26.9 C
Jakarta
Sunday, September 22, 2024

Pada Beberapa Kasus, Kadang Ejakulasi Bisa Terjadi tanpa Orgasme

Pemahaman tentang ejakulasi harus didapatkan secara mendalam karena berkaitan dengan kesehatan seksual seseorang. Ejakulasi menjadi salah satu proses penting dalam kehidupan seksual pria yang ditandai dengan adanya cairan sperma yang keluar dari penis.

Banyak yang bertanya, apakah ejakulasi memang harus dilakukan secara rutin setiap hari atau minggunya?

Sebagaimana dilansir dari Halodoc, Selasa (27/8), ejakulasi adalah keluarnya air mani atau sperma dari penis setelah orgasme atau berhubungan seksual. Namun, pada beberapa kasus, kadang ejakulasi juga bisa terjadi tanpa orgasme.

Sebab saat gairah seksual pria sedang meningkat, sistem saraf akan memberikan perintah pada sistem reproduksi agar mengeluarkan air mani dari penis. Ejakulasi dimulai saat seseorang mulai memproduksi sperma, yaitu ketika mas pubertas.

Pubertas biasanya terjadi pada usia 10-12 tahun, tapi setiap orang bisa saja mengalami pubertas di luar usia tersebut. Proses ini dimulai pertama kali ketika mimpi basah atau setelah melakukan masturbasi.

Bagaimana Ejakulasi Bisa Terjadi?

Pria akan mengalami ejakulasi ketika ada rangsangan yang membuatnya bergairah. Contohnya, ketika berada di situasi yang memang merangsangnya secara fisik, melihat orang atau gambar, hingga memikirkan sesuatu yang dapat meningkatkan gairah seksnya.

Hal tersebut akan memicu respons fisiologis tubuh, sehingga terjadinya pelebaran pembuluh darah pada jaringan penis. Kondisi ini membuat penis membesar dan memanjang.

Baca Juga :  Pesta untuk Mu

Pembuluh darah vena yang ada pada penis akan tertekan, sehingga darah mengumpul di penis. Peristiwa ini disebut sebagai ereksi.

Namun, jika kamu mengalami ereksi tanpa adanya rangsangan seksual, bisa jadi mengalami kondisi tertentu. Penis yang sedang ereksi dapat mencapai titik orgasmenya melalui aktivitas seksual atau masturbasi.

Saat orgasme, air mani akan mengalir ke uretra lalu dikeluarkan lewat penis yang didorong oleh kontraksi otot-otot penis. Alhasil, terjadilah ejakulasi.

Selama berhubungan seks, normal terjadinya ejakulasi adalah sekitar 5-10 menit. Jika kurang dari waktu tersebut, bisa jadi kamu mengidap masalah tertentu.

Seberapa Sering Pria Harus Ejakulasi?

Tidak ada kepastian seberapa sering kamu harus ejakulasi dalam sehari, sebulan, hingga setahun. Namun, pria yang berusia 18-30 tahun cenderung lebih sering mengalami ejakulasi. Sementara itu, pada usia di atas 50 tahun, frekuensinya akan menurun.

Beberapa penelitian juga menunjukkan adanya manfaat yang didapatkan setelah ejakulasi. Salah satunya, mengurangi risiko terjadinya kanker prostat.

Akan tetapi, sejauh ini, belum ada penelitian yang membuktikan bahwa “tidak ejakulasi” bisa menyebabkan masalah kesehatan tertentu. Namun, beberapa orang bisa saja mengalami gangguan saat ejakulasi. Ini beberapa kondisi yang sering terjadi:

  1. Ejakulasi dini

Ejakulasi dini adalah keluarnya cairan sperma dari penis kurang dari 1 menit, bahkan terjadi sebelum orgasme dimulai. Gangguan ini biasanya disebabkan oleh beberapa kondisi, seperti adanya masalah pada prostat, tiroid, hingga penggunaan narkoba.

Baca Juga :  Resmi! Usia Legal Berhubungan Seks 16 Tahun

Masalah psikologis juga turut serta menyebabkan ejakulasi dini. Contohnya, depresi, masalah hubungan dengan pasangan, tertekan, atau cemas. Tapi, kamu tidak perlu khawatir, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengobati gangguan ini.

  1. Ejakulasi tertunda

Delayed ejaculation atau ejakulasi tertunda adalah kondisi ketika pria memerlukan rangsangan seksual lebih lama untuk mencapai ejakulasi, bahkan ada yang tidak bisa ejakulasi sama sekali. Penyebabnya bisa saja karena adanya masalah fisik dan psikis pria.

Masalah fisik bisa meliputi diabetes, cedera sumsum tulang belakang, sklerosis ganda, lanjut usia, hingga operasi kandung kemih serta prostat. Sedangkan masalah psikis bisa seperti depresi, stres, dan ketidakharmonisan dengan pasangan.

  1. Ejakulasi retrograde

Meskipun gangguan ejakulasi ini jarang terjadi, tapi kamu harus tetap mengenalinya. Gangguan ini terjadi ketika air mani tidak keluar dari penis, justru masuk ke kandung kemih.

Namun, pria dengan ejakulasi retrograde tetap bisa merasakan sensasi orgasme. Ejakulasi ini terjadi karena leher kandung kemih tidak bisa menutup dengan sempurna. Akibatnya, air mani masuk ke kandung kemih.

Penyebabnya bisa saja karena adanya kerusakan pada otot atau saraf sekitarnya sehingga tidak mampu menutup leher kandung kemih dengan rapat.(jpc)

Pemahaman tentang ejakulasi harus didapatkan secara mendalam karena berkaitan dengan kesehatan seksual seseorang. Ejakulasi menjadi salah satu proses penting dalam kehidupan seksual pria yang ditandai dengan adanya cairan sperma yang keluar dari penis.

Banyak yang bertanya, apakah ejakulasi memang harus dilakukan secara rutin setiap hari atau minggunya?

Sebagaimana dilansir dari Halodoc, Selasa (27/8), ejakulasi adalah keluarnya air mani atau sperma dari penis setelah orgasme atau berhubungan seksual. Namun, pada beberapa kasus, kadang ejakulasi juga bisa terjadi tanpa orgasme.

Sebab saat gairah seksual pria sedang meningkat, sistem saraf akan memberikan perintah pada sistem reproduksi agar mengeluarkan air mani dari penis. Ejakulasi dimulai saat seseorang mulai memproduksi sperma, yaitu ketika mas pubertas.

Pubertas biasanya terjadi pada usia 10-12 tahun, tapi setiap orang bisa saja mengalami pubertas di luar usia tersebut. Proses ini dimulai pertama kali ketika mimpi basah atau setelah melakukan masturbasi.

Bagaimana Ejakulasi Bisa Terjadi?

Pria akan mengalami ejakulasi ketika ada rangsangan yang membuatnya bergairah. Contohnya, ketika berada di situasi yang memang merangsangnya secara fisik, melihat orang atau gambar, hingga memikirkan sesuatu yang dapat meningkatkan gairah seksnya.

Hal tersebut akan memicu respons fisiologis tubuh, sehingga terjadinya pelebaran pembuluh darah pada jaringan penis. Kondisi ini membuat penis membesar dan memanjang.

Baca Juga :  Pesta untuk Mu

Pembuluh darah vena yang ada pada penis akan tertekan, sehingga darah mengumpul di penis. Peristiwa ini disebut sebagai ereksi.

Namun, jika kamu mengalami ereksi tanpa adanya rangsangan seksual, bisa jadi mengalami kondisi tertentu. Penis yang sedang ereksi dapat mencapai titik orgasmenya melalui aktivitas seksual atau masturbasi.

Saat orgasme, air mani akan mengalir ke uretra lalu dikeluarkan lewat penis yang didorong oleh kontraksi otot-otot penis. Alhasil, terjadilah ejakulasi.

Selama berhubungan seks, normal terjadinya ejakulasi adalah sekitar 5-10 menit. Jika kurang dari waktu tersebut, bisa jadi kamu mengidap masalah tertentu.

Seberapa Sering Pria Harus Ejakulasi?

Tidak ada kepastian seberapa sering kamu harus ejakulasi dalam sehari, sebulan, hingga setahun. Namun, pria yang berusia 18-30 tahun cenderung lebih sering mengalami ejakulasi. Sementara itu, pada usia di atas 50 tahun, frekuensinya akan menurun.

Beberapa penelitian juga menunjukkan adanya manfaat yang didapatkan setelah ejakulasi. Salah satunya, mengurangi risiko terjadinya kanker prostat.

Akan tetapi, sejauh ini, belum ada penelitian yang membuktikan bahwa “tidak ejakulasi” bisa menyebabkan masalah kesehatan tertentu. Namun, beberapa orang bisa saja mengalami gangguan saat ejakulasi. Ini beberapa kondisi yang sering terjadi:

  1. Ejakulasi dini

Ejakulasi dini adalah keluarnya cairan sperma dari penis kurang dari 1 menit, bahkan terjadi sebelum orgasme dimulai. Gangguan ini biasanya disebabkan oleh beberapa kondisi, seperti adanya masalah pada prostat, tiroid, hingga penggunaan narkoba.

Baca Juga :  Resmi! Usia Legal Berhubungan Seks 16 Tahun

Masalah psikologis juga turut serta menyebabkan ejakulasi dini. Contohnya, depresi, masalah hubungan dengan pasangan, tertekan, atau cemas. Tapi, kamu tidak perlu khawatir, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengobati gangguan ini.

  1. Ejakulasi tertunda

Delayed ejaculation atau ejakulasi tertunda adalah kondisi ketika pria memerlukan rangsangan seksual lebih lama untuk mencapai ejakulasi, bahkan ada yang tidak bisa ejakulasi sama sekali. Penyebabnya bisa saja karena adanya masalah fisik dan psikis pria.

Masalah fisik bisa meliputi diabetes, cedera sumsum tulang belakang, sklerosis ganda, lanjut usia, hingga operasi kandung kemih serta prostat. Sedangkan masalah psikis bisa seperti depresi, stres, dan ketidakharmonisan dengan pasangan.

  1. Ejakulasi retrograde

Meskipun gangguan ejakulasi ini jarang terjadi, tapi kamu harus tetap mengenalinya. Gangguan ini terjadi ketika air mani tidak keluar dari penis, justru masuk ke kandung kemih.

Namun, pria dengan ejakulasi retrograde tetap bisa merasakan sensasi orgasme. Ejakulasi ini terjadi karena leher kandung kemih tidak bisa menutup dengan sempurna. Akibatnya, air mani masuk ke kandung kemih.

Penyebabnya bisa saja karena adanya kerusakan pada otot atau saraf sekitarnya sehingga tidak mampu menutup leher kandung kemih dengan rapat.(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru