanti disetujui pemilik lahan, akan dikelola sebagai
wisata oleh BUMDes (badan usaha milik desa) untuk menambah PAD,” harapnya.(net)

Terpopuler

Artikel Terbaru