Pertemuan tokoh-tokoh
suku Dayak yang tinggal di tanah Borneo, termasuk dari Malaysia, kembali
digelar di Desa Tumbang Anoi. Reuni tersebut dalam rangka mengenang kembali atau
menapaktilasi sejarah penting bagi suku Dayak Kalimantan yang terjadi ratusan
tahun silam.
ANNISA
B WAHDAH, Palangka
Raya
TAHUN ini Kalteng kembali melaksanakan Tapak Tilas
Tumbang Anoi. Kegiatan itu dilaksanakan untuk memperingati perjanjian
perdamaian di Tumbang Anoi pada tahun 1894 silam. Ketua Dewan Adat Dayak (DAD)
Kalteng Agustiar Sabran melepas peserta di Betang Hapakat, Palangka Raya, Minggu
(21/7).
Diungkapkan Agustiar, tapak
tilas ini berguna untuk memperkuat kembali semangat persatuan masyarakat suku
Dayak di Kalimantan. Pasalnya, Tumbang Anoi merupakan cikal bakal persatuan
serta persamaan pandangan masyarakat Dayak.
รขโฌลPerdamaian Tumbang
Anoi merupakan sesuatu yang bersejarah di Kalimantan, khususnya bagi masyarakat
suku Dayak,รขโฌย katanya saat diwawancarai usai pelepasan, kemarin.
Dijelaskannya, hal ini
dilakukan untuk mengingatkan generasi kini suku Dayak agar tidak melupakan
sejarah. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Tumbang Anoi, Kecamatan Damang Batu,
Kabupaten Gunung Mas (Gumas) pada 22-24 Juli ini.
รขโฌลNantinya juga
dilaksanakan seminar internasional sekaligus membahas hal-hal penting, terutama
menjawab kebutuhan suku Dayak dengan menyesuaikan kondisi saat ini,รขโฌย jelasnya.
Menurutnya, tujuan dari
tapak tilas ini, selain memperkuat persatuan, tapi juga untuk mempersiapkan
diri menghadapi perkembangan ke depan. Lebih lanjut dikatakannya, masyarakat suku
Dayak harus bisa bergabung dalam pembangunan daerah ini.
Sementara itu, Ketua
Panitia Seminar Internasional Tapak Tilas Tumbang Anoi, Dagut H Djunas
mengatakan, kegiatan ini akan diikuti sekitar 2.000 perserta yang datang dari
berbagai daerah. Kabupaten/kota se-Kalteng pun akan mengirim utusannya untuk menghadiri
kegiatan ini.
รขโฌลDahulu saat perjanjian
damai Tumbang Anoi dilaksanakan, dihadiri oleh utusan daerah lain yang masih
tergabung dalam Borneo, termasuk Malaysia yang masih satu kesatuan dengan
Kalimantan,รขโฌย katanya.
Untuk itu, tapak tilas
yang dilakukan ini akan dihadiri utusan dari Kalimantan Barat (Kalbar),
Kalimantan Timur (Kaltim), Kalimantan Selatan (Kalsel), dan Kalimantan Utara
(Kaltara). Seminar internasional yang digelar nanti akan membahas bagaimana Dayak
bersikap menghadapi perkembangan zaman ke depan.
รขโฌลSalah satunya yakni masyarakat lokal harus menjadi
tuan di rumah sendiri. Dalam artian, semua hak warga Dayak harus dipenuhi demi
meningkatkan kesejahteraan,รขโฌย pungkasnya. (*/ce/ala)