28.7 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar

PENDIDIKAN dan industri berbasis digital tak lagi bisa dipisahkan. Hubungan keduanya sangat erat. Bak air dan ikan. Tantangan dunia pendidikan masa kini adalah menyelaraskan apa yang ada di ruang kelas, di laboratorium sekolah dan kampus, praktikum, serta kurikulum pendidikan dengan gelombang industri.

Pendidikan yang relevan dengan zaman, napasnya harus tersusun seiring dan mengiringi perubahan serta industri digital. Seperti rel kereta api harus selaras dan simetris. ”Stasiun” dari lulusan adalah skill yang mumpuni sesuai bidangnya, karakter yang kuat, dan kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan yang cepat berubah-ubah, tidak menentu, sangat kompleks, dan ambigu yang disebut VUCA (volatility, uncertainty, complexity and ambiguity).

Merdeka Belajar yang dimaksud adalah sumber belajar, waktu belajar, dan tempat menempa diri serta ”guru” atau sumber belajar tidaklah statis dalam ruangan atau di kelas yang sempit. Tapi dalam ruang luas hampir tanpa sekat fisik.

Istilahnya: ”anak didik yang harus pintar dan juara renang tak harus latihan melulu di kolam renang yang sempit”. Karena tantangan hidup seperti di lautan lepas, bukan sekadar di kolam yang airnya tenang. Merdeka Belajar di mana saja.

Di era ini, pendidikan seperti itu mulai menjadi perhatian. Penyusunan rencana belajar dilakukan. Termasuk penyediaan tenaga pendidik khusus, penilaian skala, hingga ujian tiap tahap untuk mengukur kompetensi. Di era ini pula perkembangan sistem pendidikan cukup pesat.

Baca Juga :  Antara Rodi dan Rehabilitasi di Rumah Bupati

Industri sekarang serba terotomasi, bersama dengan kecanggihan aplikasi atau sistem digital. Pemanfaatan teknologi semakin kentara. Industri semakin mengandalkan sistem berbasis digital.

Masyarakat luas mengutamakan self value. Pola pendidikan juga mengalami perubahan sangat cepat (unprecedented changes in education system).

Sistem pendidikan menjadi berbasis digital. Tuntutan untuk memiliki kompetensi menjadi sangat besar. Kompetensi akan menjadi modal untuk bersaing di dunia kerja atau industri.

Penggunaan perangkat saling terhubung dan memiliki kecerdasan buatan makin mudah ditemui. Teknologi yang digunakan dikaitkan dengan cyber physical system atau sistem yang menggabungkan dunia maya dengan dunia fisik dalam menyelesaikan berbagai permasalahan. Teknologi ini sangat memudahkan tugas dan kerja manusia.

Sistem pendidikan di era revolusi industri 4.0 juga berubah. Pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan. Tenaga pendidik hanya berperan sebagai mentor. Metode teaching berubah menjadi learning. Bisa jadi, guru hanya sebagai pengantar, lalu siswa dapat mencari pemahaman melalui berbagai literasi yang didapat dari internet.

Kemampuan siswa juga tidak bisa dipandang sama. Mereka memiliki dan bisa mengoptimalkan potensi masing-masing. Kecanggihan teknologi mampu membantu dan memudahkan mereka dalam mengoptimalkan kompetensi itu.

Perubahan secara bertahap dan sangat cepat tersebut merupakan realitas yang tidak bisa ditentang. Semua elemen harus menghadapi. Karena itu, yang dibutuhkan saat ini adalah kecepatan dan ketepatan dalam menyesuaikan keadaan. Permasalahannya, belum semua mampu mengikuti perubahan dan perkembangan tersebut.

Baca Juga :  Puasa, Sedekah, dan Bahagia

Pemerintah sudah menerapkan program dalam menyikapi perubahan itu. Program Merdeka Belajar merupakan konsep yang memberikan kebebasan kepada siswa maupun mahasiswa untuk belajar dan memahami sesuai kompetensi atau minat di bidangnya. Keahlian kompetensi merupakan modal dalam mewujudkan sumber daya manusia (SDM) unggulan dan berkualitas.

Setidaknya ada lima kompetensi yang sangat dibutuhkan. Yakni kompetensi untuk memotivasi, memperkirakan masalah di masa depan, mengikuti perkembangan zaman, menguasai teknologi komersial, serta inovasi dan kreativitas. Kompetensi yang didapat dari sistem pendidikan Merdeka Belajar akan menghasilkan soft skill. Di era sekarang, soft skill merupakan faktor kontribusi keberhasilan dunia kerja paling tinggi.

Program Merdeka Belajar merupakan pintu masuk untuk membentuk SDM yang berdaya saing dan berkarakter. Sistem ini akan mendorong terciptanya SDM peka terhadap perubahan, mampu memanfaatkan peluang, serta kreatif dan inovatif dalam melihat lingkungan di sekitarnya. Program ini juga akan membekali generasi bangsa dalam menghadapi tantangan di masa mendatang.

Pada Hari Pendidikan Nasional 2023 ini, saatnya kita bersama menguatkan diri dan ”Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar”. (*)

 

*) KHOFIFAH INDAR PARAWANSA, Gubernur Jawa Timur

PENDIDIKAN dan industri berbasis digital tak lagi bisa dipisahkan. Hubungan keduanya sangat erat. Bak air dan ikan. Tantangan dunia pendidikan masa kini adalah menyelaraskan apa yang ada di ruang kelas, di laboratorium sekolah dan kampus, praktikum, serta kurikulum pendidikan dengan gelombang industri.

Pendidikan yang relevan dengan zaman, napasnya harus tersusun seiring dan mengiringi perubahan serta industri digital. Seperti rel kereta api harus selaras dan simetris. ”Stasiun” dari lulusan adalah skill yang mumpuni sesuai bidangnya, karakter yang kuat, dan kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan yang cepat berubah-ubah, tidak menentu, sangat kompleks, dan ambigu yang disebut VUCA (volatility, uncertainty, complexity and ambiguity).

Merdeka Belajar yang dimaksud adalah sumber belajar, waktu belajar, dan tempat menempa diri serta ”guru” atau sumber belajar tidaklah statis dalam ruangan atau di kelas yang sempit. Tapi dalam ruang luas hampir tanpa sekat fisik.

Istilahnya: ”anak didik yang harus pintar dan juara renang tak harus latihan melulu di kolam renang yang sempit”. Karena tantangan hidup seperti di lautan lepas, bukan sekadar di kolam yang airnya tenang. Merdeka Belajar di mana saja.

Di era ini, pendidikan seperti itu mulai menjadi perhatian. Penyusunan rencana belajar dilakukan. Termasuk penyediaan tenaga pendidik khusus, penilaian skala, hingga ujian tiap tahap untuk mengukur kompetensi. Di era ini pula perkembangan sistem pendidikan cukup pesat.

Baca Juga :  Antara Rodi dan Rehabilitasi di Rumah Bupati

Industri sekarang serba terotomasi, bersama dengan kecanggihan aplikasi atau sistem digital. Pemanfaatan teknologi semakin kentara. Industri semakin mengandalkan sistem berbasis digital.

Masyarakat luas mengutamakan self value. Pola pendidikan juga mengalami perubahan sangat cepat (unprecedented changes in education system).

Sistem pendidikan menjadi berbasis digital. Tuntutan untuk memiliki kompetensi menjadi sangat besar. Kompetensi akan menjadi modal untuk bersaing di dunia kerja atau industri.

Penggunaan perangkat saling terhubung dan memiliki kecerdasan buatan makin mudah ditemui. Teknologi yang digunakan dikaitkan dengan cyber physical system atau sistem yang menggabungkan dunia maya dengan dunia fisik dalam menyelesaikan berbagai permasalahan. Teknologi ini sangat memudahkan tugas dan kerja manusia.

Sistem pendidikan di era revolusi industri 4.0 juga berubah. Pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan. Tenaga pendidik hanya berperan sebagai mentor. Metode teaching berubah menjadi learning. Bisa jadi, guru hanya sebagai pengantar, lalu siswa dapat mencari pemahaman melalui berbagai literasi yang didapat dari internet.

Kemampuan siswa juga tidak bisa dipandang sama. Mereka memiliki dan bisa mengoptimalkan potensi masing-masing. Kecanggihan teknologi mampu membantu dan memudahkan mereka dalam mengoptimalkan kompetensi itu.

Perubahan secara bertahap dan sangat cepat tersebut merupakan realitas yang tidak bisa ditentang. Semua elemen harus menghadapi. Karena itu, yang dibutuhkan saat ini adalah kecepatan dan ketepatan dalam menyesuaikan keadaan. Permasalahannya, belum semua mampu mengikuti perubahan dan perkembangan tersebut.

Baca Juga :  Puasa, Sedekah, dan Bahagia

Pemerintah sudah menerapkan program dalam menyikapi perubahan itu. Program Merdeka Belajar merupakan konsep yang memberikan kebebasan kepada siswa maupun mahasiswa untuk belajar dan memahami sesuai kompetensi atau minat di bidangnya. Keahlian kompetensi merupakan modal dalam mewujudkan sumber daya manusia (SDM) unggulan dan berkualitas.

Setidaknya ada lima kompetensi yang sangat dibutuhkan. Yakni kompetensi untuk memotivasi, memperkirakan masalah di masa depan, mengikuti perkembangan zaman, menguasai teknologi komersial, serta inovasi dan kreativitas. Kompetensi yang didapat dari sistem pendidikan Merdeka Belajar akan menghasilkan soft skill. Di era sekarang, soft skill merupakan faktor kontribusi keberhasilan dunia kerja paling tinggi.

Program Merdeka Belajar merupakan pintu masuk untuk membentuk SDM yang berdaya saing dan berkarakter. Sistem ini akan mendorong terciptanya SDM peka terhadap perubahan, mampu memanfaatkan peluang, serta kreatif dan inovatif dalam melihat lingkungan di sekitarnya. Program ini juga akan membekali generasi bangsa dalam menghadapi tantangan di masa mendatang.

Pada Hari Pendidikan Nasional 2023 ini, saatnya kita bersama menguatkan diri dan ”Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar”. (*)

 

*) KHOFIFAH INDAR PARAWANSA, Gubernur Jawa Timur

Terpopuler

Artikel Terbaru